Liputan6.com, Jakarta Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari melayangkan surat kepada Gubernur Bali, I Wayan Koster terkait penolakan atlet Israel yang akan berlaga di ajang ANOC World Beach Games 2023. Dalam surat tersebut, KOI telah menjelaskan berbagai hal mengenai kejuaraan terebut.
"Kami sampaikan jika kualifikasi AWBG baru rampung Juni 2023. Sejak awal kami sudah sampaikan bahwa atlet yang tampil juga atlet terbaik dan ini merupakan biggest multi-event yang akan berlangsung di Indonesia dari jumlah peserta," kata Raja Sapta Oktohari dalam rilis kepada wartawan.
Advertisement
Menurut Okto, sebanyak 205 NOC akan menghadiri acara ini. Selain itu, pejabat-pejabat penting dari dunia olahraga, seperti IF, dan perwakian IOC, ANOC, OCA, WADA, hingga CAS bakal hadir di Bali.
"Saya menyayangkan kenapa situasi ini terus berlarut-larut dan gaduh di media, seharusnya kita duduk bersama-sama. Sejauh ini belum ada penolakan resmi dari Bali ke kami," kata Okto menambahkan.
Seperti diketahui, Gubernur Bali, I Wayan Koster kembali menolak kehadiran Israel pada ANOC World Beach Games 2023. Sikap tersebut disampaikan kepada wartawan di Pura Besakih, Karang Anyar, Bali, Rabu (4/6/2023). Koster mangaku tetap bersandar pada kontitusi yang berlaku di Indonesia.
"Saya tetap berpatokan pada konstitusi dan juga Permenlu no 3 tahun 2029 yang melarang untuk mengibarkan bendera dan lagu kebangsaan Israel sebagai satu entitas di Indonesia. Jadi saya tetap menolak kehadiran Israel di Bali, termasuk di ANOC World Beach Games mendatang," tegas Koster.
(Berita penolakan Koster bisa Anda ikuti lewat tautan ini)
Pisahkan Olahraga dari Politik
Sebelumnya, Koster juga menolak kehadiran timnas Israel bermain di Bali pada ajang Piala Dunia U-20 2023. Sikap itu bahkan disampaikan secara resmi kepada Zainudin Amali saat masih jadi Menpora. Belakangan, FIFA membatalkan kejuaraan dunia yang seharusnya bermain di enam kota tersebut.
"Saya tidak mau berandai-andai, tapi jika benar demikian harus ada contingency plan (rencana cadangan) dan NOC Indonesia akan segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengambil solusi- solusi terbaik," kata Okto menambahkan.
Dalam keterangan resminya, Okto juga menyatakan kalau olahraga bukan pemecah belah dan meminta agar tidak dicampur dengan politik. Apalagi selama ini, Indonesia sudah punya nama yang harum di dunia internasional dan pernah menjadi tuan rumah ajang internasional seperti G7, Presidensi KTT G20, Asian Games, hingga Asian Para Games.
"Kita mau AWBG karena ada cita-cita menjadi tuan rumah Olympic 2036. Ini konsistensi nama baik Indonesia. Jangan sampai preseden Piala Dunia U-20 kemarin menjadi efek domino untuk olahraga Indonesia yang memberikan mudarat besar bagi Indonesia ke depan," beber Oktohari.
Okto pun menaruh harapan besar kepada Menpora baru, Dito Ariotedjo yang sebelumnya punya pengalaman menjadi CdM Youth Olympic 2018 Buenos Aires dan aktif di NF. Menurutnya, Menpora pasti paham bagaimana semangat Olimpian dalam olahraga ini mampu menciptakan perdamaian.
"Ada cita-cita yang tengah dirajut atlet-atlet muda kita untuk mengumandangkan Indonesia Raya dan mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi seluruh penjuru dunia. Jangan kita kubur ambisi mereka untuk membanggakan Ibu Pertiwi," kata pria berusia 47 tahun itu mengingatkan.
Sebelumnya, Koster juga menolak kehadiran timnas Israel bermain di Bali pada ajang Piala Dunia U-20 2023. Sikap itu bahkan disampaikan secara resmi kepada Zainudin Amali saat masih jadi Menpora. Belakangan, FIFA membatalkan kejuaraan dunia yang seharusnya bermain di enam kota tersebut.
"Saya tidak mau berandai-andai, tapi jika benar demikian harus ada contingency plan (rencana cadangan) dan NOC Indonesia akan segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengambil solusi- solusi terbaik," kata Okto menambahkan.
Dalam keterangan resminya, Okto juga menyatakan kalau olahraga bukan pemecah belah dan meminta agar tidak dicampur dengan politik. Apalagi selama ini, Indonesia sudah punya nama yang harum di dunia internasional dan pernah menjadi tuan rumah ajang internasional seperti G7, Presidensi KTT G20, Asian Games, hingga Asian Para Games.
"Kita mau AWBG karena ada cita-cita menjadi tuan rumah Olympic 2036. Ini konsistensi nama baik Indonesia. Jangan sampai preseden Piala Dunia U-20 kemarin menjadi efek domino untuk olahraga Indonesia yang memberikan mudarat besar bagi Indonesia ke depan," beber Oktohari.
Advertisement
Berharap kepada Menpora Baru
Okto pun menaruh harapan besar kepada Menpora baru, Dito Ariotedjo yang sebelumnya punya pengalaman menjadi CdM Youth Olympic 2018 Buenos Aires dan aktif di NF. Menurutnya, Menpora pasti paham bagaimana semangat Olimpian dalam olahraga ini mampu menciptakan perdamaian.
"Ada cita-cita yang tengah dirajut atlet-atlet muda kita untuk mengumandangkan Indonesia Raya dan mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi seluruh penjuru dunia. Jangan kita kubur ambisi mereka untuk membanggakan Ibu Pertiwi," kata pria berusia 47 tahun itu mengingatkan.