Liputan6.com, Gunungkidul Hujan deras disertai angin yang melanda Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Kawasan yang memiliki bentang alam dengan gugusan batu karst langsung mengadap ke Samudra Hindia itu mengalami perubahan iklim yang signifikan.
Perubahan iklim tersebut disebabkan oleh Siklon Tropis Ilsa di Benua Australia. Badan Meteorologi setempat telah menetapkan Siklon Ilsa sebagai Severe tropical cyclone dengan kategori kekuatan level 5.
Advertisement
Sebagai informasi, Siklon Ilsa mencapai level 4 terjadi pada Kamis pagi (13/4/2023) dengan kecepatan angin 215 kilometer per jam. Siklon tersebut terus menguat dan memiliki kecepatan angin hingga 240 kilometer perjam atau level 5 pada Kamis malam waktu Australia.
Dari pengamatan satelit, pada Jumat (14/4/2023), Siklon Ilsa telah memiliki mata badai yang menandakan wujud sempurna sebagai badai dengan kekuatan yang besar. Dengan kecepatan angin 205 km/jam dan hembusannya mencapai 285 km/jam.
Jika dilihat dari gambar arah mata angin terlihat siklon tersebut berada sangat dekat dengan daratan. Pemerintah setempat juga telah merilis peringatan terbaru bahwa Badai besar akan menghampiri wilayah Australia barat dan utara.
Dampak di Gunungkidul
Lalu bagaimana dampaknya di Indonesia? Dampaknya cukup signifikan sudah dirasakan di wilayah selatan Indonesia mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumbawa dan Kupang. Wilayah inilah mengalami hujan persisten yang bisa tiba-tiba menjadi hujan ekstrem hingga dua-tiga hari mendatang.
Sekretaris Sar Satlimas Korwil 2 Baron, Surisdiyanto mengatakan bahwa dalam beberap hari terakhir terdapat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Terlebih, hujan tersebut juga disertai angin.
“Hujan sudah beberapa hari, dan hingga sekarang masih terlihat medung hitam bergerak dari selatan keutara,” kata Suris saat ditemui di Pos Sar Pantai Sepanjang.
Pada kamis siang, Jalur menuju pantai Ngrenehan, Saptosari, Gunungkidul tertutup batu yang longsor akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut. Dengan dibantu para relawan, tim sar satlinmas memecah batu tersebut agar dapat segera dilewati.
“Ada batu longsor menutup jalan, bahkan akibat hujan dan angin kencang sejumlah pohon roboh,” terangnya.
Tak hanya itu, terkait gelombang laut sendiri juga diraskan mengalami kenaikan. Meski naik, kenaikan gelombang tidak begitu signifikan sehingga para nelayan masih dapat melakukan aktifitasnya melaut untuk mencari ikan.
Suris mengaku bahwa telah menerima informasi terkait adanya Siklon Ilsa di Benua Australia dari BMKG. Maka dari itu, pihaknya telah mensosialisasikan terkait informasi tersebut kepada warga masyarakat yang melakukan aktifitas di sepanjang pantai selatan Gunungkidul.
“Kami sudah sampaikan untuk tetap waspada dan hati hati karena adanya siklon tersebut. Bahkan, anggota Sar Satlinmas terus memantau perkembangan melalui media sosial juga melakukan patroli,” katanya.
Advertisement