Liputan6.com, Jakarta - Hingga kini masih terus dilaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia di Indonesia akibat virus Corona oleh Tim Satuan Tugas atau Tim Satgas Penanganan Covid-19.
Pada hari ini, Rabu (12/4/2023), ada penambahan 987 orang positif Covid-19.
Advertisement
Total akumulatifnya terdapat 6.753.593 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia sampai saat ini.
Kasus sembuh bertambah 346 orang pada hari ini. Sehingga sampai kini ada 6.585.054 pasien dinyatakan sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 di Indonesia.
Sementara itu, angka kasus meninggal dunia pada hari ini bertambah 11 orang. Sampai saat ini di Indonesia total akumulatif ada 161.082 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.
Data update pasien Covid-19 di Indonesia yang disebabkan virus Corona tersebut terhitung sejak Selasa 11 April 2023 pukul 12.00 WIB hingga hari ini Rabu (12/4/2023) pada jam yang sama atau per 24 jam.
Sebelumnya, sebuah tim peneliti di China telah menerbitkan analisis sampel yang diambil lebih dari tiga tahun lalu dari pasar yang terkait dengan wabah Covid-19.
Pasar makanan laut dan satwa liar Huanan telah menjadi titik fokus dalam pencarian asal-usul Virus Corona Covid-19. Analisis ini adalah studi peer-review pertama tentang bukti biologis yang dikumpulkan dari Pasar Huanan pada tahun 2020.
Dengan menghubungkan virus dengan hewan yang dijual di pasar, hal itu dapat membuka jalur penyelidikan baru tentang bagaimana wabah itu dimulai.
Hasil penelitian mengungkapkan swab yang dites dari pasar hewan tersebut positif Virus Corona Covid-19 dan mengandung materi genetik dari hewan liar.
Beberapa ilmuwan mengatakan ini adalah bukti lebih lanjut bahwa penyakit itu awalnya ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia. Tetapi yang lain telah mendesak kehati-hatian dalam menafsirkan temuan dan masih belum jelas mengapa perlu waktu tiga tahun untuk konten genetik dari sampel dipublikasikan.
Teori lain berpusat pada anggapan bahwa virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium di Wuhan.
Tidak ada Bukti yang Pasti
Sebelumnya, tim peneliti China memposting versi awal studi mereka secara online pada Februari 2022. kendati demikian mereka tidak mempublikasikan informasi genetik lengkap yang terkandung dalam sampel yang dikumpulkan dari Pasar Huanan.
Pada Maret tahun ini, kelompok peneliti internasional lainnya membagikan penilaian mereka sendiri tentang apa yang telah diungkapkan oleh hasil swab di pasar yang penting itu, setelah mengetahui bahwa urutan genetik telah diposting di situs web berbagi data ilmiah.
Analisis baru ini, yang telah divalidasi oleh ilmuwan lain sebelum dipublikasikan di jurnal Nature, mencakup detail yang lebih penting tentang kandungan sampel tersebut, yang dikumpulkan dari kios, permukaan, kandang, dan mesin di dalam pasar.
Makalah tim peneliti China menunjukkan bahwa beberapa sampel - dikumpulkan dari daerah di mana satwa liar dijual - dinyatakan positif mengandung Virus Corona Covid-19.
Analisis mereka juga menunjukkan bahwa hewan yang sekarang diketahui rentan terhadap Virus Covid-19, terutama anjing rakun, dijual hidup-hidup di lokasi tersebut. Tetapi para peneliti China telah menunjukkan bahwa penemuan mereka tidak memberikan bukti pasti tentang bagaimana wabah itu bermula.
"Sampel lingkungan ini tidak dapat membuktikan bahwa hewan tersebut terinfeksi," jelas makalah tersebut.
Kemungkinan besar, tambahnya, bahwa Virus Corona Covid-19 dibawa ke pasar oleh orang yang terinfeksi, bukan hewan.
Advertisement
Pentingnya Kumpulkan Data
Prof David Robertson dari University of Glasgow, salah seorang ahli virologi yang telah terlibat dalam penyelidikan genetik tentang asal mula SARS-CoV-2 sejak muncul pada tahun 2020.
Dia mengatakan kepada BBC News: "Yang paling penting adalah kumpulan data yang sangat penting ini sekarang diterbitkan dan tersedia untuk dikerjakan orang lain."
Namun dia menambahkan bahwa isi sampel adalah "bukti kuat bahwa hewan di sana mungkin terinfeksi virus".
"Yang penting adalah keseluruhan bukti," katanya.
"Ketika Anda menyatukan ini dengan fakta bahwa kasus awal Covid-19 di Wuhan terkait dengan pasar, itu adalah bukti kuat bahwa di sinilah terjadi limpahan virus dari hewan di pasar."
Temuan yang baru dipublikasikan ini mengemuka di tengah tanda-tanda bahwa teori kebocoran laboratorium mendapatkan dukungan di antara pihak berwenang di AS.
Sementara itu, pemerintah China dengan keras membantah anggapan bahwa Virus Corona Covid-19 itu berasal dari fasilitas ilmiah, tetapi FBI mengatakan sekarang percaya skenario itu adalah "yang paling mungkin", seperti halnya Departemen Energi AS.
Berbagai departemen dan lembaga AS telah menyelidiki misteri tersebut dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda, tetapi pada 1 Maret direktur FBI menuduh Beijing "melakukan yang terbaik untuk mencoba menggagalkan dan mengaburkan", dan mengungkapkan bahwa biro tersebut telah diyakinkan tentang teori kebocoran laboratorium.
Sejauh ini FBI belum mempublikasikan temuan mereka, yang membuat beberapa ilmuwan frustrasi.
Perjalanan Kasus Corona di Indonesia
Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.
2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.
Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.
Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.
Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.
Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres).
Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.
Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.
Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.
Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.
Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.
Advertisement