Liputan6.com, Jakarta - apolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto siap bersinergi dengan awak media demi perbaikan citra kepolisian khusus di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
"Bagi saya, rekan-rekan wartawan ini, saya sangat mengharapkan menjadi faktor yang baik. Artinya tidak berarti saya harus dibaik-baikin, tidak. Ketika ada satu hal yang kurang tepat, ada hal yang kurang pas, kami dengan sangat terbuka siap menerima masukan atau kritik," kata Irjen Karyoto kepada wartawan Rabu (12/4/2023).
Advertisement
Karyoto mempersilakan awak media memantau kinerja kepolisian. Ia sangat menghargai jikalau ada jurnalis yang memberitakan pelanggaran anggota.
"Kalau ada anak buah kami yang yang melanggar, diberitakan. Bagi kami bukan suatu aib. Karena tugas pokok aparat kepolisian adalah memberikan pelayanan, pengayoman, perlindungan kepada masyarakat disamping tugas lain adalah sebagai aparat penegak hukum," ujar Karyoto.
Karyoto mengibaratkan pelanggaran anggota bak sebuah penyakit. Maka, harus segera diobati. Hal itu pun selalu ditekankan kepada bawahan di jajaran Polda Metro Jaya.
"Kalau di kita ada penyakit, tentunya penyakit itu harus diobati. Kemarin sudah saya sampaikan kepada rekan-rekan Dir, saya akan tegas dengan segala bentuk pelanggaran. Pada hari ini saya sampaikan titik batas bersama kita berjanji tidak membuat suatu pelanggaran pelanggaran," kata Karyoto.
Karyoto memastikan menindak tegas anggota polisi yang terbukti melanggar aturan. "Kalau ada pelanggaran, yang berlaku adalah tegakkan hukum dengan tegas," tandas dia.
Kapolda Metro Soroti Macet Jakarta
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengungkap penyebab kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan DKI Jakarta. Salah satunya akibat meningkatnya mobilitas masyarakat sehingga berdampak pada volume kendaraan. Di Jakarta, lalu lintas disebut sudah crowded.
"Karena lalu lintas di Jakarta itu crowded," kata Karyoto di Polda Metro Jaya, Kamis (6/3/2023).
Karyoto menyoroti para pekerja di Jakarta sebagian besar tinggal di daerah-daerah penyangga. Tak dipungkiri, pada jam-jam tertentu akan terjadi penumpukan kendaraan.
"Ketika orang-orang dari daerah buffer (penyangga) ke daerah kerja itu seperti bottle neck, seperti 10 jalan ketemu 5 jalan, 5 jalan ketemu 3 jalan, 3 jalan akhirnya ketemu satu jalan," ujar dia.
Karyoto menerangkan, pihaknya telah siap strategi mengurai kemacetan di Jakarta antara lain mengurangi putaran atau memindahkan ke lokasi yang lebih lenggang. Sebagian perempatan yang berpotensi timbulkan kepadatan kendaraan ditutup.
"Kita paling menyarankan rambu rambunya 'oh disini U-Turn nya ditutup' kita tambah lagi, perpanjang lagi, 'oh disini tidak boleh terjadi crossing' menyebabkan macet itu karena kebanyakan crossing, crossing itu macet pasti ekornya panjang," ujar dia.
Advertisement