China Ingin APBN Jadi Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Pemerintah China ingin penjaminan langsung oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengenai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mei 2023, 21:24 WIB
Foto udara suasana rangkaian kereta cepat di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 88,8 persen dan direncanakan beroperasi pada Juli 2023. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mencoba negosiasi dengan Pemerintah China terkait penjaminan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Hal ini mengingat pemerintah China ingin penjaminan langsung oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Septian Hario Seto.

Seto menuturkan, pemerintah China ingin penjaminan langsung oleh pemerintah melalui APBN. Sementara itu, Pemerintah Indonesia ingin agar penjaminan dilakukan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).

“Ini terkait penjaminannya selama ini kita mau ada PII ya, mereka mau penjaminan langsung, kita coba negosiasi itu,” tutur dia dikutip dari Antara, Senin, 10 April 2023, ditulis Rabu (12/4/2023).

Seto menuturkan, pinjaman akan diberikan kepada PT KAI sebagai pimpinan konsorsium Indonesia di KCIC. Uang pinjaman akan diserahkan kepada KCIC yang bertanggung jawab atas proyek KCJB.

Dari nominal cost overrun senilai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun, pemerintah akan suntikkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,2 triliun. Sisanya akan ditambal dari utang termasuk dari China Development Bank (CBD).

Sementara itu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah Indonesia masih negosiasi dengan China terkait tingkat suku bunga pinjaman untuk kenaikan biaya (cost overrun) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Luhut mengatakan, tim teknis dari kedua negara telah sepakati nilai cost overrun proyek sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun.

Ia menambahkan, pembicaraan detil dari dua belah pihak sepakat USD 1,2 miliar. "Terkait pinjaman terhadap KAI terkait pinjaman cost overrun, kami sedang finalkan negosiasi tentang suku bunga. Suku bunga sudah turun dari 4 persen, sekarang kita ingin lebih rendah lagi, kita lihat. InsyaAllah akan beres,” ujar dia.

 


Suku Bunga Pinjaman

Rangkaian kereta cepat terparkir di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10/2022). Progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 88,8 persen dan direncanakan beroperasi pada Juli 2023. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Luhut menyampaikan, pihak China telah menawarkan tingkat suku bunga sebesar 3,4 persen dengan total pinjaman sekitar USD 560 juta. Akan tetapi, pemerintah berharap suku bunga pinjaman sekitar 2 persen. Luhut juga menargetkan negosiasi terkait total pinjaman, suku bunga hingga tenor dapat difinalkan sekitar pekan depan.

“Kemarin dia (China) sudah mau di bawah 4 persen. Tapi kita masih (ingin) lebih rendah lahi, offernya (tawarannya) yang pertama sudah 3,4 persen tapi kita mau lebih rendah lagi,” tutur dia.

Luhut menuturkan, suku bunga pinjaman 3,4 persen sudah sangat murah dibandingkan suku bunga pinjaman di tempat lain yang angkanya dapat mencapai 6 persen.

Ia juga klaim pemerintah tidak punya kendala dan memiliki kemampuan bayar dengan ketentuan angka itu.

Seto juga mengatakan, bunga pinjaman yang ditawarkan China sudah jauh lebih rendah dari bunga yang ditawarkan pemerintah Amerika Serikat (AS) atau pun bunga obligasi dolar AS bertenor 30 tahun dari pemerintah Indonesia.

“Tapi kita masih mau nego lagi,” ujar dia.


Luhut Jamin Indonesia Mampu Bayar Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Jangan Underestimate!

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menegaskan kemampuan Indonesia untuk membayar bunga pinjaman utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ke China Development Bank (CDB).

"Nggak ada masalah, kamu kok ragu kan negara mu. Kalian jangan under estimate (merendahkan)," ujar Luhut di Kantornya, Jakarta Pusat, Senin (10/4).

Luhut menyampaikan, kondisi perekonomian Indonesia ini saat ini telah mengalami kemajuan pesat dibandingkan beberapa waktu lalu. Antara lain berkat efisiensi dalam pengelolaan keuangan dan hingga reformasi perpajakan melalui pemanfaatan teknologi atau digitalisasi.

Dia mencontohkan, penerimaan pajak pada awal tahun 2023 mampu tumbuh sebesar 48,6 persen. Tercatat, penerimaan pajak mencapai Rp162,23 triliun pada Januari 2023.

"Ini karena banyak efisiensi digitalisasi, efisiensi batu bara segala macam, karena digitalisasi tadi. Itu kadang-kadang kita ndak sadar, terjadi perubahan transformasi digital," ucapnya.

Dia menyebut, bunga utang pinjaman proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung untuk sementara disepakati sebesar 3,4 persen. Sebelumnya, besaran bunga telah ditetapkan sebesar 4 persen.

"Soal bunga kita berharap ya segera, kemarin dia sudah mau turun dari 4 persen ke 3,4," ucapnya.


Negosiasi Suku Bunga Pinjaman

Meski begitu, dia terus melakukan negosiasi penurunan bunga utang ke China Development Bank (CDB). Dia ingin bunga proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut bisa turun hingga 2 persen.

"Kita masih (ingin) angkanya itu lebih rendah lagi. Mau nya kita 2," tegasnya.

Adapun, jumlah uang yang akan dipinjam Indonesia mencapai USD 560 juta ke China Development Bank (CDB). Utang itu akan digunakan untuk membayar pembengkakan biaya atau cost overrun KCJB senilai USD 1,2 miliar atau berkisar Rp18,2 triliun.

Lebih lanjut, dia optimis Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) siap beroperasi pada 18 Agustus 2023. Sehingga diharapkan akan menjadi kado istimewa bagi ulang tahun RI ke 78.

"Kereta cepat Jakarta Bandung, kita harapkan mulai beroperasional 18 Agustus 2023 sebagai hadiah HUT RI ke-78," pungkasnya.

 

Infografis Kereta Cepat

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya