IJTI Desak Polda Sulsel Tindak Tegas Polisi yang Diduga Aniaya Jurnalis di Bulukumba

Jurnalis tersebut mengaku dianiaya dan dipaksa menghapus video yang ia rekam saat polisi membubarkan paksa demonstran.

oleh Fauzan diperbarui 12 Apr 2023, 00:30 WIB
IJTI Pengda Sulsel (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Makassar - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Sulawesi Selatan mengecam keras insiden penganiayaan yang dialami oleh jurnalis iNews TV, Dirman Saso saat meliput aksi demo yang berakhir bentrok di Kabupaten Bulukumba. Dirman saat itu diduga dianiaya oknum polisi dan dipaksa menghapus video yang ia rekam saat bentrok terjadi. 

"Jelas kami sangat mengecam perbuatan terduga pelaku, apalagi kalau benar dia adalah seorang anggota kepolisian. Ini sudah bentuk pelanggaran pidana. Disini ada dugaan kekerasan dan bentuk intimidasi. Jangan lupa, kalau jurnalis yang sedang bertugas itu dilindungi oleh undang-undang," kata Kabid Advokasi IJTI Pengda Sulsel, Dzaki Akbar, Selasa (11/4/2023). 

Atas kejadian ini, lanjut Dzaki, IJTI dengan tegas meminta pihak kepolisian agar segera mengambil tindakan hukum. Khususnya, terhadap anggota kepolisian yang diduga menjadi pelaku kekerasan dalam kejadian tersebut. 

"Kami minta, agar pihak kepolisian, khususnya kepada Polda Sulsel untuk mengambil tindakan. Apalagi kejadian ini sudah sangat sering terjadi dan menimpa rekan-rekan se-profesi kami saat bertugas," tegasnya. 

Hal senada juga disampaikan Kepala Biro iNews TV, Andi Muhammad Yusuf Aries. DIa menegaskan agar dugaan penganiayaan itu diproses hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. 

"Sebab jika terbukti benar, peristiwa dugaan tindak kekerasan ini bukan hanya melukai korban secara personal. Tapi juga mencedrai profesi kami selaku jurnalis. Kami berharap kepolisian menegakkan hukum yang berlaku," tegasnya.

 


Pengakuan Korban

Polisi amankan sejumlah demonstran di Bulukumba (Liputan6.com/Fauzan)

Sementara itu, jurnalis iNews TV, Dirman Saso menuturkan bahwa dugaan kekerasan yang dia alami terjadi pada Senin (10/4/2023) sore sekitar pukul 17.30 WITA. Dirman mengaku saat itu dirinya merekam aksi polisi yang membubarkan paksa aksi demo mahasiswa terkait penolakan Undang-undang Cipta Kerja. 

"Saya awalnya kebetulan lewat. Karena ada kejadian, saya spontan ambil gambar karena lagi baku kejar antara polisi dengan mahasiswa. Ada juga mahasiswa yang dipukuli dan diinjak-injak," beber Dirman dalam keterangannya yang diterima Liputan6.com. 

Dirman saat itu kaget lantaran dirinya tiba-tiba dilempari batu oleh salah seorang diduga polisi. Tak berhenti sampai disitu, Dirman kemudian didatangi oleh polisi tersebut lalu mengintimidasi dirinya. 

"Baru beberapa menit ambil gambar saya dilempari batu, tapi tidak kena. Setelah itu dia berlari datang ke saya memukul, jadi sempat saya tangkis, setelah itu dia memaksa hapus gambar," tutur Dirman 

Sempat terjadi aksi saling merebut handphone antara Dirman dan terduga pelaku. Beberapa pukulan juga diterima jurnalis iNews TV itu. 

"Saat itulah dia pukul pundak saya beberapa kali untuk menyuruh hapus video, merasa sakit, saya berkata ini kekerasan pak, lalu dia bilang jangan banyak bicara, sembari dia angkat pistol yang sdah ada ditangan mengarah ke saya, begitu sekilas ceritanya," Dirman memungkasi. 

 


Kasat Intelkam Polres Bulukumba Terluka

Polisi amankan sejumlah demonstran di Bulukumba (Liputan6.com/Fauzan)

Sebelumnya, Kapolres Bulukumba AKBP Ardyansah mengaku bahwa pihaknya akan mendalami dugaan kekerasan terhadap jurnalis iNews TV Dirman Saso yang dilakukan oleh oknum polisi. 

"Sedang kita dalami," kata Ardyansah, Senin (10/4/2023).

Ardyansah juga mengaku saat itu Kasat Intelkam Polres Bulukumba AKP Abdul Rahman mengalami luka parah di bagian kepala diduga karena terkena lemparan batu saat bentrok antara mahasiswa yang demo di Jalan Sam Ratulangi, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan pada Senin (10/4/2023) petang 

"Iya benar, ada anggota kami terluka pada kepala. Sekarang, sudah dilarikan ke RSUD Bulukumba," kata Kapolres Bulukumba, AKBP Ardyansah saat dikonfirmasi, Senin (10/4/2023). 

Dia menjelaskan bahwa mulanya demonstrasi yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa ini berlangsung damai. Mahasiswa yang menyikapi berbagai dinamika politik yang terjadi di tanah air itu kemudian mulai ricuh saat Satpol PP dan Damkar berusaha memadamkan api dari ban yang dibakar oleh mahasiswa. 

"Awalnya, kondusif tapi tiba-tiba ricuh saat Satpol PP dan Damkar berusaha padamkan api," ucapnya 

Unjuk rasa itu kemudian memanas hingga terjadi aksi saling lempar batu antara mahasiswa dan pihak pengamanan. Saat kericuhan itulah diduga AKP Abdul Rahman menjadi korban hingga terluka di bagian kepala.

Informasi yang diterima Liputan6.com, usai AKP Abdul Rahman terluka di bagian kepala karena lemparan batu, sejumlah polisi berpakaian preman kemudian mengamankan para demonstran secara paksa. Dirman Saso saat itu merekam aksi oknum polisi tersebut.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya