Ahli Prediksi Teknologi AI Bisa 'Bangkitkan' Orang Mati Akhir Tahun 2023

Ilmuwan Metaverse, Dr Pratik Desai, mendesak orang-orang untuk sering merekam orang tua atau orang yang mereka cintai karena adanya teknologi baru memungkinkan suara dan rekaman video untuk membuat orang mati 'hidup selamanya'.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 17 Apr 2023, 18:35 WIB
Artificial Intelligence (AI) memungkinkan orang untuk tetap berhubungan dengan orang yang mereka cintai setelah kematian mereka. (Sumber: Oddity Central)

Liputan6.com, Jakarta - Berkat teknologi AI baru, orang mungkin dapat "hidup selamanya" dengan orang yang mereka cintai bahkan setelah meninggal. Fitur itu mungkin tersedia pada akhir tahun ini, klaim seorang ilmuwan.

Dengan kata lain, orang yang sudah meninggal bisa 'bangkit' melalui kumpulan data yang diolah dengan AI.

Dr Pratik Desai, ilmuwan yang ahli dalam AI dan telah mendirikan banyak perusahaan rintisan, mendesak siapa pun untuk mulai secara teratur merekam orang tua atau orang-orang yang mereka cintai.

Dia percaya bahwa jika ada cukup data, termasuk rekaman suara dan video, orang mungkin dapat mengunggahnya ke komputer dan merasa dekat dengan mereka bahkan setelah mereka meninggalkan tubuh fisiknya.

Dalam ulasan di akun Twitter miliknya, Dr Desai mengatakan, "Mulai secara teratur merekam orang tua dan orang-orang yang Anda cintai."

"Dengan data transkrip yang cukup, sintesis suara baru, dan model video, ada kemungkinan 100% mereka akan tinggal bersama Anda selamanya setelah meninggalkan tubuh fisik."

"Ini bahkan mungkin bisa terjadi pada akhir tahun ini," dilaporkan oleh Mirror.co.uk, Senin (17/4/2023).

Tahun lalu, Artur Sychov, CEO dan pendiri Somnium Space, sebuah versi metaverse, memutuskan untuk membuat fitur baru yang disebut mode "Live Forever" setelah kematian ayahnya.

Fitur itu memungkinkan orang untuk dapat terus berinteraksi dengan AI yang menyerupai orang spesifik, bahkan setelah orang asli itu meninggal.

 


Fitur Membuat Avatar Bergerak

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML). Kredit: Gerd Altmann from Pixabay

Fitur yang akan datang ini secara efektif memungkinkan orang untuk menyimpan gerakan dan percakapan sebagai data, kemudian digandakan sebagai avatar yang dapat bergerak, berbicara, dan bersuara seperti manusia pada umumnya.

Pakar metaverse Artur Sychov mengatakan fitur tersebut akan memungkinkan orang untuk berbicara dengan orang yang mereka cintai kapan pun mereka mau, bahkan setelah kematian mereka.

Dia mengatakan kepada VICE, "Secara harfiah, jika saya mati—dan saya telah mengumpulkan data ini—orang atau anak saya dapat datang, mereka dapat masuk, dan mereka dapat berbicara dengan avatar saya, dengan gerakan saya, dengan suara saya."

"Anda akan bertemu avatar itu. Dan mungkin selama 10 menit pertama berbicara dengan orang itu, Anda tidak akan sadar bahwa itu sebenarnya AI. Itulah tujuannya."

 


Perusahaan Amazon

The Spheres, kantor bernuansa hutan hujan yang baru dibuka Amazon, di Seattle, AS. (AP/Ted S. Warren)

Pada Juni 2022, perusahaan Amazon mengatakan teknologi Alexa yang dibuatnya, mungkin dapat meniru suara kerabat yang telah meninggal, dalam rencana perkembangannya untuk "mengabadikan kenangan".

Perusahaan raksasa ritel online tersebut memamerkan teknologi baru pada konferensi re:MARS di Las Vegas yang membahas kecerdasan buatan untuk mesin pembelajaran, otomasi, robotika, dan ruang angkasa.

Rohit Prasad, wakil presiden senior dan kepala ilmuwan Alexa AI Amazon, mengatakan fitur itu adalah cara Amazon untuk mendekatkan orang dengan kerabat mereka yang hilang dalam pandemi Virus Corona.

Dia mengatakan tujuannya adalah untuk membangun kepercayaan yang lebih besar dalam interaksi pengguna dengan Alexa, dengan cara menempatkan lebih banyak "atribut manusia dari empati dan pengaruh".

"Atribut ini menjadi semakin penting selama masa pandemi yang berlangsung, ketika begitu banyak dari kita kehilangan orang yang kita cintai," tambahnya.


Perusahaan Google

Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Mantan insinyur Google, Ray Kurzweil, 75, juga mengerjakan proyek kehidupan digital setelah kematian untuk manusia dalam upaya membangkitkan ayahnya.

Dia mengatakan kepada BBC pada tahun 2012, "Saya akan dapat berbicara dengan kreasi ulang ini. Pada akhirnya, ini akan sangat realistis seperti berbicara dengan ayah saya saat masih hidup."

"Cara yang sangat baik untuk mengekspresikan semua dokumentasi ini adalah dengan membuat avatar yang akan dibuat oleh AI, dengan fisik yang sangat mirip dengan ayah saya, mengingat informasi yang kami miliki tentang dia, termasuk kemungkinan DNA-nya," tambahnya.

Infografis Modus Robot Trading Net89, Sudah Ada 8 Tersangka Kasus Investasi Bodong (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya