Berkaca dari Kasus Dokter Muda Ngamuk, Ini Kenapa Orang Bisa Gampang Emosi Saat Dengar Suara Klakson

Kenapa orang bisa gampang emosi saat mendengar klakson seperti dokter muda ngamuk pada pengunjung RSUD Pirngadi Medan, Sumatera Utara

oleh Diviya Agatha diperbarui 12 Apr 2023, 15:53 WIB
Ilustrasi Emosi Saat Dengar Suara Klakson. Sebuah Kondisi Seperti Video Viral Dokter Muda Ngamuk pada Pengunjung RSUD Pirngadi Medan, Sumatera Utara.

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial dihebohkan dengan viralnya video dokter muda ngamuk pada pengunjung RSUD Pirngadi Medan, Sumatera Utara. Amarah memuncak usai dokter muda itu diklakson berulang kali oleh pengunjung yang berada di dalam mobil.

Pengunjung tersebut kemudian merekam momen saat dokter muda di Medan ngamuk. Video itu diunggah di media sosial dan ramai dikomentari warganet.

Mendengar suara bising dari klakson mobil maupun motor memang bisa terasa begitu mengganggu. Suara klakson tak jarang membuat orang menjadi emosi. Hal tersebut lantaran suara klakson memang bukanlah suara yang nyaman untuk didengar.

Kebanyakan orang pun mungkin setuju bahwa mendengar suara klakson di jalan bisa meningkatkan stres berkendara. Apalagi jika klakson itu banyak berbunyi saat macet. Stres bisa lebih buruk dirasakan oleh para pengemudi.

Kondisi Lain yang Bikin Kesal dengan Suara Klakson seperti Dokter Muda di Medan

Ada pula kondisi yang disebut dengan misophonia. Mengutip Today, Rabu (12/4/2023), seseorang dengan misophonia bisa memiliki reaksi emosional yang luar biasa kuat dan negatif jika mendengar suara tertentu.

Termasuk saat mendengar suara klakson mobil atau motor. Bahkan, suara lainnya yang berada pada level desibel (dB) rendah juga bisa membuat seseorang dengan misophonia merasa kesal dan terganggu. Seperti suara mengunyah, menyeruput kopi, hingga suara bayi menangis.

Beberapa orang memiliki reaksi negatif yang kuat terhadap suara yang muncul sehari-hari sehingga memicu respons fisik yang tidak terkendali, termasuk panik atau marah. Seperti yang mungkin terjadi pada dokter muda di Medan tersebut.


Kenapa Sih Suara Klakson Bisa Begitu Mengganggu, yang Bikin Dokter Muda di Medan Ngamuk?

Ilustrasi Emosi Saat Dengar Suara Klakson. Sebuah Kondisi Seperti Video Viral Dokter Muda Ngamuk pada Pengunjung RSUD Pirngadi Medan, Sumatera Utara (pixabay.com)

Profesor kognisi dan ilmu saraf di The University of Texas, Dallas, Aage Moller mengungkapkan bahwa ketika manusia mendengar suara, kebanyakan akan berpikir telinga menjadi bagian yang penting.

"Itu (telinga) bagian pertama. Tetapi semua hal yang kita dengar sebenarnya muncul pada otak," ujar Moller.

"Berbagai jenis suara akan dikirim ke tempat yang berbeda. Jadi ada mekanisme penyortiran. Dalam misophonia, suara tampaknya pergi ke tempat lain yang bukan hanya tidak menyenangkan, tetapi bisa memberikan reaksi perlawanan dan pertahanan," dia menambahkan.

Itulah mengapa menurut Moller, orang dengan misophonia bisa merasa begitu terganggu dengan suara-suara tertentu. Termasuk pada suara klakson maupun mengunyah, dan suara-sara lainnya.


Bisa Jadi karena Secara Biologis Lebih Sensitif Sehingga Dokter Muda di RSUD Pirngadi Medan Ngamuk

Ilustrasi Emosi Saat Dengar Suara Klakson. Sebuah Kondisi Seperti Video Viral Dokter Muda Ngamuk pada Pengunjung RSUD Pirngadi Medan, Sumatera Utara (Sumber: Freepik)

Pendapat lainnya diungkapkan oleh psikiater Dr Gail Saltz. Menurutnya, jika Anda sangat sadar akan kebisingan, mungkin secara biologis Anda lebih sensitif terhadap masukan sensorik tersebut.

"Atau mungkin lebih berkaitan dengan kecenderungan obsesif kompulsif yang membuat Anda cemas tentang seseorang yang berada di ruangan bersama Anda," ujar Saltz.

Contohnya, Saltz menjelaskan, saat Anda mendengar suara orang mengunyah, Anda bisa merasa partikel makanan itu bisa mengenai Anda. Bisa juga saat Anda mendengar bayi menangis, rasanya seperti bayi tersebut tengah berteriak minta tolong.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sendiri, tingkat kebisingan yang berada di atas 65 desibel (dB) masuk kategori polusi suara, yang mana memang mengganggu.

Kebisingan itu bisa berubah menjadi bahaya bila melebihi 75 dB, dan menyakitkan bila di atas 120 dB. Sehingga idealnya menurut WHO, tingkat kebisingan sebaiknya dijaga di bawah 65 dB pada siang hari. Serta, tidak melebihi 30 dB pada malam hari terutama jika Anda tengah berupaya untuk beristirahat atau tidur.


Sekilas tentang Dokter Muda di Medan Ngamuk

Viral Dokter Muda RSUD Pirngadi Medan Ribut dengan Pengunjung (Sumber: Instagram/medanheadline.news)

Seperti diketahui, video keributan antara dokter muda atau mahasiswa koas RSUD Pirngadi Medan dengan pengunjung viral di media sosial. Emosi dokter muda itu nampak meluap-luap pada wanita yang berada di dalam mobil dan merekamnya.

Berdasarkan keterangan Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin, keributan bermula saat mobil yang ditumpangi pengunjung wanita tak henti-hentinya memberi klakson saat dokter muda tersebut tengah parkir.

"Kami sudah rapat dengan Komkordik dan Wadir, memanggil yang bersangkutan. Jadi, menurut penjelasannya ini kayaknya miskomunikasi," ujar Edison mengutip video yang beredar di media sosial.

"Kenapa dibilang miskomunikasi? Ini (koas) kan parkir, di klakson-klakson, dia keluar. Terjadilah pertengkaran atau keributan," sambungnya.

Edison menambahkan, yang memberikan klakson kemungkinan besar adalah suami dari wanita pengunjung yang membawa mobil. Wanita pengunjung tersebut kemudian hanya merekam pertengkaran yang viral di media sosial itu.

Infografis Tradisi Makan Bersama dari Berbagai Daerah di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya