Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, sebagian besar orang akan menata rumahnya. Memilah barang menjadi solusi agar rumah jadi lebih tertata rapi saat lebaran nanti.
Namun tak sedikit yang masih belum bisa merelakan barang-barang lamanya untuk dibuang. Furniture seperti lemari lama, barang-barang rongsok maupun baju yang sudah tak terpakai kadang kala merusak pemandangan dan membuat rumah terasa sesak.
Advertisement
Sementara gaya hidup minimalis yang kini makin diserukan sebenarnya jadi jawaban adar rumah tampak rapi dan nyaman untuk dihuni. Mendonasikan barang lama bisa Anda jadi solusi dan sangat tepat dilakukan di momen bulan Ramadhan.
Donasi Barang, sebuah layanan sosial yang menampung barang-barang lama jadi solusi. Melalui layanannya siapa pun bisa mendonasikan barang-barang lamanya yang sudah tak terpakai agar bisa bermanfaat bagi orang lain.
Donasi barang sebenarnya kepanjangan dari Berangkas Akhirat yang sempat berjalan pada 2011 hingga 2016. Setelah vakum cukup lama, Ade Rahmat membangunnya kembali pada 2017 menjadi Sebar Manfaat yang merupakan kepanjangan dari sedekah barang bermanfaat.
Lalu agar dikenal masyarakat, layanan tersebut berubah nama menjadi Donasi Barang pada 2018 dengan sistem pengelolaan yang lebih baik memiliki data pencatatan donatur hingga nilai ekonomi barang di data keuangannya. Donasi Barang juga sudah memiliki Sistem Operasional Prosedur (SOP) untuk penjemputan barang serta barang apa saja yang bisa didonasikan.
"Ini mengelola titipan masyarakat, lebih elegan kalau sistemnya," sebut Ade Rahmat melalui sambungan telepon kepada Liputan6.com, Kamis 6 April 2023.
Sistem Mendonasikan Barang
Pria yang akrab disapa Kang Ade ini mengatakan, pertumbuhan donatur setiap hari antara 2--30 donatur memiliki keteraturan pencatatan. Selain itu hampir semua barang bisa didonasikan, seperti pakaian, buku, sampai ke sparepart mobil yang punya nilai jual lagi dan bermanfaat bagi orang lain.
"Jika punya barang tak terpakai bisa didonasikan, paling kita membatasi furniture olimpic dan kasur kapuk kita tidak diterima," sebut Ade lagi.
Donasi Barang memiliki tiga armada penjemputan barang donasi yang menjangkau wilayah sekitar Jabodetabek. Di antaranya armada pertama untuk menjangkau wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara dan sekitarnya, kemudian armada kedua meliputi wilayah Jakarta Selatan, Depok, Tangerang dan Bekasi. Lalu armada ketiga menjangkau hingga ke Cibubur, Bogor dan Bekasi di akhir.
Untuk syarat pendonasian, pihak Donasi Barang tidak memungut biaya dari pemberi donasi seperti jasa layanan donasi lainnya. Dengan jarak kurang dari 50 km dan minimal donasi 5 kardus maka barang donasi bisa dijemput.
Kang Ade menyebut pihaknya tidak ingin mempersulit donatur yang ingin berdonasi, tapi ingin memudahkannya. "Untuk donasi pakaian, beberapa layanan lain biasanya meminta agar baju dilaundry dan dilipat dulu tapi kapi tidak masalah," jelasnya.
Pihak Donasi Barang hanya meminta agar barang yang disumbangkan tersebut dikemas dalam kardus dan plastik. Untuk pakaian tentu yang masih layak pakai, kemudian benda elektronik semua kondisi baik menyala dan rusak. Jika ingin berdonasi buku untuk semua jenis buku bacaan dan semua kondisi.
"Untuk barang besar wajib difoto, karena banyak donatur yang ingin dimanfaatkan kembali tapi setelah jemput ditolak di lokasi, biasanya lemari ancur setengah atau lemali telah kena rayap dan lapuk," jelas Ade.
Advertisement
Disalurkan untuk Daerah Bencana dan Penduduk Sekitar
Lalu ke mana barang-barang donasi dari masyarakat tersebut akan disalurkan? Tak ada yang sia-sia saat berdonasi barang-barang lama tak terpakai di Donasi Barang, sebab Kang Ade bersama tim yang berjumlah sekitar 21 orang anak muda akan mengelolanya.
Salah satu penyaluran barang-barang bekas tersebut adalah untuk korban Gempa Cianjur yang terkena bencana pada akhir 2022 lalu. Donasi Barang menyalurkan sebanyak 50 kasur dan terpal untuk korban gempa.
Menurut Ade ada banyak pula perusahaan yang menitipkan lemari dan kursi kantornya yang tidak lagi terpakai. Pihak Donasi Barang memiliki gudang seluas 300 meter dengan sistem penyortiran dan pengklasifikasian mana yang masih layak pakai, layak jual, bisa didaur ulang, dan mana yang merupakan sampah.
"Barang donasi kita ada yang dijual lagi, soalnya penjemputan gratis tapi yang dijual hanya 35 persen," sambung Ade.
Sementara untuk penyaluran barang, terdapat empat kategori. Pertama layak pakai untuk radius berbagi 50--100 orang setiap minggu di lingkungan gudang. Selain itu ada program Touring Sedekah dengan proses penyaluran 3 bulan sekali dengan donasi 3000--4000 potong.
Kemudoan donasi ATK 130--200 paket hingga 100-150 donasi paket mainan. Donasi Barang juga medonasikan sembako yang pembeliannya didapat dari uang hasil penjualan barang-barang donasi yang bisa dijual.
"Penerima manfaat paling banyak di Jawa barat, dengan 250 lebih penerima donasi," tambahnya.
Donasi Barang juga pernah mendonasikan alat kesehatan dengan membagikan 40--50 kursi roda secara gratis. Donasi Barang juga menyalurkan bantuan untu 210 anak autis jse-Jabodetabek yang dibina untuk terapi dari hasil pengelolaan donasi barang.
Kiat Memilah Barang dan Menata Rumah Jelang Lebaran
Di momen Ramadhan ini, Donasi Barang biasanya ramai menerima sumbangan barang bekas. Menurut Ade, banyak donatur ganti barang sehingga bingung dengan barang lamanya akan dikemanakan.
Ia pun memberikan tips memilah barang agar tidak menumpuk di rumah. Menurutnya pilah dulu barang tanpa menghilangkan rasa sayang. "Mana yang sering dipakai, membawa kenyamanan, wajib memilah mana baju yang dimanfaatkan untuk mengurangi kepenuhan lemari," sarannya.
Kemudian saat sudah memilah, lihat apakah tetangga atau orang terdekat seperti saudara dan pembantu apakah ada yang membutuhkan. Hal ini membantu untuk perpanjangan usia barang jadi terpakai lagi dibanding menjadi sampah.
Lalu jika tak membutuhkan, solusi terakhir mendonasikan ke pengelolaan barang. Menurutnya barang lama yang tidak terpakai, tidak hanya memperumit rumah tapi rumah juga membuat jadi tidak nyaman.
Sementara dengan mendonasikan barang, ada kemungkinan usia barang lebih panjang. Daripada dibuang, itu akan menjadi sampah, baju kalau dikubur itu lama sekali hancur. Saat ini mungkin kita tidak merasakan akibatnya, tapi keturunan kita akan kena dampaknya (timbunan sampah)," kata Ade.
"Kita harus merelakan untuk dikeluarkan dari rumah kita," sambungnya lagi.
Dari barang lama yang paling banyak sering ditemukan di lapangan menurut Ade adalah pakaian. Dalam satu bulan bahkan jumlahnya sekitar 600--700 karung. Per karung bisa berisi 30-40 potong, dengan 95 persen merupakan pakaian perempuan.
"Menyimpan barang tak terpakai sangat tidak baik untuk lingkungan dan diri kita, karena ruang gerak jadi terbatas," tutupnya.
Advertisement