Kisah Dukun Sakti Baiat kepada Rasulullah SAW

Kisah Dukun Sakti Baiat kepada Rasulullah SAW

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2023, 00:30 WIB
Ilustrasi - Bakar kemenyan praktik dukun. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Publik dibikin heboh oleh terungkapnya kasus pembunuhan berantai, yang dipastikan adalah pembunuhan berencana oleh seorang dukun pengganda uang, Mbah Slamet, di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Tak main-main, kepolisian telah mengonfirmasi jumlah korban sementara ini berjumlah 12 orang, dan masih mungkin bertambah.

Dukun sadis ini membunuh korbannya karena menjanjikan akan menggandakan uang yang disetor oleh para korban. Kasus ini baru terkuak ketika keluarga korban asal Sukabumi, Jawa Barat, membawa aparat ke rumah si dukun maut itu.

Terlepas dari kasus ini, praktik perdukunan memang telah berlangsung lama. Pada zaman nabi dan rasul, ada dukun-dukun yang bersekongkol dengan iblis sehingga mereka menempati strata sosial yang tinggi.

Bahkan, beberapa di antaranya menjadi andalah para raja, misalnya Firaun yang begitu mengandalkan para tukang sihirnya. 

Praktik dukun juga berlangsung pada zaman Nabi. Bahkan, ada satu kisah ketika Rasulullah SAW dibujuk oleh seorang dukun, Dhimad Al-Azdi, agar mau diobati dengan caranya.

Bukannya kepincut, Rasulullah SAW justru membuat si dukun asal Yaman tersebut bersyahadat dan baiat kepada Nabi. Berikut ini adalah kisah Rasulullah dan dukun tersebut, seperti dinukil dari laman NU Online.

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kisah Rasulullah dan Seorang Dukun

Ketika saat awal-awal Rasulullah mendakwahkan Islam, banyak pihak yang memusuhinya. Mereka tidak hanya menyerang fisik Rasulullah, tapi juga psikis dan mentalnya.

Berbagai macam dilakukan untuk menjatuhkan harkat dan martabat Rasulullah. Salah satunya adalah dengan men-cap Rasulullah sebagai orang gila karena mengaku sebagai nabi dan utusan Allah.

Nabi juga Menyeru kepada penduduk Makkah untuk masuk Islam dan menjadi pengikutnya. Dan menentang ajaran agama nenek moyang penduduk Makkah yang sudah berlangsung berpuluh-puluh, bahkan beratus tahun lamanya.

Desas-desus Nabi Muhammad gila berembus semakin kencang hingga orang-orang Makkah pada saat itu mengetahuinya. Bahkan isu tersebut sampai ke telinga Dhimad Al-Azdi, seorang dukun dari Azd Syanu’ah dari Yaman.

Al-Azdi mendengar isu Muhammad gila ketika ia tiba di Makkah. Segera setelah mendapatkan kabar itu, Al-Azdi bergegas mencari Rasulullah.

Mulanya, ia berkeinginan untuk mengobati Rasulullah agar sembuh sakit jiwanya. Sebagaimana diketahui, Al-Azdi adalah seorang dukun yang memberikan pengobatan dengan cara menghembuskan angin.

Al-Azdi langsung menawarkan pengobatan kepada Rasulullah ketika keduanya bertemu. Jika Rasulullah bersedia dan memerlukannya, maka Al-Azdi akan sangat siap untuk mengobatinya dengan metode hembusan angin.

 


Baiat kepada Rasulullah SAW

“Sesungguhnya pujian itu bagi Allah. Kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tak seorang pun bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, tak seorang pun bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Ilah selain Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,” kata Rasulullah merespons penawaran Al-Azdi tersebut, sebagaimana tertera dalam buku Sirah Nabawiyah (Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, 2012).

Al-Azdi takjub dan terbelalak mendengar apa yang diucapkan Rasulullah. Ia tidak menduga bahwa orang yang katanya gila bisa melafalkan kata-kata yang begitu menakjubkan.

Lalu Al-Azdi meminta Rasulullah untuk mengulangi semua kata-katanya tersebut. Rasulullah menuruti permintaan Al-Azdi dan mengulanginya sampai tiga kali.

Usai mendengar semua kata-kata Rasulullah tersebut, dukun yang semula hendak mengobati Rasulullah tersebut langsung menyatakan diri masuk Islam.

Al-Azdi mengaku sudah khatam dan menguasai semua kata-kata yang ada dalam kamus. Namun dalam sejarah kariernya sebagai dukun, ia tidak pernah mendengar kata-kata menakjubkan yang diucapkan Rasulullah tersebut keluar dari mulut orang gila, tukang tenun, atau pun seorang penyair.

“Berikanlah tanganmu, biar aku berbaiat atas nama Islam,” kata Al-Azdi kepada Rasulullah.

Dengan demikian, Al-Azdi kemudian menjadi salah satu dari sedikit orang selain penduduk Makkah yang masuk Islam pada awal-awal dakwah Rasulullah. (A Muchlishon Rochmat-nu.or.id)

Tim Rembulan

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya