Liputan6.com, Jakarta - Jagat maya dibuat heboh dengan rekaman seorang pria mengganti QRIS di kotak amal masjid yang disebut berlokasi di Jakarta Selatan.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, modus kasus penipuan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) palsu di kotak amal Masjid tersebut.
Advertisement
"Pada case dugaan penyalahgunaan QRIS pada salah satu rumah ibadah di Jakarta, pelaku mendaftar sebagai merchant QRIS dengan nama restorasi masjid namun merchant tersebut tidak terdaftar sebagai tempat ibadah melainkan merchant reguler," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono ditulis Selasa (11/4/2023).
Sebenarnya, Apa Itu QRIS?
Quick Response Code Indonesian Standard atau biasa disingkat QRIS (dibaca KRIS) adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) menggunakan QR Code.
QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS
Saat ini, dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari Penyelenggara manapun baik bank dan nonbank yang digunakan masyarakat, dapat digunakan di seluruh toko, pedagang, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS, meskipun penyedia QRIS di merchant berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat.
Merchant hanya perlu membuka rekening atau akun pada salah satu penyelenggara QRIS yang sudah berizin dari Bank Indonesia.
Selanjutnya, merchant sudah dapat menerima pembayaran dari masyarakat menggunakan QR dari aplikasi manapun penyelenggaranya.
Pria Diduga Pemasang QRIS Palsu di Kotak Amal Masjid Bikin Klarifikasi, Warganet Tambah Bingung
Jagat maya dibuat heboh dengan rekaman seorang pria mengganti QRIS di kotak amal masjid yang disebut berlokasi di Jakarta Selatan. Karena klip itu, warganet ramai-ramai mencari tahu identitas pria yang memakai kemeja biru di video diduga penipuan dengan mengganti QRIS kotak amal masjid tersebut.
Akhirnya, pemilik akun Instagram @imanabuaf, yang diduga sebagai pria dalam klip yang dimaksud, memberi "klarifikasi membingungkan," menurut warganet. Dalam unggahan Instagram, baru-baru ini, ia menulis, "Perkenalkan, saya Iman. Saya kaget KTP dan foto saya ada di mana-mana."
"Saya mau meluruskan beberapa hal: 1. Tidak ada keuntungan pribadi yang saya ambil dari transaksi ini, murni karena ada project pemeriksaan (tidak etis kalau saya ceritakan di sini)," sambungnya. "2. Ketika ada scan QR, uangnya masuk ke rekening Restorasi Mesjid di Nobu (melalui app pulsabayar) dan Linkaja (melalui app youtop)."
Ia menyambung, "Untuk yang pulsa bayar, harus request transfer dulu baru pindah uangnya, setelah pending H+1. Untuk yg melalui youtap, otomatis di transfer H+1. 3. Semua uang yang dari Restorasi Masjid belum digunakan (karena merupakan sampel)."
"Jumlah yang sudah diterima di Nobu & Linkaja itu saya tidak tahu persisnya. Jumlah yang telah mereka transfer, saya punya datanya. Teman-teman silahkan menyepakati mau ke rekening siapa saya kembalikan hasil scan tersebut," imbuhnya.
"Saya bertanggung jawab sebesar yang mereka transfer. Untuk yang masih tertahan di Nobu dan Linkaja mungkin bisa menghubungi admin terkait," tandasnya terkait kasus diduga QRIS palsu.
Advertisement
Klarifikasi Lanjutan
Dalam klarifikasi lanjutan, yang diikuti sejumlah tangkapan layar seolah memproses dana yang masuk, pria mengaku bernama Iman itu menulis, "Assalamu'alaikum, sehubungan belum ada respons yang signifikan dari kedua penyelenggara QRIS, maka dengan pertimbangan: 1. Teman-teman khawatir saya tidak bertanggung jawab. 2. Semakin lama proses penyelesaian. Maka, SELURUH uang yang pernah masuk melalui QRIS, saya titipkan/kembalikan sementara di Rekening Resmi Mesjid Nurul Iman Blok M @masjidnuruliman."
"[Perhitungan dan bukti bisa di slide/geser]. Hal ini tidak menghilangkan kewajiban saya untuk tetap berkunjung ke DKM mesjid-mesjid tersebut," sambungnya.
"Sekali lagi saya memohon maaf telah melakukan sesuatu yang melanggar prosedur. Catatan Tambahan: Berapapun jumlah mesjidnya, QRIS yang digunakan tetap dua QRIS tersebut, sehingga yang saya transfer itu adalah dari transaksi seluruh mesjid."
Alih-alih paham, klarifikasi panjang tersebut justru membingungkan warganet. "Apa sih nih orang? Kayak orang panik aja karena ketahuan nipu. Udahlah tangkep aja," komentar seorang pengguna Twitter, sementara yang lain menulis, "Terlalu janggal. Tolong ada yang ngerti nggak sih dia ngomong apaan?"