Liputan6.com, Jakarta - PT Tripar Multivision Plus Tbk atau Multivision Plus, perusahaan yang bergerak dalam bidang perfilman, khususnya aktivitas produksi film, aktivitas pascaproduksi film dan distribusi film serta aktivitas perusahaan holding, termasuk aktivitas pemutaran film melalui anak usaha akan melepas sahamnya 929,2 juta ke publik melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Mengutip laman e-ipo, Rabu (12/4/2023), perseroan akan melepas sebanyak-banyaknya 929.200.000 saham atau 15 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 60 per saham.
Advertisement
Adapun, harga penawaran yang ditawarkan sebesar Rp224-Rp250 per saham. Dengan demikian, calon emiten dengan kode saham RAAM akan meraup dana segar Rp232.300.000.000 atau Rp 232,3 miliar.
Multivision Plus menunjuk PT Sucor Sekuritas dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Seluruh dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan sekitar 81,60 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan, meliputi pembiayaan kegiatan produksi film atau web series atau sinetron dan kegiatan pemasarannya.
Selain itu, sekitar 18,40 perseN akan dijadikan setoran modal untuk PT Platinum Sinema (dengan porsi kepemilikan saham 99,99 persen) dengan tujuan penggunaan untuk membangun dan mengoperasikan 1 teater baru di kebumen yang sudah mendapatkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Untuk Kegiatan Berusaha (PKKPR) dan Nomor Induk Berusaha (NIB) oleh Pemerintahan Pusat melalui sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko (OSS RBA) dan direncanakan untuk beroperasi pada kuartal II 2023.
Jadwal IPO
Kemudian, 3 teater baru yang masih dalam proses pemerolehan izin PKKPR dan NIB dan direncanakan beroperasi pada tahun 2023 di Banyuwangi, Tabanan, Kualakapuas dan 5 teater baru yang masih dalam proses pemerolehan izin PKKPR dan NIB dan direncanakan beroperasi pada 2024 di Garut, Padang Sidempuan, Bondowoso, Demak, Pangkalan Bun.
Jadwal Sementara
- Masa Penawaran Awal : 11 – 18 April 2023
- Perkiraan Tanggal Efektif : 28 April 2023
- Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 3– 5 Mei 2023
- Perkiraan Tanggal Penjatahan : 5 Mei 2023
- Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 8 Mei 2023
- Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada PT Bursa Efek Indonesia : 9 Mei 2023
Advertisement
OJK Sebut Ada 107 Rencana IPO di BEI Rp 123,83 Triliun
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan di pasar modal sepanjang Maret 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 31 Maret 2023 tercatat melemah sebesar 0,55 persen month to date (mtd) di tengah investor non-resident yang membukukan inflow sebesar Rp 4,12 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, secara year to date, IHSG turun 0,66 persen tetapi masih mencatatkan inflow investor non-resident sebesar Rp6,62 triliun.
Sementara, di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,96 persen mtd (2,44 persen ytd) ke level 353,19. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp384,04 miliar secara mtd dan Rp292,02 miliar secara ytd.
Di pasar SBN, per 30 Maret 2023 non-resident baik secara mtd maupun ytd mencatatkan inflow sebesar Rp11,98 triliun dan sebesar Rp54,11 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd turun sebesar 4,34 bps dan secara ytd menurun sebesar 13,92 bps.
Penghimpunan di Pasar Modal
Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 30 Maret 2023 tercatat sebesar Rp502,8 triliun atau menurun 0,64 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp4,44 triliun (mtd). Secara ytd, NAB reksa dana terkontraksi 0,41 persen dan mencatatkan net redemption sebesar Rp2,86 triliun.
Penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan yang baik, hingga 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp54,24 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 24 emiten.
"Di pipeline, masih terdapat 107 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp123,83 triliun," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (3/4/2023).
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 376 penerbit, 145.908 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp817,68 miliar.
"Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,76 juta investor per 30 Maret 2023," tandasnya.
Advertisement