Viral Panti Asuhan di Semarang yang Rawat Bayi dari Hamil di Luar Nikah

Sebuah panti asuhan di Semarang khusus bagi bayi dari anak di luar nikah tengah viral, kondisinya cukup memprihatinkan karena penuh tak bisa menampung bayi lagi.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 13 Apr 2023, 14:05 WIB
Panti asuhan bayi di luar nikah, Panti Bayi Manarul Mabrur berada di Semarang. (Dok: Instagram Folkshitt)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah panti asuhan di Semarang tengah viral, lantaran bukan seperti panti asuhan umumnya. Panti asuhan tersebut menjadi tempat khusus bagi bayi dari anak di luar nikah. 

"Ini adalah Panti Bayi Manarul Mabrur Semarang, isinya bayi-bayi yang rata-rata dititipkan ortunya karena tidak mampu merawat atau hamil di luar nikah," tulis pembuat konten yang diunggah ulang akun Instagram @folkshitt, dikutip Kamis (13/4/2023). 

Video viral tersebut diawali dengan tayangan ketika sebuah mobil masuk ke sebuah pintu gerbang kawasan panti asuhan. Saat masuk tamu seorang wanita berjilbab, ia langsung dikerubungi oleh anak-anak balita yang minta dipeluk.

Sikap manja anak-anak ini terhadap tamu yang datang, seakan menggambarkan betapa mereka haus akan kasih sayang orangtua. Tampak anak-anak yang terdapat di panti tersebut rata-rata masih bayi di bawah tiga tahun, ada yang sedang tertidur di kasur dan dirawat oleh sekelompok ibu-ibu. 

Anak-anak yang sudah agak besar dan bisa merangkak bermain sendiri sambil diawasi orang dewasa. Di tayangan selanjutnya pembuat konten menulis, "Mirisnya, di panti bayi Semarang ini sudah tidak bisa menerima ibu hamil KTD dan bayi terlantar lagi, karena sudah penuh." 

Disebutkan bahwa hal itu dilarang Dinas Sosial setempat. Alasannya, sebagian bayi yang tak bisa ditampung lalu dialihkan ke Panti YAFIM Tasikmalaya dan terus bertambah. "Alhamdulilah sudah ada 3 bayi yang dioper ke Panti Bayi Yafim Tasikmalaya," sambungnya.

 


Tanggapan Warganet Tentang Panti Asuhan

Viral panti asuhan bayi di luar nikah, Panti Bayi Manarul Mabrur berada di Semarang. (Dok: Instagram @folkshitt)

Tentu video singkat tersebut mendapat berbagai tanggapan dari warganet, rata-rata merasa miris dan tersentuh. Tak sedikit yang curhat harus berjuang untuk memiliki anak dan lainnya justru tertarik untuk mengadopsi anak-anak dari panti asuhan tersebut.

"Syarat buat ngasuh apa ya? Om sama bibi gue dari dulu mau ngasuh bayi tapi nggak tahu syarat-syaratnya," tanya seorang warganet.

"Ingatlah nak, kamu mungkin memang tidak bisa memilih lahir dari orang yang seperti apa, tetapi masa depanmu masih suci dan kau bisa memilih menjadi orang yang seperti apa. Sehat terus adek-adek, tumbuh jadi anak soleh, sholehah yang hebat," komentar seorang warganet.

"Ada yang pengen banget punya anak, ada juga yang nelantarin.. ya Allah izin hamba bisa memiliki keturunan," sambung yang lain.

"Saya urus satu bayi aja udah bingung maunya apa. Ini segitu banyaknya luar biasa," timpal warganet lain.

"Ada yang tahu nggak panti yatim di Jogja yang memang belum terfasilitasi dengan baik, udah lama nyari," tanya warganet. 


Warga Korea Utara Tinggalkan Anak di Panti Asuhan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju-ae bertepuk tangan saat menyaksikan pertandingan sepak bola antara staf Kabinet dan Kementerian Pertahanan Nasional, di Korea Utara pada 17 Februari 2023. Kim Jong Un mengajak putrinya dalam rangka merayakan ulang tahun kakeknya Kim Jong Il menandai penampilan pertama gadis itu yang tidak secara terbuka terkait dengan nuklir. (AFP/KCNA Via KNS)

Mengutip dari kanal Internasional, Liputan6.com, 3 Maret 2023, kasus kelaparan di Korea Utara membuat para orang tua lebih memilih merelakan anak-anak mereka ke panti asuhan. Pilihan tersebut diambil supaya sang buah hati bisa makan.

Dilaporkan Radio Free Asia (RFA), para orangtua percaya bahwa panti asuhan memiliki pasokan makanan dan obat yang berasal dari bantuan internasional. "Pada pagi hari (27 Februari 2023), seorang pegawai panti asuhan di kabupaten Pukchang menemukan anak 2 tahun berbaring di pintu depan panti asuhan," ujar seorang warga di provinsi Pyongan Selatan kepada RFA.

"Para wanita yang biasanya kelaparan sampai meninggal secara diam-diam meninggalkan anak-anak mereka," kata sumber itu.

Tindakan tersebut dilakukan pada malam hari atau dini hari, lalu para orang tua itu menghilang tanpa jejak. Mereka yakin komunitas internasional mengirimkan barang seperti makanan, minyak, dan pakaian ke panti asuhan selama bertahun-tahun, karena itu anak-anak mereka tidak akan kelaparan di panti.


Bantuan Internasional untuk Panti Asuhan di Korea Utara

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah kiri) dan putrinya diduga bernama Ju Ae (tengah kanan) menghadiri parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya Tentara Rakyat Korea di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang, Korea Utara, 8 Februari 2023. Parade militer besar-besaran tersebut memamerkan perangkat keras terbaru dari persenjataan nuklir Korea Utara yang berkembang pesat. (STR/KCNA VIA KNS/AFP)

Bantuan internasional ke Korea Utara sebenarnya berkurang karena pemerintahan Kim Jong Un sendiri. Mereka menolak bantuan asing di tengah pandemi COVID-19.

Pada 2021, bantuan sempat mencapai 14 juta dolar AS, namun turut jadi 2,3 juta dolar AS pada 2022. RFA menyorot bahwa masalah kekurangan makanan di Korea Utara kerap terjadi sejak Uni Soviet kolaps pada tahun 1990-an. Situasi COVID-19 juga memperburuk situasi karena Republik Rakyat China dan Korea Utara.

Konektivitas antara RRC dan Korea Utara telah kembali berlanjut, namun kekurangan makanan lebih parah dari sebelum pandemi COVID-19. Terkait masalah kelaparan di Korea Utara, belum lama ini pemerintahan Kim Jong Un pun melaksanakan sebuah pertemuan besar untuk menangani problem tersebut. 

Tetapi, perhatian rakyat Korea Utara teralihkan oleh anak perempuan Kim Jong Un, yakni Kim Ju Ae. Gadis kecil itu terlihat di depan kamera menemani ayahnya di acara-acara resmi. Kehadiran Kim Ju Ae membuatnya diprediksi akan jadi calon penerus kekuasaan keluarga Kim.  

 

Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya