Panglima TNI Masih Tak Mau Kerahkan Pasukan untuk Selamatkan Pilot Susi Air

Panglima TNI Yudo Margono masih enggan mengerahkan pasukan dalam jumlah yang masif hanya untuk menyelamatkan pilot Susi Air, Capt Philip Mark Mehrtens yang hingga saat ini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2023, 15:05 WIB
Panglima TNI Yudo Margono saat hadir di HUT ke-77 TNI AU, di Halim Perdana Kusuma, Jakarta. (Foto: Rahmat Bayhaqi/Merdeka.com).

Liputan6.com, Jakarta Panglima TNI Yudo Margono masih enggan mengerahkan pasukan dalam jumlah yang masif hanya untuk menyelamatkan pilot Susi Air, Capt Philip Mark Mehrtens yang hingga saat ini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Menurut dia, ini sama saja menggunakan cara perang, di mana akan banyak korban.

"Saya tidak mau menggunakan cara perang, nanti kalau cara perang banyak penduduk yang jadi korban yang digunakan mereka sebagai tameng," kata Yudo di Jakarta, Minggu (9/4/2023).

Dia menegaskan, penyelamatan terhadap pilot Susi Air dari sanderaan KKB diperlukan kehati-hatian yang ekstra diantaranya dengan tetap mengutamakan keselamatan jiwa dari kapten Philip itu sendiri dan warga sekitar.

"Entar kalau diserang jadi enggak ada artinya pasti enggak jelas. Dan mereka pasti sudah ancang-ancang kalau diserang, nanti TNI malah dibunuh sama mereka. Nanti difitnah anggota TNI atau Polri," kata Yudo.

 


Gunakan Cara Persuasif

Dia menegaskan, pencarian pilot Susi Air yang disekap oleh KKB Papua hingga saat ini masih terus dilakukan dengan cara yang persuasif.

Yudo mengungkapkan, tokoh masyarakat dan Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge meminta TNI bersabar dan tidak melancarkan operasi militer.

"Yang jelas kita sudah berhasil menangkap beberapa KKB dan sudah menyita beberapa senjata dengan operasi teritorial yang kita gelar bersama Polri," ujar Yudo.

"Ini berdasarkan tokoh masyarakat maupun dari (Pj.) Bupati Nduga yang selalu mengerem saya, meminta saya untuk sabar. Karena nanti dampaknya akan lebih besar lagi, kerugiannya akan lebih berdampak besar untuk masyarakat kita," sambungnya.

 

Reporter: Rahmat Bayhaqi/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya