Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Kemuliaan dan berkahnya melebihi bulan-bulan lainnya.
Salah satu wujud keistimewaan Ramadhan adalah turunnya kitab suci Al-Qur'an. Hal itu tertera dalam surat Al-Baqarah ayat 185. Allah berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”.
Baca Juga
Advertisement
Selain turunnya Al-Qur'an, dalam ayat ini, juga ditegaskan kewajiban untuk berpuasa Ramadhan. Ayat ini cukup detail membahas mengenai kewajiban puasa dan yang mendapat keringanan atau boleh meninggalkan karena uzur.
Keistimewaan Ramadhan tak hanya diturunkannya Al-Qur'an, yang lantas dikenal dengan nuzulul Qur'an. Pada bulan suci ini, Allah SWT juga menurunkan kitab-kitab suci kepada nabi terdahulu.
Yakni, suhuf ibrahim, taurat, dan injil. Berikut adalah tafsir yang menjelaskan turunnya Kitabullah, selain Al-Qur'an.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tafsir Ibnu Katsir tentang Turunnya Suhuf, Taurat dan Injil pada Ramadhan
Mengutip laman nu.or.id, selain menjelaskan kewajiban puasa selama sebulan penuh bagi orang yang mukim dan sehat di bulan Ramadhan, ayat ini juga menjelaskan keutamaan bulan Ramadhan itu sendiri. Ramadhan menjadi bulan diturunkannya Al-Qur’an secara umum, pedoman umat manusia yang menjadi kitab samawi yang terakhir turun.
يمدح تعالى شهر الصيام من بين سائر الشهور بأن اختاره من بينهن لإنزال القرأن العظيم فيه وكما اختصه بذلك, قد ورد الحديث بأنه الشهر الذي كانت الكتب الإلهية تنزل فيه على الأنبياء. قال الإمام أحمد بن حنبل رحمه الله حدثنا أبو سعيد مولى بنى هاشم حدثنا عمران أبو العوام عن قتادة عن أبى المليح عن واثلة –يعنى ابن الأسقع- أن رسول الله صم قال: "أنزلت صحف إبراهم فى أول ليلة من رمضان وأنزلت التوراة لست مضين من رمضان والإنجيل لثلاث عشرة خلت من رمضان وأنزل الله القرأن لأربعين وعشرين خلت من رمضان
Artinya: “Allah memuji bulan puasa dari bulan-bulan yang lainnya dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an yang agung di dalamnya. Dan sebagaimana Allah mengistimewakannya dengan demikian, ada juga hadits yang menyatakan bahwa Ramadhan merupakan bulan diturunkannya kitab-kitab ilahiyah kepada nabi-nabi. Imam Ahmad bin Hanbal rakhimahullah berkata: “Menceritakan kepadaku Abu Said, hamba sahaya Bani Hasyim, menceritakan kepadaku Imran Abul Awwam dari Qatadah dari Abil Malih dari Watsilah–Ibnul Asqa’–bahwa Rasulullah saw bersabda: “Lembaran suhuf Ibrahim diturunkan pada malam awal Ramadhan, Taurat turun pada 6 Ramadhan, Injil pada 13 Ramadhan dan Allah menurunkan Al-Qur’an pada 24 Ramadhan”. (Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anil Adzim, [Riyadh, Dar Thayyibah lin Nasyri wa Tauzi’: 1999 M], juz I, halaman 501).
Dari tafsir Ibnu Katsir ini bisa diperoleh keterangan bahwa Suhuf Ibrahim turun pada awal Ramadhan. Kemudian, Taurat pada 6 Ramadhan, Injil pada 13 Ramadhan, dan Al-Qur'an, pada 24 Ramadhan.
Advertisement
2 Fase Turunnya Al-Qur‘an, Penjelasan Imam Nawawi al-Bantani
Al-Qur’an sendiri merupakan kitab yang memiliki dua kali fase turun, yaitu fase turun inzali (turun secara langsung dari lauhul mahfudz ke langit dunia) dan fase turun tanzili (turun secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun). Yang dimaksud Al-Qur’an yang turun pada saat bulan Ramadhan ialah al-Qur’an yang turun secara inzali.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam tafsirnya menjelaskannya sebagai berikut:
أن جبريل نزل بالقرأن جملة واحدة فى ليلة القدر وكانت ليلة أربع وعشرين من رمضان من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا فأملأه جبريل على السفرة فكتبوه فى صحف وكانت تلك الصحف فى محل من تلك السماء يسمى بيت العزة ثم نزل جبريل بالقرأن على رسول الله صم نجوما فى ثلاث وعشرين سنة مدة النبوة بحسب الحاجة يوما بيوم أية وأيتين وثلاثا وسورة
“Jibril turun membawa Al-Qur’an secara keseluruhan pada malam Lailatul Qadar, pada tanggal 24 Ramadhan dari Lauhul Mahfudz ke langit dunia. Jibril menyerahkannya pada malaikat Safarah (pencatat), kemudian ia menuliskannya pada lembaran-lembaran, dan lembaran-lembaran tersebut diletakkan pada suatu tempat di langit yang dinamakan dengan Baitul ’Izzah. Kemudian setelahnya Jibril membawa Al-Qur’an turun kepada Rasulullah saw secara berangsur-angsur selama 23 tahun, selama masa kenabian sesuai kebutuhan perhari, satu ayat, dua ayat, tiga ayat atau satu surat utuh”. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsirul Munir li Ma’alimt Tanzil, [Beirut, Darul Fikr], juz II, halaman 42).
Pada bulan Ramadhan Allah memuliakannya dengan turunnya Al-Qur’an sebagai pedoman umat manusia dengan berkata: “Hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān”, petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).
Tim Rembulan