Liputan6.com, Jakarta Pihak kepolisian dari Polres Pesawaran menyebut mendatangi keluarga korban dari kasus dukun pengganda uang alias pengganda uang Tohari alias Mbah Slamet yang berada di Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Ada tambahan korban penggandaan uang yakni pasangan suami istri asal Pesawaran," kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad di Lampung Selatan, Kamis (6/4/2023).
Advertisement
Dia menuturkan, pihaknya mendatangi rumah korban untuk melakukan identifikasi serta berkoordinasi bersama Kapolres Banjarnegara. Korban diketahui tinggal di wilayah Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
"Respon cepat kepolisian melalui Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo dengan cara mendatangi langsung keluarga korban yang ada di Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran untuk melakukan identfikasi dan sekaligus koordinasi bersama Kapolres Banjarnegara, Polda Jawa Tengah," jelas Pandra.
Selain itu, tujuan pihaknya mendatangi korban ini untuk memberangkatkan keluarga korban ke Jawa Tengah. Untuk korban diketahui merupakan pasangan suami-isteri atas nama Irsyad-Wahyutriningsih dan Suheri-Riani.
"Tujuannya guna agar sesegera mungkin dapat memberangkatkan keluarga korban dari total empat orang atas nama Irsyad, Wahyutriningsih, Suheri, dan Riani keempat keluarga korban asal Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung menuju Polres Banjarnegara untuk mencocokkan dengan data penyidik Satreskrim Polres Banjarnegara," jelasnya.
Pandra menegaskan, untuk total korban asal Lampung hingga saat ini sebanyak empat korban yang merupakan pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran.
"Upaya-upaya yang dilakukan Polda Lampung dalam perkara tersebut, dengan cara terus melakukan kerjasama antara Polda Jawa Tengah, Polda Lampung dan Polres Pesawaran dalam mengungkap kasus tersebut," pungkasnya.
Cara Dukun Habisi Nyawa Korban
Polda Jawa Tengah mengungkap modus Slamet dukun jagal pengganda uang di Banjarnegara saat memperdaya korbannya. Dia lebih dulu meminta sejumlah uang dan menjanjikan bisa melipatgandakannya sampai miliar Rupiah.
"Mereka dijanjikan, ada yang dijanjikan digandakan Rp50 juta jadi Rp6 M. Dia itu tipu-tipu," kata Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, Rabu (5/4/2023).
Ketika korban menagih, di situlah Slamet naik pitam. Dia kemudian berpura-pura mengajak korban ke rumahnya menggunakan sepeda motor.
Di rumah itulah, dia mengatakan pada korban akan melakukan ritual untuk menggandakan uang. Sesampainya di lokasi, korban malah diberikan minuman yang sudah dicampur potas.
"Jadi korban sering menagih hasil penggandaan uangnya. Tersangka yang kesal kemudian memberikan minuman isinya potas kepada korban. Korban memastikan meninggal langsung dikubur," kata dia.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com
Advertisement