BMKG Imbau Pemudik Aktif Pantau Informasi Cuaca Sebelum Mudik Lebaran

BMKG juga menyediakan laman bagi pemudik yang ingin mendapatkan informasi cuaca. Untuk pemudik jalur darat dapat memantau informasi cuaca melalui https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca-posko-lebaran.bmkg.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2023, 18:05 WIB
Kondisi lalu lintas saat hujan mengguyur Jakarta, Senin (26/10/2020). BPBD DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini cuaca berupa potensi terjadinya hujan lebat disertai petir dan angin kencang dampak dari siklon tropis Molave hingga 27 Oktober 2020. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik di tengah dinamika atmosfer cuaca di Indonesia yang cepat berubah.  

"Dinamika atmosfer di Indonesia sangat dinamis dan cepat berubah," ujar Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Radjab di Jakarta, Senin, 10 April 2023. 

Untuk itu dia mengimbau agar para pemudik untuk tidak memaksakan diri melakukan perjalanan jika kondisi cuaca sedang buruk.  

"Jika dirasa tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan sebaiknya ditunda sampai menunggu cuaca kembali normal. Terutama para pemudik jalur darat dan juga laut," tuturn Fachri dilansir Antara

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa selama periode mudik Lebaran, BMKG akan menyiagakan posko nasional dan daerah untuk memantau kondisi cuaca terkini.

Selain itu, lanjut dia, 190 stasiun BMKG yang dilengkapi dengan 40 radar cuaca di seluruh wilayah di Indonesia juga akan disiagakan. Termasuk Prakirawan Cuaca bertugas 24 jam untuk memastikan informasi cuaca yang lebih akurat.  

BMKG juga menyediakan laman bagi pemudik yang ingin mendapatkan informasi cuaca. Untuk pemudik jalur darat dapat memantau informasi cuaca melalui https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca-posko-lebaran.bmkg.

Sedangkan bagi pemudik jalur laut dapat mengakses laman https://maritim.bmkg.go.id/ untuk mengetahui kondisi cuaca maritim. Dan https://siam.bmkg.go.id/siam/ untuk mengetahui kondisi cuaca penerbangan.

 


BMKG: Indonesia Memasuki Masa Peralihan Musim

Ketua BMKG Dwikorita Karnawati ikut menjadi pembuka Third Multi-Hazard Early Warning Conference di Bali pada Senin 23 Mei 2022. Turut hadir pula Mami Mazutori, ketua United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR). Dok: YouTube/World Meteorological Organization - WMO

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan saat ini Indonesia tengah memasuki masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau sehingga potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi.

Ia pun mengimbau para pemudik untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan selama masa mudik Lebaran 2023 seiring adanya potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.

Saat peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau, ia mengatakan arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.

"Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam," paparnya.


Pengertian Cuaca Ekstrem Menurut BMKG

Kendaraan melintas saat hujan di Pedesterian Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (15/10/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya potensi cuaca ekstrem terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia pada 15 hingga 21 Oktober 2022. Karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan kedepan, yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menurut Peraturan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022, Cuaca Ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem adalah informasi yang bersifat segera dan berisikan informasi potensi terjadinya Cuaca Ekstrem.

Berdasarkan informasi dalam Pasal 3, Peringatan Dini Cuaca Ekstrem terdiri atas:

  • Peringatan Dini Cuaca Ekstrem bersifat umum; dan
  • Peringatan Dini Cuaca Ekstrem berbasis risiko.

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kejadian fenomena cuaca ekstrem menjadi sangat sering sejak 30 tahun terakhir. Kejadian cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia di antarnya adalah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Faktor pertama penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena aktifnya Monsun Asia di mana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.

Indonesia yang berada di garis khatulistiwa yang berdampak oleh pergerakan angin ini. Angin periodik tersebut mengindikasikan musim hujan di Indonesia yang sedang berlangsung.

Apabila cuaca ekstrem sedang berlangsung di Indonesia, pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin akan terjadi di beberapa wilayah, oleh karena itu uap air yang menjadi awan hujan akan terkonsentrasi di suatu wilayah sehingga air yang turun intensitasnya tinggi. Hujan lebat dan dalam waktu lama dapat terjadi akibat konvergensi dan perlambatan tersebut.

Faktor yang terakhir yaitu suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu mudahnya air menguap dan terkumpul menjadi awan hujan yang menyebabkan pasokan uap air cukup tinggi yang mengakibatkan pembentukan awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer.

Infografis BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya