Proyek MRT Cikarang-Balaraja Butuh Rp 160 Triliun, Inggris dan Eropa Minat Biayai

PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan, Inggris dan Eropa sudah menyampaikan minat untuk ikut mendanai proyek MRT Jakarta Fase 3 Timur-Barat, atau East-West Line rute Cikarang-Balaraja

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 05 Apr 2023, 17:00 WIB
PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan, Inggris dan Eropa sudah menyampaikan minat untuk ikut mendanai proyek MRT Jakarta Fase 3 Timur-Barat, atau East-West Line rute Cikarang-Balaraja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan, Inggris dan Eropa sudah menyampaikan minat untuk ikut mendanai proyek MRT Jakarta Fase 3 Timur-Barat, atau East-West Line rute Cikarang-Balaraja, khususnya di area Jawa Barat.

Sebelumnya, Japan International Cooperation Agency (JICA) telah memberikan dukungan teknis untuk proyek Fase 3 di wilayah Jakarta, dari Medan Satria hingga Kembangan.

Inggris melalui United Kingdom Export Finance juga telah mengirimkan keberminatan, atau expression of interest (EOI) mendanai proyek sebesar USD 1,2 miliar, atau Rp 19,3 triliun.

Menurut perkiraan awal, proyek sepanjang 84,1 km tersebut butuh pembiayaan hingga Rp 160 triliun. Selain Inggris, Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, Eropa juga tertarik untuk ikut masuk membiayai proyek MRT Jakarta Cikarang-Balaraja.

"Kami kemarin roadshow ke UK dan Eropa dalam rangka menggali financing dari sumber lain. Karena timur-barat dari Cikarang sampai Balaraja, Jawa Barat ke Banten," ujar Tuhiyat di Travoy Hub TMII, Jakarta, Rabu (5/4/2023).

"Itu kami tawarkan ke Jawa Barat (MRT Cikarang-Balaraja), tentunya via Kementerian Perhubungan yang akan menentukan nanti. Kementerian Perhubungan kami persilakan. Nanti ada beberapa sumber antara lain dari UK Export Finance, EIB (European Investment Bank), Eropa, itu kami serahkan kepada Kementerian Perhubungan," ungkapnya.

 


Investasi Masih Bisa Bertambah

Aktivitas pembongkaran aspal yang menutup jalur trem pada masa kolonial Belanda di lokasi proyek MRT Jakarta fase 2 di kawasan Jalan Gajah Mada, Jakarta, Rabu (9/11/2022). Rel Trem Kembali ditemukan pada proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Glodok-Kota, seberang Mall Gajah Mada. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terkait kebutuhan biaya Rp 160 triliun, Tuhiyat bilang itu masih bisa bertambah. Angka resminya nanti akan keluar jika sudah dilakukan basic engineering design (BED).

"Saat ini kita BED-nya phase 1 stage 1, Medan Satria-Tomang itu sudah hampir selesai di DJKA (Kementerian Perhubungan). Nanti akan diserahkan," imbuh dia.

Untuk menampung pemasukan dana, proyek MRT Jakarta Cikarang-Balaraja bakal melalui skema lelang internasional, atau International Competitive Bidding (ICB). "Yang penting kita sekarang fokus di area Jakartanya, sudah scheme dengan Jepang. Saya fokus ke area Jakarta dulu. Di luar Jakarta kendalinya di Kementerian Perhubungan," sebutnya.

 


Financial Close 2024

Terowongan bawah tanah yang akan menjadi akses MRT pada pembangunan proyek MRT Fase 2 di Monas, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Jarak antarstasiun sekitar 0,6-1 kilometer dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (CBTC) dan sistem operasi otomatis tingkat 2. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tuhiyat mengutarakan, financial close untuk proyek MRT Jakarta Fase 3 target dilakukan 2024. Setelahnya, proses penawaran atau bidding baru akan dilakukan setahun setelahnya, atau 2025.

"Groundbreaking Fase 3 ditandai dengan financial close, bukan groundbreaking konstruksi. Bila sudah oke, yang phase 1 stage 1, kita punya waktu 1 tahun untuk ICB. Fase 3 tahap awal financial close tahun depan," tuturnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya