Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro blak-blakan mengungkap target konsumen Apartemen Samesta Mahata Margonda di Depok, Jawa Barat. Dia menyebut, target pasar utama apartemen anyar ini dikhususkan bagi penduduk di bawah usia 41 tahun.
"Milenial itu kurang lebih ada batasannya, dengan batasan 41 tahun," ujarnya kepada awak media di lokasi, Kamis (13/4/2023).
Advertisement
Selain usia, hunian vertikal tersebut juga dikhususkan bagi penduduk kelompok milenial dengan gaji maksimal Rp8 juta per bulan. Sementara untuk kelas subsidi, terbuka bagi masyarakat umum selama memenuhi aturan perbankan.
"Untuk pendapatan Rp 8 juta per bulan maksimal. (Bagi subsidi) siapa saja berhak sepanjang memenuhi persyaratan perbankan," jelasnya.
Dia mencatat, biaya pembangunan Apartemen Samesta Mahata Margonda mencapai Rp948 miliar. Apartemen bagi milenial ini memiliki total unit 940.
"Kalau proyek ini kan investasi nya Rp948 miliar, sekarang sudah terjual 78 persen (kira-kira) 740 an unit," pungkasnya.
Jokowi Resmikan Hunian Milenial di Depok: Kalau Beli, Bonusnya Kereta Api
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan hunian milenial di Samesta Mahata Margonda Depok, Jawa Barat. Jokowi menyebut, harga hunian ini terjangkau dan cocok untuk anak-anak muda.
"Harganya saya kira terjangkau. Subsidinya di Rp200 juta, yang enggak subsidi ada Rp300 juta ada Rp500 juta, cicilannya juga murah. Sehingga sangat pas sekali untuk hunian anak-anak muda, hunian milenial," kata Jokowi di Samesta Mahata Margonda, Kamis (13/4).
Menurut Jokowi, ruangan maupun kamar dalam hunian tersebut sangat bagus. Lokasi hunian ini juga dekat dengan stasiun kereta api.
"Yang paling penting ini disiapkan untuk hunian milenial yang kalau mereka beli, bonusnya dapat kereta api, bangun tidur, mandi, langsung lompat sudah masuk ke KRL, ke kereta api, ke mana-mana pun bisa," ucapnya.
Advertisement
Erick Thohir: 81 Juta Milenial di Indonesia Belum Punya Rumah
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan sebanyak 81 juta penduduk Indonesia kelompok milenial belum memiliki rumah. Catatan ini berdasarkan data milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Ada 81 juta generasi milenial dengan status yang berbeda ini data dari Kementerian PUPR belum dapat fasilitas rumah," ujarnya saat mendampingi Presiden Jokowi meresmikan Hunian Milenial untuk Indonesia, di Depok, Jawa Barat, Kamis (13/4).
Menteri Erick menjelaskan, masih tingginya jumlah kelompok milenial yang belum memiliki hunian diakibatkan oleh sejumlah faktor. Antara lain kian padatnya ketersediaan lahan untuk pembangunan kawasan hunian di perkotaan.
"Artinya, wilayah kota akan semakin padat dan menantang dalam mengatur transportasi dan hunian untuk masyarakat," ungkapnya.
Selain itu, proporsi jumlah penduduk di wilayah perkotaan jauh lebih banyak dibandingkan wilayah pedesaan. Hal ini menyebabkan kebutuhan hunian di perkotaan jauh lebih besar.
"Sekarang total penduduk di perkotaan 56,7 persen sementara desa 43,3 persen," jelasnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Erick memperkuat kolaborasi Kementerian BUMN bersama Kementerian PUPR dalam menciptakan titik-titik lokasi hunian baru. Sehingga, diharapkan akan membuka kesempatan lebih besar bagi kelompok penduduk usia milenial untuk memiliki hunian.
"Karena itu kami dengan Kementerian PUPR berinisiasi untuk mengoordinasikan seluruh BUMN. Ada Perumnas, BTN, PLN, PP, Adi Karya, dan tentu PT Kereta Api yang punya lahan seperti kawasan hari ini," pungkas Erick Thohir.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com