Liputan6.com, Surabaya - Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makuf mengapresiasi kinerja para Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang turun ke masyarakat guna menekan angka stunting di Surabaya, Jawa Timur.
Mayjen TNI Farid Makruf menegaskan bahwa program tersebut sejalan dengan arahan dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
"Ini juga seirama dengan kebijakan Kodam V/Brawijaya, di mana seluruh prajurit harus mampu menjadi solusi atas permasalahan-permasalahan masyarakat," kata Mayjen TNI Farid Makruf, melalui keterangan pers, Senin (10/4/2023).
Mayjen TNI Farid Makruf menyebut bahwa para babinsa merupakan ujung tombak Tentara Nasional Indonesia (TNI). “Mereka adalah satuan teritorial TNI yang bersentuhan langsung dengan masyarakat di tingkat desa atau kelurahan,” sambung Farid Makruf.
Salah satu di antara mereka adalah Sersan Dua Misbahul Munir. Babinsa di Koramil 0832/04 Wonokromo di bawah Kodim 0832/Surabaya Selatan.
Munir mengakui bahwa dirinya kerapkali mengunjungi sekitar delapan anak penderita stunting di wilayah kerja di Kelurahan Sawunggaling.
“Setahun terakhir ini saya mulai bekerja mendatangi para penderita stunting dan memberikan bantuan-bantuan yang bisa meringankan mereka,” imbuh Munir.
Baca Juga
Advertisement
Panggilan Jiwa
Saat ditanyakan sumber dana untuk bantuan tersebut, Munir mengaku sering merogok koceknya sendiri. Tetapi kali ini dia menerima bantuan dari Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Danramil 0832 Mayor Inf Kasrun Hamid dan Dandim 0832/Surabaya Selatan Kolonel Inf Akhmad Juni Toa.
“Ada susu, beras khusus untuk penderita stunting, biskuit sampai pampers bahkan uang tunai yang kami bawa. Bisa jadi itu tidak cukup, tapi ini cara kami membantu mereka," lanjutnya.
Serda Munir mengaku sangat bahagia bisa meringankan beban orang lain. Ia mengaku merasa puas bila bisa membantu warga yang berada di wilayah tugasnya.
"Ini adalah panggilan jiwa saya sebagai anggota TNI, apalagi Bapak Kasad, Bapak Pangdam mendukung kami terlibat dalam upaya menangani stunting ini," akunya.
Serda Munir berharap ada dermawan yang bisa membantu mereka untuk membantu penanganan para anak penderita tengkes ini, sehingga pemberian bantuan bisa tersebar merata dan lebih rutin dilakukan.
Lantaran keterbatasan pembiayaan, hanya sebulan sekali mereka bisa mendatangi satu demi satu anak-anak bangsa yang mesti mendapat perlakuan khusus ini.
Sementara, Felly Pristiyani Hartoyo, ibu Rafardhan mengakui sangat terbantu dengan bantuan-bantuan yang dibawa oleh para Babinsa.
"Kalau Pak Munir ini sudah sering ke sini membawa susu dan pampers. Kalau saya sendiri pasti sudah tidak mampu rutin membelinya, sementara anak saya sama sekali tidak bisa makan dengan normal," terang Felly.
Advertisement