Liputan6.com, Karachi - Kebakaran besar terjadi di sebuah pabrik garmen di kota pelabuhan Karachi, Pakistan pada Kamis, 13 April 2023. Petugas pemadam dilaporkan meninggal dalam upaya menjinakkah si jago merah.
"Empat petugas pemadam kebakaran tewas dan hampir selusin lainnya terluka akibat kebakaran besar terjadi di sebuah pabrik garmen di kota pelabuhan Karachi, Pakistan pada Kamis, 13 April 2023," kata petugas penyelamat dan polisi setempat dikutip dari AP, Kamis (13/4/2023).
Advertisement
Kebakaran melanda pabrik pada Rabu 12 April malam dan akhirnya menyebabkan bangunan runtuh, tetapi penyebab kebakarannya belum diketahui, kata polisi.
Sebelumnya, asap abu-abu tebal tiba-tiba mengepul dari pabrik. Petugas pemadam kebakaran sedang memadamkan api ketika keruntuhan terjadi.
Tim penyelamat telah mengambil jasad petugas pemadam kebakaran dari puing-puing pabrik.
Beberapa kendaraan pemadam kebakaran dikirim ke tempat kejadian di kawasan industri kota, di mana banyak pabrik berada, kata para pejabat. Petugas juga menilai dampak kebakaran di gedung yang berdekatan.
Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif menyatakan kesedihannya atas kematian petugas pemadam kebakaran, menggambarkan mereka sebagai "martir" yang meninggal saat mencoba menyelamatkan nyawa orang lain.
Dalam keterangannya, Sharif menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Sharif juga memerintahkan pihak berwenang untuk menyiapkan strategi untuk menghindari insiden serupa di masa depan.
Karachi adalah ibu kota Provinsi Sindh bagian selatan, yang kerap dilanda kebakaran serupa.
Pada Agustus 2021, setidaknya 10 orang tewas dalam kebakaran besar di sebuah pabrik kimia di Karachi. Dalam insiden paling mematikan itu, 260 orang tewas pada 2012 setelah terjebak di dalam pabrik garmen saat terjadi kebakaran.
Ledakan Bom Rakitan di Balochistan Pakistan Tewaskan 4 orang, Targetkan Mobil Polisi
Sementara itu, baru-baru ini di Pakistan terjadi ledakan bom. Sejumlah orang dilaporkan meninggal akibat peristiwa tersebut.
"Sebuah ledakan bom di provinsi barat daya Balochistan Pakistan menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai 15 lainnya pada Senin (10 April 2023)," kata para pejabat sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (11/4/2023).
Bom tersebut menargetkan sebuah kendaraan polisi di pasar yang sibuk di Quetta, ibu kota Balochistan, yang merupakan rumah bagi pemberontakan separatis dan beberapa kelompok bersenjata Islam.
"Penyelidikan awal menunjukkan bahwa ledakan itu disebabkan oleh improvised explosive device/IED (alat peledak improvisasi) yang ditanam di sepeda motor dan diledakkan menggunakan remote control," kata pejabat polisi Azfar Mehsar kepada AFP.
"Setidaknya empat orang tewas dalam insiden (ledakan bom) itu, termasuk dua polisi dan dua warga sipil," tambahnya.
Balochistan Liberation Army (BLA) atau Tentara Pembebasan Balochistan, sebuah kelompok separatis, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Wasim Baig selaku juru bicara Rumah Sakit Provinsi Sandeman di Quetta, membenarkan jumlah korban tewas akibat ledakan bom seraya menambahkan bahwa korban sipil termasuk seorang anak berusia lima tahun.
Advertisement
Petaka di Pembagian Makanan Ramadhan Pakistan, 11 Orang Termasuk Anak-Anak Tewas Berdesakan
Tidak hanya itu, petaka lain dari Pakistan berasal dari insiden berdesakan di pusat distribusi makanan Ramadhan di Kota Karachi.
"Menewaskan sedikitnya 11 orang, semuanya wanita dan anak-anak," menurut polisi dan petugas penyelamat Pakistan seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (1/4/2023).
Beberapa orang juga terluka dalam insiden hari pada Jumat, yang terjadi ketika ratusan orang panik dan saling mendorong untuk mengumpulkan makanan di luar pabrik. Beberapa dari mereka jatuh ke selokan terdekat, kata pejabat polisi Mughees Hashmi.
Warga mengatakan tembok juga runtuh di dekat selokan, melukai dan membunuh orang di tengah berdesakan.
Media lokal melaporkan bahwa delapan wanita dan tiga anak meninggal.
Hashmi mengatakan pemilik pabrik yang mengatur pusat distribusi makanan belum memberi tahu polisi tentang rencana tersebut. Ia mengatakan polisi setempat tidak mengetahui distribusi tersebut, jika tidak, mereka mungkin telah mengerahkan pasukan.
Menteri Luar Negeri Bilawal Bhutto Zardari, yang berasal dari Provinsi Sindh, yang beribukota di Karachi, memerintahkan pihak berwenang untuk menyelidiki penyebab insiden berdesakan tersebut.
Krisis Pangan dan Inflasi Diduga Jadi Penyebab 20 Orang Tewas Berdesakan dalam Pembagian Makanan di Pakistan
Korban tewas insiden desak-desakan dalam pembagian makanan Ramadhan di Pakistan pun diperkirakan mencapai 20 orang, menurut laporan media India. Kini ditengarai, peristiwa tersebut dipicu oleh sebab-musabab yang lebih besar: inflasi ekonomi dan krisis pangan di negara itu.
Inflasi di Pakistan mencapai 35,37 persen pada Maret 2023, tertinggi sejak tahun 1965, membuat warga setempat kesulitan mendapatkan makanan karena harga bahan pangan yang melonjak.
Pakistan terlilit utang dan pemerintah terpaksa memberlakukan reformasi pajak sebagai persyaratan agar Dana Moneter Internasional (IMF) memperluas program pendanaannya untuk negara tersebut. Langkah tersebut mengakibatkan inflasi meroket hingga memicu krisis pangan di negara tersebut.
Dilansir dari Times of India, Minggu (2/4/2023), dengan ekonomi yang terpukul akibat rendahnya cadangan devisa, pihak berwenang Pakistan merasa semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan dasar warganya.
Hal itu membuat warga miskin Pakistan, yang merasakan pukulan ekonomi terberat, membuat mereka berdesakan di pusat-pusat distribusi makanan selama bulan Ramadhan hingga menewaskan 20 orang.
Advertisement