Liputan6.com, Beirut - Sebuah bus berisikan warga Palestina ditembak pada April tahun 1975 lalu. Tragedi tersebut mengawali perang saudara Lebanon yang berlangsung hingga 15 tahun.
Melansir Daily Telegraph, Senin (10/4/2023), daerah bekas penjajahan Prancis, berada di antara Utara Israel dan perbatasan Suriah, menjadi tempat bertumpahan darah pada tanggal 13 April, 48 tahun lalu.
Advertisement
Orang-orang bersenjata Falangis Lebanon menyerang bus berisikan warga Palestina tersebut saat melewati pinggiran kota Kristen di Beirut, menurut BBC.
Jumlah korban tewas terakhir adalah 27 orang dalam penyergapan oleh pasukan sayap kanan Lebanon itu.
Dini hari tanggal 13 April 1975, sekitar enam gerilyawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) bersenjata, melaju melewati Gereja Kristen Maronit Notre Dame de la Delivrance, mereka menembakkan senapan otomatis ke udara.
Satu regu milisi berseragam dari Kataeb Regulatory Forces (KRF) Partai Phalangis Kristen sedang mengalihkan lalu lintas di depan kuil Maronit, tempat pembaptisan berlangsung.
Orang Palestina menolak untuk dialihkan dari rute mereka.
Jemaat Maronit berkumpul di luar gereja baru mereka pada pukul 10.30 pagi di hari itu.
Kemudian, sekelompok pria bersenjata tak dikenal mendekat, dua mobil memperlihatkan stiker Front Populer untuk Pembebasan Palestina, sebuah faksi PLO.
Kelompok bersenjata itu melepaskan tembakan dan menewaskan empat militan Falangis, Joseph Abu Assi, ayah dari anak yang dibaptis dan tiga pengawalnya, Antoine Husseini, Dib Assaf dan Selman Ibrahim Abou.
Pada tengah hari, sebuah bus PLO yang membawa pengungsi Palestina kembali ke kamp pengungsi Sabra melintas.
Saat melewati jalan-jalan sempit di Ain el-Remmaneh, militan Falangis menembaki bus tersebut, menewaskan 27 penumpang dan melukai 19 lainnya.
Laporan bervariasi mengenai apakah ada penumpang yang bersenjata atau tidak.
Mengawali Perang Saudara Lebanon
Bus Dodge itu kemudian dibawa untuk dimuseumkan pada tahun 2007, seorang penyintas perang saudara, Sami Hamdan, menjelaskan, “Ini adalah hasil dari perang saudara. Orang terbunuh, semua orang kalah dan semuanya hancur. Yang tersisa hanyalah bangkai berkarat.”
Dapat dilihat, bus yang rusak itu hanya menyisakan kursi belakang yang juga sudah terkoyak. Bus itu diparkirkan di tengah arena pacuan kuda Beirut.
Arena pacuan kuda bersebelahan dengan Museum Nasional Beirut, titik persimpangan utama di ibu kota yang dulunya terbagi, tempat para milisi berkuasa.
Dikatakan bahwa Hamdanlah yang membeli bus itu 25 tahun sebelumnya dari pemilik aslinya, Abu Rida, sang pengemudi di hari penyerangan.
Rida disebut terluka ringan saat penyerangan tersebut, nyawanya terselamatkan karena ia merunduk dan bersembunyi di bawah tubuh seoang korban.
Setelah busnya hancur akibat penyerangan, Rida sempat memperbaiki dan mengendarainya untuk waktu yang singkat.
Setelah penyerangan bus tersebut, dimulailah perang saudara Lebanon.
Sekitar 150.000 nyawa terenggut, 900.000 orang Lebanon melarikan diri, dan lebih dari 20.000 orang bermigrasi ke Australia.
Advertisement
Gelombang Demo Lebanon Bangkitkan Memori Perang Saudara
Empat tahun lalu, demo pecah di ibu kota Lebanon, membangkitkan kembali memori perang saudara Lebanon yang memakan ratusan ribu nyawa.
Bentrokan pecah di kota-kota di seluruh Lebanon pada Selasa 26 November 2019, ketika konfrontasi antara pendukung partai dan demonstran oposisi memasuki malam ketiga berturut-turut, sekaligus mengancam akan menggagalkan gerakan protes damai.
Yang paling simbolis adalah bentrokan selama berjam-jam antara penduduk Ain al-Remmaneh yang berbeda kubu --awal mula perang saudara Lebanon beberapa puluh tahun lalu-- dan wilayah tetangga Chyah, demikian seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (27/11/2019).
Pendukung Hizbullah dan Gerakan Amal (Amal Movements) melemparkan batu dan benda-benda lain di seberang jalan antara dua daerah yang menandai garis pemisah antara wilayah Beirut Timur yang mayoritas Kristen dan Beirut Barat yang mayoritas Muslim dalam perang saudara Lebanon 1975-1990.
Orang-orang di sisi lain, yang banyak dari mereka mendukung partai Lebanon Forces, membalas sebelum tentara turun tangan untuk memisahkan kedua pihak.
6 Fakta Menarik Lebanon, Rumah bagi Salah Satu Kota Tertua di Dunia
Lebanon adalah sebuah negara bekas pendudukan Prancis yang merdeka pada 22 November 1943. Ibu kotanya berada di Beirut.
Di samping parahnya tragedi perang saudara Lebanon, negara ini miliki banyak daya tarik yang belum diketahui banyak orang.
Luas wilayah Lebanon yaitu 10.452 kilometer persegi. Salah satu negara di Timur Tengah ini berbatasan dengan Suriah di sebelah utara dan timur, laut tengah atau mediterania di sebelah barat, dan Israel di sebelah selatan.
Lebanon jadi sorotan baru-baru ini setelah krisis keuangan nasional melanda negara itu sejak 2019. Insiden nasabah bersenjata yang meneror bank-bak di Lebanon kian meningkat. Mereka hendak mengambil simpanan mereka sendiri, tetapi tak leluasa karena kebijakan pembatasan penarikan uang. Dikutip dari Aljazeera, dari kanal Global Liputan6.com, para nasabah yang marah, setidaknya dua dari mereka membawa senjatanya dan menyerbu tiga bank komersial di seluruh Lebanon.
Di luar itu, Lebanon memiliki beberapa fakta yang mungkin belum diketahui banyak orang. Berikut enam fakta menarik yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Advertisement