5 Fakta Menarik Serabi yang Eksis Sejak Masa Kerajaan Mataram

Ada beberapa jenis serabi yang populer di Indonesia, seperti serabi Solo, Sunda, hingga Minang.

oleh Tifani diperbarui 12 Apr 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi serabi. (Photo @azerbaijan_stockers Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Yogyakarta - Serabi merupakan makanan tradisional yang cukup populer di Indonesia. Secara umum, serabi dikenal sebagai kudapan bercita rasa manis gurih yang terbuat dari tepung bers dan santan.

Ada beberapa jenis serabi yang populer di Indonesia, seperti serabi Solo, Sunda, hingga Minang. Tidak hanya itu, rupanya serabi cukup bersejarah dan salah satu kudapan tertua yang bertahan hingga saat ini.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut sederet fakta serabi yang konon muncul sejak Kerajaan Mataram.

1. Serabi Tertulis dalam Manuskrip Kuno

Serabi menjadi salah satu makanan tradisional legendaris yang tertulis dalam Serat Centhini. Serat Centhini ditulis oleh para pujangga Keraton Surakarta pada 1814-1823 atas perintah Paku Buwono V.

Selain itu, serabih bahkan sudah disajikan sejak Kerajaan Mataram. Serabi disajikan pada proses ijab pernikahan sebagai kudapan.

Selain itu, serabi juga disajikan saat acara ruwahan yang digelar keraton.

2. Panekuk Tradisional

Serabi merupakan kudapan yang terbuat dari tepung beras, pandan, vanila, gula, dan santan. Kemduian dimasak dengan wajan kecil dari tanah liat dan dipanggang di arang.

Serabi ini mirip dengan panekuk, berbentuk bulat, agak fluffy, dan berpori-pori. Di Jawa Tengah, serabi disajikan kering dan tekstur pinggirannya cenderung kering.

Sedangkan di Jawa Barat, serabi mempunyai bentuk yang lebih berisi dan disiram dengan kuah kinca atau kuah gula merah.


Macam Serabi

3. Macam Serabi

Selain serabi khas Solo dan serabi kuah kinca di Jawa Barat, terdapat beberapa macam serabi di Pulau Jawa. Ada serabi polos yang mempunyai cita rasa cenderung gurih karena terbuat dari tepung beras, santan kelapa, dan sedikit garam.

Namun biasanya serabi diberi pandan untuk menambah aroma dan cita rasa. Di Ambarawa terdapat serabi ngampin, yaitu serabi dengan kuah santan kelapa.

Di Semarang, serabi mempunyai khasnya tersendiri yaitu bubur serabi, perpaduan antara bubur sumsum, serabi, dan candil, yang disiram kuah santan dan kinca. Biasanya bubur serabi dihidangkan dengan wadah dari daun pisang.

4. Perbedaan Serabi Solo dan Sunda

Di Jawa Barat, serabi mempunyai bentuk yang lebih padat daripada serabi di Solo. Serabi di Solo mempunyai pinggiran yang krispi namun lembut di tengah.

Jika serabi di Solo dimakan begitu saja, serabi di Jawa Barat disajikan basah karena disiram dengan kinca atau gula merah cair. Serabi di Jawa Barat juga ada yang bercita rasa gurih-asin karena ditambahkan oncom.

5. Serabi Legendaris Notosuman

Salah satu serabi yang terkenal di Kota Solo adalah Serabi Notosuman. Toko serabi yang ada sejak tahun 1923.

Nama Notosuman diambil dari nama jalan tempat Serabi Notosuman berada. Konon katanya, Serabi Notosuman ini tercipta tanpa sengaja.

Nyonya Hoo Ging Hok, pemilik Serabi Notosuman dulu menjual apem. Suatu hari Hoo Ging Hok diminta oleh tetangganya membuat apem dengan bentuk berbeda dan terciptalah apem pipih yang kemudian dipanggil serabi oleh orang-orang.

Sejak saat itu, Hoo Ging Hok berjualan Serabi Notosuman yang masih eksis hingga sekarang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya