Kelompok Relawan Yordania Sediakan Makanan bagi Pengungsi Suriah Selama Ramadhan

Meski proyek Ramadhan di Suriah sudah dimulai tiga tahun lalu, kelompok Hathi Hayati tahun ini mengadopsi pendekatan yang berbeda.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Apr 2023, 13:00 WIB
Seorang wanita berjalan di sebuah kamp untuk pengungsi Suriah di Turki yang didirikan oleh lembaga bantuan Turki AFAD di distrik Islahiye, Gaziantep, Rabu (15/2/2023). Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo yang melanda Turki dan Suriah pada Senin (6/2) kemungkinan akan menjadi salah satu bencana yang paling mematikan dalam dekade ini, ungkap para seismolog. (OZAN KOSE/AFP)

Liputan6.com, Damaskus - Kelompok sukarelawan Yordania Hathi Hayati menyajikan makanan rumahan untuk ratusan keluarga rentan di kamp-kamp pengungsi di Suriah barat laut selama bulan suci Ramadhan.

Umm Ali, juru masak yang mengungsi dari Aleppo, telah bekerja di dapur umum di Kota Zardana, selama beberapa tahun terakhir.

"Sup lentil adalah bagian penting dari menu," ujarnya seperti dikutip dari Arab News, Minggu (8/4/2023).

Namun, dia juga membuat hidangan tradisional Timur Tengah lainnya, termasuk labaniya dan kabsa.

"Dulu kami mengirimkan makanan, tetapi sekarang kami membawa panci, memasak makanan, dan membagikannya di kamp-kamp. Kami menyajikan makanan kepada orang-orang dan mereka membawanya pulang untuk dimakan," jelasnya.

Meski proyek Ramadhan di Suriah sudah dimulai tiga tahun lalu, kelompok Hathi Hayati tahun ini mengadopsi pendekatan yang berbeda.

Zaki Al-Saleh, sukarelawan Hathi Hayati, mengisahkan kepada Arab News, "Kami memutuskan ide baru, yaitu prasmanan. Keluarga datang dan mengambil makanan dari prasmanan dan kembali ke tenda mereka untuk makan secara pribadi."


Meringankan Beban Kepala Keluarga

Ilustrasi puasa Ramadhan (dok.unsplash/ Artur Aldyrkhanov)

Tim Hathi Hayati berusaha menciptakan suasana Ramadhan yang meriah, termasuk menghiasi tenda prasmanan dengan ornamen dan lampu.

Beroperasi di kamp yang berbeda setiap hari, antara 200 dan 250 makanan segar diproduksi, bahkan terkadang lebih untuk membantu meringankan sedikit tekanan dalam kehidupan sehari-hari para pengungsi.

Mohammed Abd Al-Fattah Duaimis, dari Maarat Al-Numan mengelola Kamp Andalusia, yang menampung 200 keluarga.

Dia mengatakan kepada Arab News, "Beberapa kepala rumah tangga mengurus 11 atau 12 orang dan memiliki tanggung jawab menyediakan makanan. Sebagian besar keluarga di kamp kami memiliki lebih dari delapan anggota."

"Mereka tidak memiliki sumber pendapatan. Oleh karena itu, makanan yang disediakan meringankan sebagian dari beban itu."

Al-Fattah juga mengatakan persiapan makanan buka puasa per keluarga menelan biaya sekitar US$ 5 atau sekitar Rp74 ribu. Itu tidak terjangkau bagi mereka yang tinggal di kamp semacam itu.

Infografis Jadwal Imsakiyah 1444 H Ramadhan 2023 untuk DKI Jakarta (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya