Pentingnya Optimalkan Kesehatan Saluran Cerna Anak yang Lahir Caesar

Salah satu risiko kesehatan yang dialami anak yang lahir caesar adalah mengalami ketidakseimbangan mikrobiota dalam ususnya. Penting bagi orangtua agar dapat memahami pentingnya mengoptimalkan kesehatan anak yang lahir caesar untuk mewujudkan kesehatan jangka panjang.

oleh Putu Elmira diperbarui 06 Apr 2023, 03:02 WIB
Ilustrasi bayi. (dok. Unsplash.com/Alex Pasarelu/@bellefoto)

Liputan6.com, Jakarta - Tingkat persalinan caesar di Indonesia naik dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, dalam skala nasional dari 8,2 persen (Riset Kesehatan Dasar 2013) menjadi 17,6 persen (Riset Kesehatan Dasar 2018). Salah satu risiko kesehatan yang dialami anak yang lahir caesar adalah mengalami ketidakseimbangan mikrobiota ususnya.

Menandai International Cesarean Awareness Month yang jatuh pada April, Danone Specialized Nutrition Indonesia (Danone SN Indonesia) memanfaatkan momen ini dengan rangkaian program. Sebut saja untuk mengedukasi para orangtua agar dapat memahami pentingnya mengoptimalkan kesehatan saluran cerna anak yang lahir caesar untuk mewujudkan kesehatan jangka panjang.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi dr. Ariani Dewi Widodo mengungkapkan bahwa seorang manusia, khususnya perempuan, memiliki mikrobiota bukan hanya di usus. Namun, mikrobiota juga ada di seluruh bagian tubuh, seperti di hidung, mulut, liur, gusi, lidah, tonsil (anak tekak), kulit, usus, dan vagina.

"Di usus itu memang ada mikrobiota yang komposisinya khas dan fungsinya juga banyak. Dari mikrobiota usus ini kita bisa melihat ada fungsi-fungsi khusus yang dimiliki mikrobiota usus tersebut, yakni integritas usus, epitel (lapisan sel) di usus, membantu mengambil energi dari makanan, melindungi dari kuman penyakit serta memboost imunitas," kata dr. Ariani dalam Webinar yang digelar pada Rabu, 5 April 2023.

Manfaat lainnya dari mikrobiota usus:

  • Masih bisa mengembangkan dan memberikan training sistem imun.
  • Biosintesis vitamin dan asam amino.
  • Metabolisme diperbaiki.
  • Persarafan diperbaiki.
  • Memecah makanan supaya mengambil nutrisi lebih banyak.
  • Resistensi terhadap patogen.
  • Melindungi dari kerusakan epitel.

Cara Bakteri Ada di Usus Anak

Ilustrasi bayi perempuan. (Photo by Nubelson Fernandes on Unsplash)

"Sehingga kelihatannya simpel bakteri usus, tapi bakteri usus itu banyak sekali manfaatnya pada proses-proses normal tubuh kita yang kadang-kadang kita pikir kenapa ya kita sakit, padahal simply karena bakteri ususnya tidak cukup atau tidak seimbang di usus," ungkap dr. Ariani.

Ia juga menjelaskan cara bakteri itu dapat sampai di usus anak-anak. Semua tahapan bermula dari ketika seorang ibu melahirkan, bayi lahir melalui proses yang berbeda.

"Kalau lahirnya normal atau lahir spontan, maka keluarnya melalui vagina, sehingga yang pertama kali ditemui oleh si bayi adalah kuman yang berada di vagina ibu," terang dr. Ariani.

Ia menerangkan, "Namun apabila bayi itu lahir caesar, artinya bayi tidak melewati vagina berarti dia akan keluar melalui kuman yang ada di kulit sehingga kalau dia menemui kuman di kulit maka, nanti dia akan bertunas di dalam tubuh bayi mikrobiota yang sesuai dengan mikrobiota kulit ibu."


Peran Penting ASI

Ilustrasi ibu menyusui. (dok. Unsplash.com/sickhews)

dr. Ariani menyebut, "Mana yang lebih baik? Yang paling baik sebetulnya adalah bakteri-bakteri yang ada di vagina. Oleh karena itu terbaik adalah lahir melalui vagina sehingga bakteri-bakteri baik yang ada di vagina akan mengkolonisasi atau masuk ke dalam tubuh bayi terlebih dahulu."

Ia mengatakan bila bayi lahir caesar, maka kuman kulit yang biasanya bukan kuman baik akan mengkolonisasi bayi terlebih dahulu di dalam ususnya. "Bakteri selanjutnya agak lebih susah masuk karena ini (bukan bakteri baik) sudah menguasai," lanjutnya.

Selain itu, ada beberapa tahapan yang menyertai dari masa bayi dan anak berkembang. Tahapannya lahir melalui vagina dan melalui caesar.

"Apakah metode lahir ini akan memengaruhi mikrobiota yang ada di dalam usus. Saat masa anak setelah lahir, yang memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus, yaitu konsumsi susu, apakah dapat ASI atau dapat susu formula," katanya.

dr. Ariani mengungkapkan, "Kalau dapat ASI, tentu akan sangat menguntungkan karena meski lahir caesar kemudian dapat ASI, di dalam ASI ada probiotik, prebiotik yang dua-duanya itu sangat bermanfaat bagi perkembangan usus kuman yang sehat."


Faktor yang Pengaruhi Keseimbangan Mikrobiota Usus di Usia Dini

Ilustrasi anak (Foto: Unsplash)

Tahapan selanjutnya setelah masa minum susu lewat, yakni di atas enam bulan, maka anak mulai makan. "Apa yang dimakan akan membantu menentukan apakah mikrobiota ususnya sehat atau tidak," tambah dr. Ariani.

Kemudian, anak akan semakin besar dan masuk ke masa batita atau bawah tiga tahun. Pada tahapan ini, anak akan makan seperti orang dewasa sehari-hari atau biasa disebut makanan keluarga.

Di sisi lain, ada pula beberapa faktor yang memengaruhi keseimbangan mikrobiota usus di usia dini, yakni:

  1. Metode lahir, normal atau caesar.
  2. Usia gestasi, karena bayi prematur dan bayi tidak prematur juga berbeda.
  3. Apakah ada pemberian antibiotik saat bayi baru lahir, contohnya setelah lahir bayi sakit berat, rawat di NICU makanya butuh antibiotik.
  4. Minuman yang diberikan, ASI atau bukan ASI.
  5. Bersih berlebihan juga sangat memengaruhi paparan mikrobiota pada anak.

"Pola kuman pada bayi yang lahir melalui operasi caesar dan bayi lahir secara normal agak berbeda," tutur dr. Ariani.

Infografis 9 Panduan Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya