Liputan6.com, Jakarta - Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada 20 April 2023 saat Bulan menghalangi sinar Matahari yang datang ke Bumi.
Gerhana Matahari Hibrida melibatkan tiga area bayangan bulan yang diberi nama umbra, penumbra, dan antumbra.
Advertisement
Lantas, apa itu Gerhana Matahari Hibrida?
Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika Bumi bergerak melalui area di mana umbra Bulan (bagian tergelap dari bayangan bulan) bertemu dengan antumbra-nya, setengah bayangan yang dimulai dari ujung umbra.
Sementara Gerhana Matahari adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, menghalangi seluruh atau sebagian cahaya Matahari untuk mencapai Bumi, dikutip dari laman India Today, Rabu (12/4/2023).
Bayangan Bulan dilemparkan ke permukaan bumi, menciptakan kegelapan sementara di beberapa bagian dunia yang jatuh di sekitarnya.
Ada tiga jenis gerhana matahari: total, parsial, dan annular. Pada gerhana matahari total, Bulan menutupi Matahari sepenuhnya, dan hanya atmosfer terluar Matahari (disebut korona) yang terlihat seperti kulit tipis.
Pada Gerhana Matahari Sebagian, Bulan hanya menutupi sebagian Matahari, dan sebagian cahaya Matahari masih terlihat.
Pada Gerhana Matahari Annular, Bulan tampak lebih kecil dari Matahari, dan cincin cahaya Matahari terlihat mengelilingi Bulan.
Gerhana Matahari pada Kamis mendatang akan menjadi gerhana matahari hibrida, sebuah fenomena langka yang terlihat seperti gerhana matahari annular atau gerhana matahari total tergantung lokasi dari mana ia diamati.
Keterangan BRIN Terkait Gerhana Matahari Hibrida
Mengutip laman resmi BRIN, Rabu (12/4/2023), Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana, ada daerah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan ada juga yang mengalami Gerhana Matahari Cincin.
Kejadian tersebut disebabkan oleh kelengkungan Bumi. Indonesia sudah mengalami beberapa gerhana matahari yaitu di 1983 terjadi Gerhana Matahari Total, Gerhana Matahari Cincin di 2019, dan Gerhana Matahari Total di 2016.
Menurut BMKG, Gerhana matahari hibrida terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris, sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi Bulan.
Advertisement
Ada 2 Tipe
Gerhana matahari hibrida terdiri dari dua tipe gerhana yaitu gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total. Selain itu, Terdapat tiga macam bayangan Bulan yang terbentuk saat gerhana matahari hibrid yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.
Di wilayah yang terlewati antumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari cincin. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa Gerhana Matahari Total.
Menurut BRIN, Gerhana matahari 2023 yang merupakan Gerhana Matahari Hibrida pada 20 April mendatang, akan berlangsung selama 3 jam 5 menit, mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik.