Liputan6.com, Jakarta - Harga emas lepas dari level kunci USD 2.000 per ons pada penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penurunan harga emas dunia hari ini terjadi karena dolar AS menguat di tengah membaiknya angka pekerjaan di AS.
Sementara para pelaku pasar juga tengah memposisikan diri untuk menyambut pengumumkan inflasi yang dilakukan pada pekan ini. Angka inflasi ini bisa mempengaruhi kenaikan suku bunga yang kemudian akan berdampak ke harga emas.
Advertisement
Mengutip CNBC, Selasa (11/4/2023), harga emas di pasar spot turun hampir 1 persen menjadi USD 1.988,88 per ons. Sementara harga emas berjangka AS turun 1,1 persen ke level USD 1.989,10 per ons.
Imbal hasil Treasury AS naik menyusul laporan pekerjaan AS yang menunjukkan laju perekrutan yang masih kuat di bulan Maret, kemungkinan memberi ruang bagi Federal Reserve atau Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga lagi.
Imbal hasil Treasury AS yang lebih rendah sebelumnya memberikan tenaga kepada logam mulia untuk bergerak lebih tinggi, tetapi dengan kemungkinan kenaikan imbal hasil Treasury AS saat ini menekan harga emas.
Selain itu, kenaikan harga energi yang dipimpin oleh minyak juga membebani emas.
"Kenaikan suku bunga masih di atas meja dan itu dapat mendorong emas kembali lebih jauh," kata analis senior RJO Futures, Daniel Pavilonis.
Peluang kenaikan suku bunga 25 basis poin bulan depan mendorong kenaikan dolar AS. Hal ini membuat emas batangan berdenominasi dolar AS kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Suku bunga yang lebih tinggi biasanya menumpulkan daya tarik emas, meskipun status tradisionalnya sebagai lindung nilai inflasi.
Harga Emas Dunia Lagi Kinclong, Saatnya Beli atau Jual?
Awal April 2023 ini emas mencatatkan rekor tertinggi dengan menembus USD 2.030 per ons. Harga emasdipengaruhi kekhawatiran resesi mendorong sentimen pasar.
Dilansir dari laman Kitco News, Senin (10/4/2023), Analis senior ActivTrades Ricardo Evangelista, mengatakan harga emas dunia terus meningkat, mendekati level maksimum sepanjang masa yang dicapai pada musim panas 2020 ketika ketidakpastian yang disebabkan pandemi mendorong investor menuju keamanan logam mulia.
“Kali ini, alasan di balik kecemasan investor dapat dikaitkan dengan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi," kata Evangelista.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa risiko resesi meningkat, dengan data terbaru menunjukkan perlambatan ekonomi. Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP mengungkapkan pemberi kerja swasta AS menambahkan lebih sedikit pekerjaan dari yang diharapkan pada bulan Maret, dengan gaji naik 145.000.
Menurut Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, hal ini terjadi setelah lowongan pekerjaan AS turun di bawah sepuluh juta pada bulan Februari - level terendahnya dalam hampir dua tahun. Selain itu, sektor jasa AS melambat di bulan Maret, dengan Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan PMI non-manufaktur turun menjadi 51,2 bulan lalu.
Alhasil awal pekan ini, pasar mencerna penurunan pesanan pabrik dan memperlambat aktivitas manufaktur. Disisi lain, krisis perbankan pada bulan Maret menyoroti dampak negatif dari pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral terhadap ekonomi riil.
"Data ekonomi sejak diterbitkan menunjukkan perlambatan dalam aktivitas dan kepercayaan, dengan pengumuman baru-baru ini oleh OPEC plus, tentang niatnya untuk memangkas produksi, kemungkinan akan mendorong inflasi dan berkontribusi pada penurunan lebih lanjut sentimen investor,” kata Evangelista.
Advertisement
The Fed
Meskipun beberapa pembicara The Fed masih membahas lebih banyak kenaikan, pasar menghargai peluang peningkatan penurunan suku bunga tahun ini. Ada sekitar 50 persen kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juli.
Sedangkan menurut Analis pasar Kinesis Money, Rupert Rowling, saat ini kondisi pasar sedang memihak pada emas, karena dolar AS sedang melemah. Maka sekarang waktu yang tepat untuk membeli atau menjual emas.
“Kondisi pasar bermain tepat di tangan emas dengan logam mulia lebih lanjut didukung oleh melemahnya dolar AS, yang biasanya memiliki hubungan terbalik dengan emas," pungkas Rowling.