Liputan6.com, Jakarta Dari tahun ke tahun, pemandangan mudik naik motor sambil membawa bayi sudah begitu sering dijumpai. Namun, membawa bayi dalam perjalanan mudik yang jauh menggunakan motor sebenarnya tidak dianjurkan.
Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr Hari Wahyu Nugroho, SpA(K) mengungkapkan bahwa ada banyak alasan mengapa banyak orang yang memilih mudik naik motor.
Advertisement
"Ada banyak sekali faktor yang memengaruhi, terutama kondisi sosial ekonomi. Seperti mudik menggunakan sepeda motor --- itu seringkali masyarakat beralasannya karena itu yang paling murah, itu yang paling mudah, itu yang paling cepat," ujar Hari dalam acara media briefing bersama IDAI ditulis Senin, (10/4/2023).
Bayi Sebaiknya Tidak Dibawa dengan Motor
Hari menjelaskan, hingga saat ini memang belum ada regulasi yang menyebutkan soal usia aman membawa anak menggunakan sepeda motor. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan motorik, sampai usia 2 tahun pun sebenarnya membawa bayi dengan motor tidak dianjurkan.
"Untuk bayi ini, artinya usia 0-1 tahun, 12 bulan, bahkan kalau mungkin dari pertimbangan perkembangan motorik, seharusnya sampai usia 2 tahun menurut saya memang sebaiknya tidak boleh dibawa dengan menggunakan sepeda motor apabila dia berada di jalan raya," kata Hari.
"Dari sudut pandang manapun itu sama sekali tidak aman untuk perkembangan motorik. Kita tahu semua bahwa perkembangan motorik sampai dia bisa jalan, dia punya pegangan yang kuat lengannya, itu baru sekitar usia 14-18 bulan," tambahnya.
Perkembangan Motorik Belum Sepenuhnya Terbentuk
Bayi yang masih berusia dibawah dua tahun belum memiliki perkembangan motorik yang utuh dimana mereka bisa berpegangan dengan kuat. Itulah mengapa menurut Hari, masih rawan untuk membawa bayi dengan motor.
"Kalau toh misalnya dia pakai ikat pinggang atau yang lainnya, itupun tidak bisa menjamin 100 persen, karena itu kan belum terstandarisasi seperti car seat. Artinya, tidak disesuaikan dengan bentuk besaran anatomi, antropometri dari bayinya. Artinya juga masih rawan," kata Hari.
Belum lagi, bayi berisiko mengalami hipotermia atau kedinginan. Terlebih lagi, Hari mengungkapkan bahwa sudah pernah terjadi sebelumnya dalam kasus mudik dengan motor sambil membawa anak, yang akhirnya tidak selamat saat tiba di tujuan.
"Saya dua kali pernah baca berita dalam kasus mudik, anaknya (dibawa) naik motor, sampai di tempat anaknya sudah tidak bernyawa," ujar Hari.
"Jadi kalau menurut saya pribadi, mengingat dari kemampuan motorik, kemudian dari status imunitas, anak dibawah dua tahun tidak boleh dibawa berboncengan dengan roda dua di jalan raya," tambahnya.
Advertisement
Pentingnya Car Seat untuk Balita
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Emergensi dan Rawat Intensif Anak (ERIA) IDAI, Dr dr Ririe Fachrina Malisie, SpA(K). Menurutnya, penggunaan car seat juga sangat penting untuk balita.
Pasalnya, Ririe mengungkapkan bahwa umumnya kecelakaan lalu lintas dapat berdampak pada banyak hal. Salah satu yang paling umum adalah menyebabkan terjadinya cedera pada otak.
"Paling banyak trauma akibat cedera lalu lintas ini adalah trauma intrakranial, yaitu cedera pada otak. Kita bisa bayangkan kalau yang otaknya sudah kena, itu dapat mengakibatkan macam-macam," ujar Ririe.
Selain itu, menurut Ririe, jika kecelakaan tersebut ditambah dengan benturan lain, ada risiko cedera tulang belakang yang bisa berujung pada kelumpuhan.
"Apalagi disertai dengan benturan yang berhadap-hadapan dan terjadi pemutaran mendadak tiba-tiba, jadi salto gitu, itu bisa cedera tulang belakang. Itu umumnya yang terjadi (setelahnya) adalah kelumpuhan total," kata Ririe.
Dukung Regulasi terkait Car Seat di Indonesia
Sehingga, Ririe menjadi salah satu yang ikut mendukung dibuatnya regulasi khusus terkait car seat di Indonesia. Jika berkaca pada luar negeri sendiri, car seat sebenarnya punya aturan khususnya.
"Car seat itu sendiri saja ada regulasinya. Jadi kalau satu bulan ke bawah, itu posisinya membalik. Kemudian strapping-nya. Jadi tidak menghadap ke jalan, itu dibawah satu tahun, dan lain-lain," ujar Ririe.
Ririe mengungkapkan bahwa merujuk pada anjuran World Health Organization (WHO) yang banyak mengambil data dari CDC Amerika Serikat, penggunaan car seat di sana sudah sangat ketat aturannya.
"Kita harus belajar dari katakanlah di sini WHO banyak mengambil data dari CDC atau Amerika, karena memang mereka sangat strict melakukan ini, bahwasanya mobil apabila membawa bayi balita tidak menggunakan car seat tidak boleh jalan," kata Ririe.
Advertisement