Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) resmi tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai hari ini, Rabu 5 April 2023.
Dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), Arsy Buana Travelindomenawarkan sebanyak 687.100.000 saham atau 29,998 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Pada aksi tersebut, perseroan berhasil meraih dana sebesar Rp 96,194 miliar.
Advertisement
Selama masa penawaran umum, berdasarkan sistem e-IPO, Perseroan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 33,14 kali. Jumlah pemesan saham HAJJ adalah sebanyak 15.717 pihak yang tersebar dari 34 provinsi di Indonesia dan dari 5 mancanegara.
Para pemesan didominasi oleh investor individu sebanyak 15.709 pihak sedangkan sisanya sebanyak 8 investor institusi. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kondisi Perseroan. Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Surya Fajar Sekuritas.
Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang menerangkan, kesuksesan IPO HAJJ didukung oleh prospek bisnis yang cerah. Adanya kelebihan permintaan pada saat penawaran umum juga cerminan bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi Perseroan, serta keyakinan atas potensi pertumbuhan bisnis pada masa mendatang.
“Adanya oversubscribed menunjukkan keyakinan investor terhadap potensi pasar yang besar, apalagi saat ini perseroan merupakan perusahaan penyedia akomodasi perjalanan wisata tercatat pertama di IDX yang memiliki fokus bisnis pada penyediaan akomodasi untuk perjalanan umrah,” ungkap Steffen dalam keterangan resmi, Rabu (5/4/2023).
Prospek Kinerja
Direktur Utama PT Arsy Buana Travelindo Tbk, Saipul Bahri mengatakan, IPO HAJJ akan memperkuat dan memperluas jangkauan PT Arsy Buana Travelindo Tbk dengan meningkatkan investasi pada penyediaan akomodasi yang lebih variatif dengan harga kompetitif.
"Kami berharap dapat membesarkan bisnis size HAJJ di industri ini, sebagai service provider penyelenggara perjalanan umrah. Harapan utamanya juga karena kami ini merupakan perusahaan yang perdana listing di Bursa Efek Indonesia dapat menjadi benchmark bagi industri ini dan dapat menjadi alternatif para investor untuk berinvestasi di saham ini,” terang Saipul.
Sebagai informasi, pemerintah Arab Saudi sebagai pemangku kewenangan kegiatan ibadah umrah, juga terus memberikan dukungan agar jumlah jamaah yang berangkat untuk menjalankan ibadah terus meningkat dengan mudahnya persyaratan administrasi, fasilitas, dan infrastruktur.
Hal ini sejalan dengan visi dari PT Arsy Buana Travelindo Tbk untuk menjadi perusahaan penyedia pelayanan perjalanan wisata dan perjalanan religi yang amanah, profesional, dan terpercaya yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
"Potensi perjalanan ibadah umrah dan haji di Indonesia sendiri sangat besar lantaran jumlah umat muslim mencapai lebih dari 200 juta. Hal ini tentu menjadikan prospek usaha PT Arsy Buana Travelindo Tbk sangat menjanjikan dan cerah ke depannya,” tambah Saipul.
Advertisement
Resmi Jadi Pendatang Baru di BEI
Sebelumnya, PT Arsy Buana Travelindo Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Rabu 5 April 2023. Perseroan menjadi perusahaan tercatat ke-29 yang melantai di Bursa pada tahun ini. Saham perseroan diperdagangkan dengan kode HAJJ.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengapresiasi langkah perseroan untuk berani tumbuh dengan mencatatkan sahamnya di Bursa.
“Setelah membaca dan mereviu hasil dari IPO, hari ini kami nyatakan perseroan sudah layak masuk ke pasar modal dan tercatat di BEI, jadi perusahaan tercatat ke 29. Menggenapkan total perusahaan tercatat kita menjadi 854 perusahaan,” kata Nyoman dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham HAJJ, Rabu (5/4/2023).
Menyusul langkan perseroan untuk debut di Bursa, Nyoman mengingatkan beberapa poin yang perlu dicatat oleh HAJJ sebagai perusahaan terbuka. Pertama, pelaksanaan kegiatan perseroan agar dijalankan secara lebih transparan, profesional, dan akuntabel. Kedua ekspektasi publik. Yakni tentang bagaimana manajemen perseroan meningkatkan performa operasional dan performa market.
“Paling sederhana ke depan adalah mengeksekusi rencana perseroan berdasarkan prosit yang diperoleh Setelah itu manajemen berpikir aksi korporasi apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan sehingga meningkatkan stakeholder value,” imbuh Nyoman.
Ketiga, mengingat kondisi pasar yang dinamis, maka perseroan harus selalu adaptif. Tak kalah penting, perhatikan kepentingan investor atau investor protection.
Langkah IPO
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Arsy Buana Travelindo Tbk, Saipul Bahri menyampaikan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam IPO perseroan. Dalam catatannya, perseroan menjadi perusahaan biro umroh dan haji pertama yang melangkahkan kaki di pasar modal.
"Mungkin perseroan adalah perusahan pertama yang listing di BEI karena asalnya sebagai biro perjalanan wisata tapi konsen bisnis kami sebagai service provider untuk jamaah umroh dan haji,” kata dia.
Sejak awal 2020, perseroan telah menjajaki tahapan untuk listing di Bursa. Namun harus tertunda lantaran saat itu masih ada pandemi Covid-19. Setelah pandemi usai, perseroan memberanikan diri melanjutkan rencana tersebut. DI saat yang sama, langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Saudi Arabia yang menargetkan jumlah kunjungan pada 2030.
“Setelah pandemi normal dan inline dengan apa yang direncanakan oleh pemerintah Saudi Arabia dengan target 2030 hendak datangkan 30 juta pengunjung, kami dari manajemen niat untuk melantai di bursa dengan pertimbangan dan rencana ke depan yang butuh dukungan dari pasar modal,” kata dia.
Advertisement