Liputan6.com, Jakarta Istilah quarter life crisis mungkin sudah tak asing di telinga Anda. Sebuah periode dalam kehidupan dewasa yang dialami ketika seseorang menginjak usia pertengahan dua puluhan dan awal tiga puluhan.
Saat tengah mengalaminya, seseorang bisa merasa kebingungan. Mempertanyakan dan juga bisa mengelak bahwa yang dialami merupakan fase quarter life crisis.
Advertisement
Psikolog Rachel Needle mengungkapkan bahwa quarter life crisis merupakan masa dimana perasaan stres dan ketidakpastian muncul dalam hidup. Utamanya ketika seseorang tengah mencari tahu siapa mereka dan apa yang mereka inginkan.
"Orang-orang mungkin merasa tersesat, terjebak secara pribadi atau secara profesional, dan tidak terinspirasi ketika mengalami quarter life crisis," ujar Rachel mengutip ulasannya pada laman MindBodyGreen, Selasa (11/4/2023).
"Meskipun sebagian orang merasa ini adalah saat-saat terbaik dalam hidupnya, ada banyak tekanan pada sebagian orang lainnya, dan ini masa yang penuh dengan perjuangan khusus dalam hidup," tambahnya.
Berapa Lama Quarter Life Crisis Berlangsung?
Durasi terjadinya quarter life crisis akan bervariasi pada masing-masing individu tergantung pada apa yang memicunya. Namun, menurut terapis berlisensi Tiana Leeds, quarter life crisis bisa berlangsung cukup lama hingga menahun.
"Diperlukan banyak waktu untuk Anda pertama kali menyadari ada sesuatu yang salah dalam hidup, dan saat Anda mencari tahu bagaimana menjalani kehidupan dewasa itu. Mungkin akan muncul perasaan bingung, seperti 'Ini bukan, tapi saya tidak tahu apa itu'," kata Tiana.
Apa Biang Kerok yang Menyebabkan Quarter Life Crisis?
Tiana mengungkapkan bahwa bagi banyak orang, quarter life crisis bisa terjadi lantaran ada perasaan kecewa pada masa dewasa muda.
"Kekecewaan itu bermuara pada kehidupan di masa dewasa muda, begitu seseorang menghabiskan sedikit waktu di 'dunia nyata', mereka mulai merasa tersesat, baik dalam karier, kehidupan pribadi, atau komunitas mereka," kata Tiana.
Pendapat lainnya diungkapkan oleh terapis berlisensi, De-De-Andrea Blaylock-Solar, MSW, LCSW-S, CST. Menurut Andrea, banyak orang akan mengalami pergolakan, perubahan, dan kekecewaan yang dramatis saat mengalami quarter life crisis. Alhasil, quarter life crisis bisa membuat seseorang merasa kewalahan dan tidak yakin pada diri sendiri.
Andrea mencatat bahwa perasaan-perasaan itu bisa benar terjadi terutama jika seseorang memiliki gagasan kuat tentang diri seperti apa yang mereka inginkan atau apa yang ingin mereka lakukan dalam karier, hanya saja untuk sampai ke sana, seseorang mungkin menyadari bahwa mungkin itu tidak cocok untuk mereka.
"Ini bisa terasa sangat menghancurkan ketika seseorang menemukan kenyataan bahwa apa yang mereka lakukan sangat berbeda dari apa yang sudah mereka bayangkan," kata Andrea.
Advertisement
Perbandingan Jadi Pemicu dalam Quarter Life Crisis
Lebih lanjut Andrea menambahkan bahwa adanya perbandingan juga bisa menjadi pemicu besar dalam quarter life crisis. Seperti saat melihat teman sudah maju dalam karier mereka, dan lain-lainnya.
"Mungkin ada perasaan, 'Mengapa itu tidak terjadi pada saya? Apa yang salah dengan saya?'," ujar Andrea.
Andrea menjelaskan, tanda-tanda quarter life crisis salah satunya dimulai dengan munculnya perilaku impulsif meskipun tidak selalu.
"Jika seseorang menyadari bahwa mereka benar-benar membenci pekerjaan yang mereka impikan, misalnya, mereka mungkin secara impulsif berhenti tanpa memikirkannya terlebih dahulu dan memutuskan untuk melakukan perjalanan keliling dunia selama sebulan," kata Andrea.
Quarter Life Crisis, Merasa Ada yang Harus Diubah
Selanjutnya, quarter life crisis menurut Tiana dan Andrea bisa ditandai dengan munculnya perasaan kuat bahwa ada sesuatu yang harus diubah.
"Anda bisa merasa ada kebutuhan akan perubahan tetapi tidak mengetahui seperti apa perubahan itu agar dapat dipenuhi. Ada kebutuhan pada perubahan yang terasa mendesak," ujar Andrea.
Tak berhenti di sana, quarter life crisis turut bisa ditandai dengan perasaan kesulitan membuat keputusan, merasa terisolasi tanpa ada arah tujuan, merasa cemas, dan merasa adanya ketidakamanan (insecurity).
"Komponen besar dalam quarter life crisis adalah munculnya rasa insecure. Bagaimanapun, quarter life crisis bicara tentang orang dewasa muda yang mencoba mencari tahu tempat mereka di dunia dan ingin menjadi siapa," ujar Tiana.
"Sehingga, itu bisa terasa menakutkan, memalukan, dan muncul sejumlah emosi negatif lainnya. Terutama jika quarter life crisis berasal dari membandingkan diri dengan orang lain. Sangat mungkin seseorang bisa merasa kurang percaya diri," pungkasnya.
Advertisement