Liputan6.com, Jakarta - 5.557 warga dilaporkan terdampak banjir yang merendam tujuh kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini sebagaimana laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BNPB mengungkapkan, banjir menggenangi 1.661 rumah, 108 hektare sawah, dan satu sekolah dasar di Kecamatan Lambitu, Madapangga, Bolo, Langgudu, Monta, Woha, dan Palibelo di Kabupaten Bima.
Baca Juga
Advertisement
"Ketinggian air bervariasi, berkisar 50 sampai 100 cm," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dilansir dari Antara, Kamis (6/4/2023).
Abdul mengatakan bahwa menurut pantauan BPBD Kabupaten Bima banjir sudah surut dan menyisakan tumpukan material di aliran sungai.
Oleh karena itu, alat berat dikerahkan untuk membersihkan sampah yang menumpuk di bawah Jembatan Penapali supaya tidak menghambat aliran air sungai.
Abdul mengatakan bahwa koordinasi lintas instansi telah dilakukan untuk mempercepat penanganan dampak banjir, termasuk menyediakan bantuan bagi warga yang terdampak banjir.
"Di antaranya penyediaan makanan siap saji, air bersih, dan pendirian dapur umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar," ucap dia.
Sebelumnya, banjir melanda bagian wilayah Kabupaten Bima sejak Sabtu 1 April 2023. Bencana itu telah mengakibatkan satu orang meninggal serta menyebabkan permukiman warga dan persawahan tergenang.
Menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas ringan hingga sedang berpotensi turun di wilayah Kabupaten Bima pada Kamis 6 April 2023.
"BNPB mengimbau kepada pemangku kepentingan dan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan," kata Abdul.
Antisipasi dan Mitigasi Bencana Banjir
Dia juga mengingatkan pentingnya penyebarluasan informasi mengenai peringatan dini banjir kepada warga jika hujan dengan intensitas tinggi turun terus menerus dalam waktu lebih dari satu jam.
"Penyampaian informasi ini dilakukan secara berjenjang di tingkat RT/RW mengenai waspada peringatan dini apabila hujan dengan intensitas tinggi terjadi terus menerus lebih dari satu jam, sehingga masyarakat dapat mengantisipasi risiko bahaya dengan mempertimbangkan langkah mitigasi yang harus diambil sebelum terjadi bencana," demikian Abdul Muhari.
Advertisement