Protes Reformasi Pensiun Prancis Berlanjut, Demonstran Serang Restoran Favorit Presiden Emmanuel Macron

La Rotonde yang disebut sebagai salah satu restoran favorit Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat mengalami kebakaran kecil sebentar di bagian luar dan berhasil dipadamkan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Apr 2023, 17:00 WIB
Para pengunjuk rasa di Paris, Prancis, menyerang salah satu restoran favorit Presiden Emmanuel Macron, La Rotonde, pada Kamis (6/4/2023). Aksi tersebut memicu kebakaran kecil yang berhasil diatasi. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Paris - Para pengunjuk rasa di Paris, Prancis, menyerang salah satu restoran favorit Presiden Emmanuel Macron pada Kamis (6/4/2023), di tengah ketegangan atas reformasi pensiun yang terus berlanjut.

Demonstran melemparkan batu, botol, dan cat ke arah polisi di La Rotonde, sebuah restoran terkenal yang sering dikunjungi tokoh terkemuka termasuk seniman Spanyol Pablo Picasso. Macron dan timnya merayakan kemenangan pemilu 2017 di sana.

Restoran itu dilaporkan sempat mengalami kebakaran kecil sebentar di bagian luar dan berhasil dipadamkan.

Kamis merupakan hari ke-11 kerusuhan sejak Januari 2023, atas undang-undang yang menaikkan batas usia pensiun dua tahun, yaitu dari 62 menjadi 64 tahun. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan, terdapat 570.000 orang berdemonstrasi di seluruh Prancis, sementara serikat pekerja memperkirakan jumlahnya sekitar 2 juta.

Pemerintah mengatakan 111 orang ditahan dan 154 petugas polisi terluka dalam aksi protes pada Kamis. Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi tidak hanya terjadi di Paris, namun juga sejumlah kota lain termasuk Nantes, Nancy, dan Rennes.

Dewan Konstitusi pada 14 April akan memutuskan validitas undang-undang reformasi pensiun tersebut dan memiliki kekuatan untuk membatalkan sebagian atau seluruhnya.

Presiden Macron sendiri saat ini tengah melakukan lawatan ke China.


Aksi Mogok dan Protes Baru Digelar pada 13 April

Kepulan asap hitam mewarnai aksi yang dijalankan puluhan anggota serikat pekerja Konfederasi Umum Buruh Prancis (CGT) untuk menentang perombakan dana pensiun yang sangat tidak populer di Donges, Prancis Barat, Rabu (8/2/2023). Prancis bersiap menghadapi pemogokan baru dan demonstrasi massal menentang proposal Presiden Prancis untuk mereformasi pensiun Prancis, termasuk menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun. (LOIC VENANCE/AFP)

Kerusuhan, bersama dengan aksi mogok, telah menyebabkan kekacauan di seluruh Prancis. Para pemimpin serikat pekerja mengharapkan jumlah massa yang besar akan menjaga momentum menjelang keputusan dewan.

"Kami belum menyerah dan kami tidak berniat melakukannya," kata seorang pegawai negeri Davy Chretien (50) di Marseille, seperti dilansir BBC, Jumat (7/4).

Serikat pekerja menyerukan protes dan aksi mogok baru pada 13 April, sehari sebelum putusan reformasi pensiun.

Meskipun aksi protes sebagian besar berjalan damai, unsur kekerasan tidak terhindari sejak pemerintah pada Maret memutuskan untuk memaksakan undang-undang tersebut melalui majelis rendah parlemen tanpa pemungutan suara.

Macron membela langkah itu, dengan mengatakan reformasi pensiun adalah suatu keharusan. Sejumlah ahli mengatakan sebaliknya bahwa sistem pensiun dalam kondisi yang relatif baik dan kemungkinan akan kembali berimbang tanpa perlu reformasi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya