Liputan6.com, Jakarta - Head of Investor Relations PT Avia Avian Tbk (AVIA), emiten produsen cat di Indonesia, Andreas Timothy Hadikrisno membagikan titik tolak ukur target perusahaan pada 2023.
“Tolak ukur untuk target kami di 2023 perusahaan mencanangkan untuk peningkatan penjualan dalam hal nilai sebesar 8-12 persen. Kemudian volume sebesar 2-6 persen. Selanjutnya, peningkatan gross profit margin dan ebitda dibandingkan 2022,” kata Andreas dalam webinar Indonesia Investment Education (IIE), Sabtu (8/4/2023).
Advertisement
Andreas menambahkan, jika Avia Avian berhasil untuk meningkatkan penjualan, secara otomatis dalam hal efisiensi dan margin akan dicapai di level yang lebih baik dibanding tahun lalu.
“Target 2023 kita juga menargetkan untuk menambah 9 titik didistribusi baru dan 9 titik distribusi kecil pada 2023. Kita juga akan melakukan penambahan produk-produk di produk baru di kategori wall paint hingga waterproofing,” lanjut Andreas.
Belanja Modal
Tak hanya itu, Avian juga akan terus mengawasi dari segi bahan baku pada 2023. Adapun untuk capital expenditure (capex) atau belanja modal, Avian berencana ada penambahan beberapa capex selain capex rutin yang dilakukan sebesar 2 persen.
“Kami ada penambahan capex ekspansi untuk penambahan pabrik kami yang ketiga di Cirebon targetnya kami akan membangun pabrik di Cirebon, akan selesai pada 2025 dengan total biaya Rp 750 miliar,” pungkas Andreas.
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengumumkan kinerja perusahaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,69 triliun. Pendapatan itu turun tipis 1,26 persen dibandingkan periode Avia Avian sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,78 triliun.
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan juga naik tipis menjadi Rp 3,98 triliun dari Rp 3,95 triliun pada 2021. Dengan demikian, perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp 2,72 triliun, turun 3,83 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,83 triliun.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (3/3/2023), sepanjang tahun lalu Avia Avian mencatatkan beban penjualan sebesar Rp 1,03 triliun, beban umum dan administrasi Rp 214,62 miliar, penghasilan keuangan Rp 293,72 miliar, beban keuangan Rp 6,46 miliar, bagian atas ventura bersama Rp 1,43 miliar, serta beban lain-lain Rp 16,34 miliar.
Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2022 sebesar Rp 1,4 triliun. Laba itu turun 2,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,43 triliun. Sehingga laba per saham dasar juga turun menjadi Rp 22,61 dari sebelumnya Rp 25,54.
Dari sisi aset perseroan hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 10,79 triliun dari Rp 10,87 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 8,72 triliun dan aset tidak lancar Rp 2,08 triliun.
Bersamaan dengan itu, liabilitas sampai dengan Desember 2023 juga turun menjadi Rp 1,22 triliun dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 1,46 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 1,11 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 109,07 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2022 naik menjadi Rp 9,57 triliun dari Rp 9,42 triliun pada Desember 2021.
Advertisement
Wadirut Avia Avian Ruslan Tanoko Beli Saham AVIA Rp 1,7 Miliar
Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) mengumumkan perubahan kepemilikan saham perseroan. Dalam pengumuman terbarunya, Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Avia Avian Tbk, Ruslan Tanoko membeli 13.209.300 lembar saham senilai Rp 1,7 miliar.
Pembelian saham dilakukan melalui PT Sensasi Istana Warna, perusahaan yang 99,99 persen saham-nya dimiliki Ruslan. Sehingga status kepemilikan saham tidak langsung.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 11 Januari 2023, transaksi berlangsung pada 5 Januari 2023 dengan harga per saham yang bervariasi. Rinciannya, sebanyak 600.000 lembar dibeli pada harga Rp 610 per saham, atau totalnya senilai Rp 366 juta.
Kemudian 1.008.100 lembar saham dibeli pada harga Rp 615 per lembar atau senilai Rp 619,98 juta. Kemudian sisanya sebanyak 1.141.900 lembar dibeli pada harga Rp 620 per lembar atau senilai Rp 707,98 juta. Sehingga total keseluruhan transaksi mencapai Rp 1,7 miliar.
Usai transaksi, Ruslan Tanoko kini mengapit 15.959.300 lembar saham AVIA atau setara 0,0258 persen dari sebelumnya 13.209.300 lembar atau 0,0214 persen.
Pembangunan Pabrik di Cirebon
Sebelumnya, PT Avia Avian Tbk (AVIA) targetkan 144 pusat distribusi pada 2022. Hal itu sejalan dengan rencana ekspansi bisnis Avia Avian dengan menambah jaringan distribusi untuk menangkap peluang dan meningkatkan pangsa pasarnya di industri cat tanah air.
Melihat peluang saat ini, seiring permintaan untuk produk perseroan yang terus meningkat, Presiden Direktur PT Avia Avian Tbk, Wijono Tanoko mengatakan berupaya memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan cat dalam negeri dengan memperkuat jaringan distribusi.
"Di akhir tahun 2022, total jaringan distribusi AVIA akan menjadi 144 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 8 Maret 2022.
Didukung dengan lebih dari 700 armada pengiriman, semua pusat distribusi ini senantiasa berfokus terhadap peningkatan kualitas servis kepada pelanggan toko bahan bangunan. Hal ini dinilai akan mempermudah akses terhadap berbagai produk-produk AVIA.
Wijono melanjutkan, dalam 2-3 tahun ke depan, perseroan menargetkan untuk dapat membuka sekitar 6-8 pusat distribusi baru per tahun.
"Dengan jaringan yang semakin luas, perseroan optimis pendapatan dapat tumbuh hingga dua digit di tahun ini. Mengakhiri tahun 2021, penjualan AVIA mencapai hingga Rp 6,8 triliun," ungkap Wijono.
Di sisi lain, AVIA juga merencanakan pembangunan pabrik baru di Cirebon yang modern dan terintegrasi untuk dapat menambah kapasitas produksi AVIA sebesar 225.000 MT per tahun.
Pabrik itu diharapkan dapat mulai beroperasi di 2025. Pembangunan pabrik ketiga ini diperlukan untuk memperlancar suplai produk sehubungan dengan rencana pertumbuhan dua digit yang ditargetkan perseroan.
Untuk pembangunan pabrik tersebut, AVIA telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp 750 miliar.
"Kami optimis AVIA dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan kinerja yang baik, serta dapat terus berkontribusi dalam memberikan solusi atas permintaan cat dari seluruh konsumen yang beragam di Indonesia," ujar Wijono.
Advertisement