Cadangan Devisa Akhir Maret 2023 Naik Jadi USD 145,2 Miliar, Pendorong Penerimaan Pajak dan Pencairan Pinjaman

Bank Indonesia menjelaskan posisi cadangan devisa akhir Maret 2023 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Apr 2023, 11:24 WIB
Ilustrasi uang rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2023 mencapai USD 145,2 miliar. Jumlah tersebut naik jika dibandingkan dengan posisi pada akhir Februari 2023 yang tercatat USD 140,3 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, peningkatan posisi cadangan devisa pada Maret 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (10/4/2023).

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tambah dia. 

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.


Cadangan Devisa Februari 2023 Naik Jadi USD 140,3 Miliar, Terdorong Pencairan Utang

Petugas sedang cek uang rupiah.

Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2023 mencapai USD 140,3 miliar. Angka ininaik dibandingkan dengan posisi pada akhir Januari 2023 yang tercatat USD 139,4 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, kenaikan posisi cadangan devisa pada Februari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,"kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (7/3/2023).

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," tutup dia. 


Cadangan Devisa Indonesia akhir Januari 2023 Sentuh USD 139,4 Miliar

Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023 mencapai USD 139,4 miliar atau setara Rp 2.111 triliun, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2022 sebesar USD 137,2 miliar.

Dilansir dari lama Bank Indonesia, Selasa (7/2/2023), Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Infografis Beda Rupiah 1998 dengan 2018 terhadap Dolar AS. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya