Liputan6.com, Jakarta Andi Gani Nena Wea kembali terpilih menjadi Presiden Komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT PP Tbk (PTPP).
Terpilihnya Andi Gani Nena Wea sebagai Presiden Komisaris merupakan tahun ke-9 menduduki jabatan tersebut. Andi Gani Nena Wea diangkat sebagai Presiden Komisaris PTPP sejak Mei 2015.
Advertisement
Putra Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea saat ini juga menjabat sebagai Presiden ASEAN Trade Union Council dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), salah satu serikat buruh terbesar di Tanah Air.
Selain pemilihan Presiden Komisaris, pemegang saham PT PP menyetujui adanya perubahan susunan pengurus perseroan yang diusulkan oleh pemegang saham Seri A Dwiwarna.
"Diharapkan susunan manajemen ini dapat menjadi tim yang solid dan membawa PT PP menjadi perusahaan yang semakin terdepan dan terbaik," ujar Andi Gani dalam keterangan tertulis, Kamis (13/4/2023).
Berikut susunan Komisaris dan Direksi baru PTPP:
Dewan Komisaris
- Andi Gani Nena Wea - Presiden Komisaris
- Istiono - Komisaris Independen
- Ernadhi Sudarmanto - Komisaris
- Hedy Rahadian - Komisaris
- Loso Judijanto - Komisaris
- Ayodhia GL Kalake - Komisaris
Direksi
- Novel Arsyad - Direktur Utama
- Agus Purbianto - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko
- Yuyus Juarsa - Direktur Operasi Bidang Gedung
- Yul Ari Pramuraharjo - Direktur Operasi Bidang Infrastruktur
- Eddy Herman Harun - Direktur Operasi Bidang EPC
- Sinur Linda Gustina Manurung - Direktur Strategi Korporasi dan HCM
Kinerja Perusahaan
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad PTPP melaporkan kinerja perusahaan untuk Tahun Buku 2022, pendapatan usaha (revenue) mencapai Rp 18,922 triliun atau tumbuh sebesar 12,87 persen secara year on year (yoy). Sementara laba bersih sebesar Rp 366 miliar, tumbuh sebesar 1,20 persen secara yoy.
"Pemegang saham PTPP dalam RUPST juga telah menyetujui penggunaan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 271,698 miliar yang ditetapkan sebagai cadangan," kata Novel.
Dalam RUPST, kata Novel, PT PP juga menyetujui adanya perubahan anggaran dasar, pengurangan kegiatan usaha, yakni Kode KBLI 46634 yang terdiri dari perdagangan besar semen, kapur, pasir, dan batu, beserta Kode KBLI 46610 yang terdiri dari perdagangan bahan bakar padat, cair, gas, dan produk YBDI.
"Perubahan kegiatan usaha tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, maupun kelangsungan usaha PTPP dimana kegiatan tersebut belum dijalankan oleh perusahaan," tuturnya.
Advertisement
PTPP Bakal Divestasi Aset Rp 1,4 Triliun pada 2023
PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana melakukan pelepasan aset (divestasi) senilai Rp 1,4 triliun pada 2023. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Tbk, Agus Purbianto mengatakan, pelepasan aset ini dalam rangka menjaga arus kas perseroan, sesuai dengan RKAB untuk menjadi asset recycling.
"Jadi aset recycling ini di satu sisi terkait dengan divestasi berupa saham ataupun juga berupa obyek atau aset-aset. Untuk saham ini ada di beberapa anak maupun cucu yang mana kita rencanakan di beberapa titik.Untuk aset lebih banyak dilakukan di anak usaha khususnya PPRO adalah aset berupa landbank maupun unit-unit apartemen yang memang merupakan kegiatan pokok mereka," beber Agus dalam konferensi pers usai RUPST Perseroan, Rabu (12/4/2023).
Selain itu, juga ada pelepasan aset PP PRESISI ada terkait dengan aset-aset yang butuh peremajaan dan beberapa bisnis yang sudah tidak lagi digeluti.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Strategi Korporasi dan HCM PT PP, Sinur Linda Gustina menjelaskan divestasi senilai Rp 1,4 triliun ditargetkan rampung tahun ini.
"Kalau divestasi tahun ini kita-kira Rp 1,4 triliun. Jadi di aset-aset terafiliasi senilai Rp 450 miliar, divestasi di anak usaha ada sekitar hampir Rp 1 triliun di anak usaha. Kita harapkan selesai tahun ini. Sekarang lagi beberapa proses NDA dan juga kita sedang offering," kata Linda.
Adapun untuk aset perusahaan terafiliasi, perseroan akan mengutamakan penawaran kepada pemegang saham mayoritas terlebih dahulu. Sementar auntuk divestasi aset entitas anak langsung, perseroan membuka peluang untuk semua pihak, baik BUMN maupun swasta.
PTPP Absen Tebar Dividen 2022, Alokasikan Laba untuk Cadangan
Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) baru saja melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu 12 April 2023. Pada rapat tersebut, diputuskan perseroan kembali absen bagikan dividen untuk tahun buku 2022.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP, Agus Purbianto mengatakan, pemegang saham menyepakati untuk mengalokasikan laba tahun berjalan 2022 sebagai cadangan.
"Laba bersih 100 persen digunakan untuk cadangan perseroan, untuk menambah likuiditas. Ini untuk menjaga cash flow, jadi seluruh laba 2022 untuk cadangan," kata Agus dalam konferensi pers usai RUPST PTPP, Rabu (12/4/2023).
Sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp Rp 271,69 miliar. Laba perseroan meningkat 2,15 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 265,97 miliar.
Raihan laba itu sejalan dengan pendapatan pada 2022 yang tumbuh 12,88 persen menjadi Rp 18,92 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 16,76 triliun. Pendapatan ini terdiri dari jasa konstruksi sebesar Rp 15,28 triliun.
Kemudian properti dan realti Rp 1,98 triliun, EPC Rp 1,18 triliun, pendapatan keuangan atas konstruksi dari konsesi aset keuangan Rp 168,39 miliar. Kemudian segmen energi Rp 147,61 miliar, persewaan peralatan Rp 132,44 miliar, dan pracetak Rp 36.89 miliar. Saham PTPP ditutup naik 5,41 persen ke posisi 585 pada perdagangan hari ini, Rabu 12 April 2023. Saham PTPP dibuka pada posisi 555 dan bergerak pada rentang 545-595.
Saham PTPP
Melansir data RTI, frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.785 kali. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 15,22 juta senilai Rp 8,89 miliar. Dalam sepekan, harga saham PTPP naik 0,86 persen, Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham PTPP turun 39,07 persen.
Advertisement