Apple Store Dibobol Perampok, Gasak 436 iPhone

Kasus perampokan dilaporkan kembali terjadi di Apple Store Amerika Serikat dan berhasil menggasak sekitar 436 iPhone serta Apple Watch dan iPad.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 11 Apr 2023, 09:30 WIB
Apple Store. Kredit: Michael Gaida via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kasus perampokan yang terjadi di sejumlah Apple Store di Amerika Serikat dilaporkan telah beberapa kali terjadi. Namun kasus yang terjadi baru-baru ini sedikit berbeda, karena pencurinya berhasil mencuri produk Apple dalam jumlah yang terbilang besar.

Mengutip informasi, 9to5Mac, Selasa (11/4/2023), jumlah keseluruhan produk Apple yang dicuri pada aksi kali ini mencapai USD 500.000 atau sekitar Rp 7,5 miliar. Produk yang dicuri termasuk iPhone, Apple Watch, dan iPad.

Adapun lokasi perampokan ini terjadi di Apple Store yang berlokasi di Alderwood Mall, Washington, Amerika Serikat. Berdasarkan informasi, perampokan terjadi pada hari Minggu waktu setempat ketika toko sudah tutup.

Para pencuri diketahui membobol masuk toko melalui kamar mandi toko mesin espresso yang berdekatan dengan Apple Store. Diketahui, para pencuri membobol dinding kamar mandi toko tersebut untuk bisa masuk ke toko milik Apple.

Sebelumnya, para pencuri lebih dulu membongkar pintu toko mesin kopi tersebut yang juga sudah terkunci. Selanjutnya, para pencuri yang berhasil masuk langsung mengambil sejumlah produk Apple yang ada di toko.

Manajer Seattle Coffee Gear Eric Marks yang mengetahui hal tersebut mengaku kaget karena ini pertama kali toko mereka dibobol perampok. Ia juga tidak menyangka kalau tokonya ternyata memiliki akses ke Apple Store.

Secara keseluruhan, ada sekitar 436 iPhone yang dicuri dalam aksi perampokan tersebut. Berdasarkan keterangan polisi setempat, perampokan ini merupakan aksi yang terorganisir.

Alasannya, para pelaku menggunakan topeng dan sarung tangan, sehingga tidak meninggalkan sidik jari sama sekali. Kepolisian setempat pun hingga saat ini masih melakukan investigasi.

Meski jumlah produk yang dicuri begitu besar, Apple sebenarnya memiliki mekanisme untuk memblokir nomor IMEI produk curian tersebut secara jarak jauh. Dengan kata lain, produk tersebut nantinya tetap tidak bisa diaktifkan.


Tim Cook Ternyata Tak Ingin Orang-Orang Terlalu Sering Pakai iPhone, Ini Alasannya

CEO Apple Tim Cook memamerkan sistem kamera canggih pada iPhone 13 Pro baru selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). iPhone 13, iPhone 13 Mini, iPhone 13 Pro, dan iPhone 13 Pro Max baru saja dirilis Apple. (Brooks Kraft/Apple Inc. /AFP)

Di sisi lain, CEO Apple Tim Cook ternyata tidak ingin orang-orang terlalu sering menggunakan iPhone. Pernyataan ini sedikit bertolak belakang dengan posisinya sebagai pimpinan Apple yang merupakan pembesut iPhone.

Mengutip informasi dari Mashable, Minggu (9/4/2023), pernyataan tersebut Tim Cook ungkapkan ketika menjadi salah satu sosok yang ditampilkan dalam edisi perdana mengenai World Creativity Awards dari majalah GQ.

Pernyataan Tim Cook sendiri bukannya tanpa alasan. Ia menuturkan, Apple tidak diberi intensif agar pengguna iPhone berlama-lama menggunakan perangkat mereka.

Alih-alih berlama-lama di iPhone mereka, Tim menginginkan agar pengguna memanfaatkan perangkat tersebut untuk melakukan sesuatu yang belum tidak bisa mereka lakukan sebelumnya.

Menurut Tim Cook, Apple mendesain teknologi untuk memungkinkan orang-orang mencapai hal-hal yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan, menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa mereka buat, serta mempelajari hal-hal yang belum mereka ketahui.

"Itulah yang mendorong kami. Kami tidak ingin orang menggunakan ponsel kami terlalu sering. Kami tidak diberi insentif untuk itu. Kami tidak menginginkan itu," tuturnya.

Untuk itu, ia bersama Apple menciptakan fitur Screen Time yang memungkinkan orang-orang memantau waktu mereka ketika menggunakan iPhone. Kehadiran fitur ini tidak lepas dari filosofi yang ia pegang sebagai seorang pribadi.

"Karena filosofi saya adalah, jika Anda lebih sering melihat ponsel daripada menatap mata seseorang, Anda melakukan hal yang salah. Jadi kami melakukan sejumlah hal seperti (fitur) Screen Time," ujarnya menjelaskan.

 


Privasi Adalah Hak Asasi yang Mendasar

CEO Apple Tim Cook dengan iPhone 13 Pro Max dan Apple Watch Series 7 selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). Dalam acara peluncuran, Tim Cook bangga engumumkan generasi iPhone terbaru kami, yaitu iPhone 13. (Brooks Kraft/Apple Inc. /AFP)

Selain itu, ia juga menyinggung soal privasi sebagai hak asasi manusia yang mendasar. Karenanya, Apple berusaha membuat produk yang sesedikit mungkin mengumpulkan data dan menempatkan pengguna di kursi pengemudi.

Dengan kata lain, Apple memberikan kesempatan bagi pengguna smartphone besutannya untuk mengatur sendiri data mereka, termasuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan data tersebut.

Pernyataan serupa sebenarnya pernah Tim Cook lontarkan pada 2021.  Ketika itu, ia melakukan wawancara dengan Bustle.

Dikutip dari Tech Spot, Tim membahas mengenai kekhawatirannya tentang pengguna yang memakai perangkat teknologinya terlalu sering. Untuk itu, Apple pun mengembangkan fitur seperti Screen Time, sehingga pengguna dapat memantau aktivitas di perangkatnya.

"Dan saya selalu khawatir tentang orang yang terlalu banyak menggunakan teknologi. Jadi, kami menghadirkan fitur Screen Time untuk memberitahu orang-orang waktu sebenarnya yang mereka habiskan di perangkatnya, karena biasanya, jumlah itu jauh lebih banyak dari yang mereka katakan," tutur Tim.


Bos Apple Tak Ingin iPhone Sekadar Jadi Alat Akses Media Sosial Tanpa Henti

CEO Apple Tim Cook meluncurkan iPhone 13 baru selama acara khusus di Apple Park di Cupertino, California (14/9/2021). Apple resmi meluncurkan iPhone terbarunya dalam acara bertajuk "California Streaming" yang digelar secara virtual, Rabu (15/9/2021) dini hari WIB. (Brooks Kraft/Apple Inc./AFP)

Selain itu, dia juga ingin agar konsumen Apple untuk memanfaatkan perangkatnya secara lebih produktif dan terhubung dengan orang lain. Sebagai contoh, untuk fotografi atau berkomunikasi dengan keluarga maupun teman lewat FaceTime, tak sekadar scrolling media sosial tanpa henti. 

Ia pun mengatakan, teknologi seharusnya yang melayani manusia dan buka sebaliknya. Tim pun menyuarakan dukungannya pada Shine, aplikasi yang didesain untuk membantu pengguna melawan stigma soal kesehatan mental.

Sebagai informasi, kreator mekanisme infinte scrolling di media sosial, Aza Raskin, memang pernah mengutarakan permintaan maaf atas temuannya. Ia menyesal dengan temuannya membuat mekanisme scrolling yang ternyata membawa dampak negatif.

Awalnya, ia mengatakan, tujuannya membuat mekanisme tersebut adalah menciptakan pengalaman semulus mungkin untuk pengguna. Namun hal itu kini berubah menjadi alat untuk mengajak pengguna agar tetap online selama mungkin. 

(Dam/Isk)


Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian (liputan6.com/Triyasni)

Infografis Cek Fakta 3 Cara Melindungi Data Pribadimu dari Pencurian (liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya