Balik ke Chelsea, Ini 5 Masalah yang Harus Diatasi Lampard

Ada lima masalah yang harus diselesaikan Frank Lampard saat memutuskan kembali ke Chelsea.

oleh Muhammad Yanto diperbarui 07 Apr 2023, 07:00 WIB
Frank Lampard. kembali menjadi manajer Chelsea (AFP/Paul Ellis)

Liputan6.com, Jakarta Chelsea resmi menunjuk Frank Lampard sebagai manajer baru. Sang legenda klub ditunjuk sebagai pengganti Graham Potter di kursi pelatih.

The Blues memecat Graham Potter di awal pekan kemarin karena rangkaian hasil buruk yang diterima Chelsea.

"Kami sangat senang bisa menyambut kembali Frank Lampard di Stamford Bridge. Kami ingin menghadirkan rencana yang jelas dan stabil hingga akhir musim nanti, karena kami akan meneruskan pencarian kami terhadap pelatih permanen," kata Pemilik Chelsea, Todd Boehly, Kamis 6 April 2023.

"Kami memiliki pertandingan yang penting melawan Wolverhampton di hari Sabtu, lalu kami akan bertemu dengan Madrid di perempat final Liga Champions di pekan depan. Jadi kami akan memberikan dukungan penuh kepada Frank agar kami mendapatkan hasil terbaik di sisa musim ini," imbuhnya.

Namun Lampar hanya bertugas hingga akhir musim nanti. Tidak disebutkan apakah ada klausul yang bisa memperpanjang masa bakti sang manajer, namun Lampard dipastikan akan menangani Chelsea setelah ini.

Di sisi lain, bagi Lampard kembali ke Chelsea adalah sebuah tantangan besar. Pasalnya, mantan timnya itu memiliki sejumlah masalah.

Secara personal ia harus memulihkan reputasinya sebagai seorang manajer setelah melihat performa jeleknya selama melatih Everton.

Kemudian, tujuan utama Lampard untuk the blues adalah membuat Chelsea kembali menjadi klub yang lebih stabil.

Kini, hanya Liga Champions gelar yang bisa diraih Chelsea. Dan, jika Lampard berhasil memenangkan itu, keberhasilan tersebut akan membantu mengurangi kerugian dan memperbaiki citra klub.

Keberhasilan dalam kompetisi utama Eropa akan menutupi semua kekurangan tersebut dan bahkan dapat memberikan Lampard peran secara permanen lagi.

Namun di samping itu, ada daftar masalah yang harus diatasi oleh pelatih kepala interim tersebut.


1. Membangun Kepercayaan Diri dalam Mencetak Gol

Pemecatan akhirnya dialami juga oleh manajer Chelsea Frank Lampard. Gerah dengan hasil minor cuma menang 2 kali dalam 8 pertandingan terakhir, petinggi Chelsea mengumumkan pemecatan tersebut pada Senin (25/1/2021). Berikut perjalanan karir si "chubby". (AFP/Andy Rain/Pool)

Masalah Chelsea saat melawan Liverpool pada Selasa kemarin bukanlah dalam menciptakan peluang, tetapi dalam menyelesaikannya.

Di bawah kepemimpinan sebelumnya, Chelsea rata-rata mencetak hampir dua gol setiap pertandingan - namun rasio tersebut hampir terbagi dua di bawah kepemimpinan Graham Potter.

Chelsea kini tidak memiliki striker ganas di depan gawang. Romelu Lukaku, sedang dipinjamkan ke Inter Milan.

Sementara Raheem Sterling perlu didorong untuk mengambil lebih banyak tanggung jawab dan Joao Felix membutuhkan hasil akhir yang baik untuk mendukung permainan menyerang yang menjanjikan.


2. Mengelola Ego Pemain

Pelatih Chelsea, Frank Lampard, memberikan aplaus usai pertandingan melawan Krasnodar pada laga Liga Champions di Stadion Stamford Bridge, Rabu (9/12/2020). Kedua tim bermain imbang 1-1. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth, Pool)

Pertandingan melawan Real Madrid pada babak perempatfinal Liga Champions Kamis 13 April 2023 merupakan sebuah tantangan.

Pasalnya, Chelsea memiliki pemain-pemain mahal yang total skuadnya bernilai hampir £600 juta. Akan tetapi, melawan Madrid, Lampard harus memberitahu seluruh skuadnya bahwa hanya ada 11 pemain utama.

Mantan pemain internasional Inggris ini sering menjadi pemain cadangan dalam beberapa pertandingan penting di akhir kariernya.

Melansir Mirror, hal ini membuat Lampard tahu betul bagaimana rasanya, namun bagaimanapun ia harus mengharmoniskan opini yang terlalu tinggi dari ruang ganti yang terlalu ramai tersebut.


3. Menemukan Kembali Performa Mount

Gelandang Chelsea, Mason Mount berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Watford pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Vicarage Road, Watford, Inggris (2/12/2021). Chelsea menang tipis atas Watford 2-1. (Mike Egerton/PA via AP)

Sulit untuk mengatakan secara pasti mengapa, namun Chelsea tampaknya bermain lebih baik ketika Mount ada di tim dan dalam kondisi terbaiknya.

Lampard berperan besar dalam perkembangannya di Derby Country dan kemudian di Chelsea, jadi mungkin dia dapat membuat Mount kembali tampil ganas.


4. Menjaga Kante tetap Bugar

Gelandang Chelsea, N'Golo Kante berlari dengan bola saat menghadapi Manchester United pada laga Liga Inggris 2021/2022 di Old Trafford Stadium, Manchester (28/4/2022). Akibat dilanda cedera dan baru tampil dua kali bagi Chelsea musim 2022/2023 ini, nilai pasar N'Golo Kante turun 10 juta euro dari 30 juta euro (Rp490 miliar) menjadi 20 juta euro (Rp327 miliar). (AFP/Lindsey Parnaby)

Hanya dengan pertandingan pertamanya sejak Agustus pada Selasa malam sudah cukup menunjukkan betapa berbedanya masa pemerintahan Potter jika Kante fit sepanjang musim ini. Kante masih menjadi pemain yang berperan pentingdi lini tengah meskipun usianya 31 tahun.


5. Mendapatkan Dukungan Kembali dari Para Fans

Frank Lampard bisa menjadi opsi untuk masuk sebagai pelatih baru Newcastle. Pasalnya, ia mampu menunjukkan kualitas yang cukup baik bersama Derby County dan Chelsea di awal karier kepelatihannya. Ia juga mampu mengembangkan pemain muda untuk menjadi kunci tim. (AFP/Pool/Richard Heathcote)

Chant yang terus-menerus mengenai nama Abramovich dalam beberapa pertandingan terakhir telah menunjukkan kepada para pemilik baru bahwa uang tidak dapat membeli cinta suporter.

Tidak juga pengabdian bertahun-tahun, dan kehadiran Lampard di klub sebagai legenda pemain tidak cukup untuk memenangkan dukungan para penggemar.

Lampard perlu menunjukkan bahwa ada kembali arah yang jelas dalam organisasi yang telah terombang-ambing sejak aset Abramovich dibekukan tepat setahun yang lalu.

Ia dapat melakukannya dengan menambahkan sedikit semangat dalam penampilan dan mengembalikan sedikit gaya bermain Chelsea yang hilang musim ini.

Keyakinan Lampard pada pemain muda jebolan klub juga dapat membantu membangun semangat yang lebih kompak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya