Nuzulul Quran, Memaknai Malam Turunnya Al-Qur'an

Malam turunnya Al-Qur'an disebut malam Lailatul Qadar karena diberi perumpamaan oleh Allah yaitu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2023, 00:03 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah Bantul Yogyakarta Muhammad Fuad Riyadi. (liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Momen Nuzulul Qur'an pada tanggal 17 Ramadan menjadi peristiwa penting bagi umat Muslim karena pada malam ini Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatul Fatihah Bantul Yogyakarta Muhammad Fuad Riyadi atau dikenal dengan nama Gus Fuad Plered menyadari keterkaitan erat antara Al-Qur'an dengan kehidupan manusia, yang dapat membentuk rancangan hidup manusia ke arah yang lebih baik.

"Rasulullah bersabda Mujizat terbesar-Ku kepada umat-Ku adalah Al-Qur'an," katanya saat mengisi program Inspirasi Ramadan 2023 yang ditayangkan oleh akun Youtube BKN PDI Perjuangan menjelang berbuka puasa, Sabtu (8/4/2023).

Gus Fuad Plered menjelaskan, Nuzulul Qur'an di ambil dari kata Nazala Fi'il Madhi yang artinya 'sudah turun', peristiwa di mana kitab suci Al-Qur'an pertama kali diturunkan.

Menurut kebanyakan ulama terjadi pada 17 Ramadan, namun ada juga yang berpendapat bahwa peristiwa tersebut jatuh pada tanggal 1 Ramadhan maupun 21 Ramadhan.

"Secara umum menurut sejarah diyakini turun pada tanggal 17 Ramadan tetapi apabila ada yang berpendapat Nuzulul Qur'an jatuh di tanggal yang berbeda juga tidak ada masalah, yang penting disyukuri," jelasnya.

Kiai yang juga sebagai pendidik aktif dari Yogyakarta ini juga menjelaskan, malam turunnya Al-Qur'an disebut malam Lailatul Qadar karena diberi perumpamaan oleh Allah yaitu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Hal tersebut merupakan metafora yang menjelaskan betapa mulianya bulan tersebut.

"Pada malam bulan Ramadan atau malam Lailatul Qadar, Nabi Muhammad melakukan tafakur di Goa Hira dan pada malam itu beliau didatangi oleh Malaikat Jibril yang menurunkan wahyu dari Allah. Cerita tersebut juga sudah banyak dijelaskan oleh para ustaz," tuturnya.

Apabila Al-Qur'an tidak diturunkan oleh Allah, lanjutnya, maka tidak dapat menikmati kehidupan kita hari ini, karena sesungguhnya makna dari Al-Qur'an yaitu perintah Allah kepada manusia untuk senantiasa belajar, menggali ilmu pengetahuan, dan mengembangkan riset.

Terkadang setiap individu memiliki pemahaman tersendiri bahwa apa yang terjadi hari ini dalam kehidupan tidak ada kaitannya dengan Al-Qur'an, namun Gus Fuad tidak setuju dengan pemahaman tersebut.

"Al-Qur'an merupakan pedoman hidup, namun terkadang manusia suka membeda-bedakan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Padahal sebenarnya semua ilmu itu dianjurkan oleh Tuhan untuk dipelajari dan salah satu cara mengamalkan Al-Qur'an adalah dengan mengembangkan ilmu dan teknologi," ucap Gus.

Kiai kelahiran Wonokromo, Yogyakarta itu berpesan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan oleh Allah melalui Rasulullah untuk tahapan kehidupan yang lebih baik kepada semua umat manusia.

Semenjak adanya Al-Qur'an terdapat anjuran di dalam ayat Al-Qur'an itu sendiri yaitu Afalam Yasiru Fil Ardh untuk melakukan penelitian maupun riset mengenai warisan ilmu pengetahuan dari jaman Yunani Kuno maupun dari jaman Mesir Kuno agar dikembangan sedemikian rupa sehingga kehidupan yang kita nikmati saat ini jauh lebih baik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya