Liputan6.com, Tel Aviv - Israel memutuskan untuk melarang pengunjung non-muslim memasuki Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki hingga akhir bulan Ramadhan.
Pernyataan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (11/4/2023) menyebutkan bahwa keputusan itu dibuat setelah penilaian komprehensif tentang situasi keamanan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, dan para kepala dinas keamanan. Demikian seperti dilansir kantor berita Anadolu, Rabu (12/4).
Advertisement
Ben-Gvir menggambarkan keputusan itu sebagai kesalahan serius yang tidak akan membawa perdamaian, malah berisiko meningkatkan situasi keamanan lebih lanjut.
"Ketika terorisme menyerang, kita harus menyerang balik dengan kekuatan besar, bukannya menyerah pada keinginannya," ujar Ben-Gvir seperti dikutip dari The Guardian.
Di bawah status quo Masjid Al-Aqsa, non-muslim dapat mengunjungi situs suci tersebut pada waktu-waktu tertentu, tetapi tidak diizinkan berdoa di sana.
Tensi Tinggi Akibat Ulah Israel
Ketegangan meningkat di seluruh wilayah Palestina setelah pasukan Israel menyerbu Kompleks Masjid Al-Aqsa serta menganiaya, memindahkan, dan menahan para jemaah secara brutal pekan lalu. Tindakan keji Israel tersebut memicu tembakan roket dari Jalur Gaza dan Lebanon, yang dibalas dengan serangan udara dan artileri.
Pada Selasa, militer Israel mengatakan bahwa dua orang Palestina bersenjata melepas tembakan dari sebuah kendaraan di pos tentara dekat pemukiman Elon Moreh di sebelah timur Kota Nablus sebelum mereka ditembak mati. Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi dua kematian tersebut.
Jumat (7/4) pekan lalu, seorang Palestina menembak mati dua saudara perempuan berkewarganegaraan ganda Inggris-Israel. Ibu mereka saat itu dilaporkan terluka hingga akhirnya dilaporkan meninggal pada Senin (10/4).
Sementara itu, Jumat sore, seorang pengemudi mobil menyeruduk sekelompok turis di Tel Aviv, menewaskan seorang wisatawan Italia. Pada Senin, seorang remaja Palestina tewas dalam serangan Israel di Jericho.
Pembicaraan perdamaian Israel dan Palestina yang ditengahi oleh Amerika Serikat telah terhenti selama hampir satu dekade dan tidak menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Advertisement