Liputan6.com, Chiang Mai - Pihak berwenang Thailand pada Jumat (7/4) mendesak warga Kota Chiang Mai di Thailand utara untuk tetap tinggal di dalam rumah dan bekerja dari rumah karena polusi udara di kota itu melonjak ke tingkat berbahaya.
Asap yang berasal dari kebakaran hutan dan hasil pembakaran tunggul tanaman yang dilakukan para petani mengakibatkan tujuan wisata populer itu diselimuti asap dalam beberapa pekan terakhir, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (8/4/2023).
Advertisement
Pada Jumat (7/4) pagi, situs pemantau udara IQAir menempatkan Chiang Mai sebagai kota besar paling tercemar di dunia, bahkan melebihi dua kota yang dikenal berpolusi tinggi seperti Delhi dan Lahore di India.
Tingkat partikel PM2,5 yang paling berbahaya di Chiang Mai tercatat berada lebih dari 66 kali lipat di atas pedoman tahunan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, menurut IQAir. PM 2,5 adalah polutan udara yang sangat kecil sehingga dapat memasuki aliran darah
Gubernur Provinsi Chiang Mai Nirat Pongsittitavorn mengeluarkan pernyataan yang mendesak orang untuk tinggal di dalam rumah dan bekerja dari rumah untuk "melindungi diri dan mengurangi dampak kesehatan" dari partikel PM2,5.
Thailand Alami Lonjakan Polusi
Thailand mengalami lonjakan polusi udara sejak awal tahun, sebagian disebabkan oleh pembakaran pertanian musiman.
Hampir dua juta orang dirawat di rumah sakit akibat mengalami masalah dalam pernapasan yang disebabkan oleh polusi udara tahun ini, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand.
Sejumlah pejabat sebelumnya memperingatkan warga Bangkok untuk tetap tinggal di dalam rumah dan bekerja dari rumah pada Februari karena Ibu Kota diselimuti kabut asap yang berbahaya.
Advertisement