Sektor Saham Ini Masih Tangguh Jelang Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2023

Head of Invesment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, ada terdapat beberapa sektor saham yang masih tangguh jelang Hari Lebaran Idul Fitri 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Apr 2023, 10:18 WIB
Analis menuturkan, ada beberapa sektor saham yang masih tanggu jelang hari Lebaran Idul Fitri 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menilai terdapat beberapa sektor saham yang masih tangguh jelang Hari Raya Lebaran. Lantas, apa saja sektor saham yang masih prospektif tersebut?

Menurut Roger, sektor saham otomotif, multifinance dan tol mendapatkan sejumlah sentimen positif jelang Hari Raya Lebaran. Selain itu, untuk emiten dengan rilis laporan keuangan yang baik pada kuartal IV 2022 juga masih prospektif ke depannya.

"Sektor saham otomotif, multifinance dan tol masih punya peluang untuk naik. Kalau melihat waktu lebaran ini di April itu berdekatan sama rilis laporan keuangan kuartal IV kemarin Maret dan beberapa emiten yaang rilis laporan keuangan kuartal bagus-bagus masih punya volatilitas yang bagus untuk dimainkan jangka pendek sampai nanti ketemu kuartal I akhir April awal Mei," kata Roger saat ditemui di Kantor Mirae Asset, dikutip Jumat (14/4/2023).

Dia bilang, saham emiten otomotif, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) memiliki sentimen positif usai rilis laporan keuangan kuartal IV 2022. Bahkan, IMAS juga ketiban sentimen positif dengan menjadi distributor Mercedes-Benz AG di Indonesia. 

"Saham yang punya sentimen bagus seperti IMAS, memiliki laporan keuangan kuartal IV yang bagus, sentimen jadi distributor Mercedes-Benz AG di Indonesia," kata dia.

Tak hanya itu, ia juga menyebut, sektor multifinance juga masih tangguh jelang Hari Raya Idul Fitri. Ini mengingat, biasanya jelang Lebaran terjadi peningkatan permintaan kredit motor. 

 

 

 

 


Saham Jalan Tol

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

"Multifinance memiliki sentimen kenaikan penjualan kendaraan bermotor 44 persen pada kuartal I 2023, laporan keuangan bagus. Keuangan beberapa emiten multifinance bagus, tahun ini tauhnnya kendaraan bermotor emiten multifinance punya peluang di tahun ini. Lalu, kredit motor jelang Lebaran," ujar dia.

Roger mengatakan, saham jalan tol juga mendapatkan sentimen positif di tengah peningkatan jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini. Salah satu emiten tol yang diuntungkan, yakni PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

"Sektor lainnya punya sentimen bagus jelang Lebaran tol. Jasa Marga biasanya dapat sentimen positif jelang mudik pemerintah umumin pemudik cukup besar 134 juta pemudik, pasti ke jalan tol. Ada sentimen Jasa Marga," ujar dia.

Di sisi lain, ia menuturkan, saham konsumer juga masih prospektif jelang Lebaran bahkan hingga akhir tahun ini.

"Consumer juga kita punya pilihan MYOR sama ICBP. ICBP sama MYOR pilihan saham Mirae pada tahun ini," katanya.

 


Revisi IHSG

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas juga berencana melakukan revisi proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun ini yang awalnya di level 7.880 menjadi sekitar 7.000 - 7.500. 

Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menjelaskan, pihaknya bakal akan ada revisi proyeksi IHSG pada 2023. Sebab, adanya perlambatan ekonomi AS dan potensi resesi pada akhir tahun ini yang membuat volatilitas pasar cenderung ke arah menurun dalam jangka pendek. 

"Kita mungkin ada sedikit revisi nanti abis lebaran, revisi kemungkinan sedikit ke bawah, enggak begitu banyak hanya menyesuaikan laporan keuangan kemarin. Masih di atas 7.000, sekitar 7.000 sampai 7.500," kata Robertus.

Selain itu, ia juga menyebut, sektor teknologi masih belum mampu untuk mendorong pertumbuhan IHSG. Lantaran, sektor teknologi tersebut masih dibayangi oleh sentimen suku bunga the Fed. 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya