Liputan6.com, Jakarta Marc Fiore, punya andil besar bagi keberhasilan Jeka Saragih melaju ke arena UFC. Kini pelatih MMA asal Amerika Serikat tersebut tengah mengasah kemampuan 9 petarung asal Indonesia agar mampu mengikuti jejak pria asal Simalungun tersebut.
Bersama Jake Buracker, Fiore yang merupakan mantan pelatih gulat kembali dipercaya menangani penghuni MMA Fighting Academy yang digarap oleh Cage Warriors bersama Mola. Akademi ini diikuti oleh 24 nama yang dijaring lewat audisi seasson pertama yang berjalan ketat di Bali (Indonesia) dan London (Inggris).
Advertisement
Tiga nama sudah pulang lebih dulu. Seluruhnya dari Indonesia. Sukma Prawira, Reynldo Kasibulan, dan Rendy Anjarkusuma angkat koper usai mengalami cedera.
Liputan6.com bersama dua jurnalis lain dari Indonesia mendapat kesempatan untuk melihat langsung program tersebut. Saat ini, seluruh petarung Indonesia yang berada di MMA Fight Academy tengah mempersiapkan diri menghadapi pertandingan.
Lima atlet berlaga di Road to UFC yang telah mengantar Jeka menjadi atlet UFC. Sementara empat lainnya tampil di laga Cage Warriors di Italia dan Amerika Serikat.
Keberhasilan Jeka Saragih ke UFC Jadi Lompatan Besar
Dalam perbincangan dengan para jurnalis, Fiore menyampaikan bahwa keberhasilan Jeka ke UFC menjadi lompatan besar bagi dunia MMA di Indonesia. Maklum, Jeka merupakan pertarung Indonesia pertama yang mendapat kontrak dari lembaga milik Dana White tersebut. Fiore berharap, atlet-atlet Indonesia bisa mengikuti jejaknya.
”Orang mungkin hanya melihat Jeka bekerja keras pada tiga pertarungan terakhir (Road to UFC). Tapi sebenarnya dia sudah bertarung sejak hari pertama (di MMA). Dia sudah menjalani disiplin seperti ini hampir sepanjang hidupnya,” ujar Fiore usai jumpa pers MMA Fight Academy di L’Auberge, San Diego, Jumat (14/4/2023).
“Jadi, ya mereka (anggota akademi MMA) membutuhkannya. Jeka adalah role model mereka. Apapun yang saya perintahkan kepada Jeka selalu dijalankan. Kalau saya suruh dia menabrak tembok, dia pasti akan melakukannya. Jadi ya, ada banyak hal yang bisa mereka tatap ke atas dan ke depan gara-gara Jeka,” beber Fiore.
Advertisement
Lalu bagaimana perkembangan para petarung Indonesia yang di MMA Fight Academy?
Menurut Fiore, peningkatan yang dialami para petarung Indonesia sangat pesat. Dari latihan yang mereka jalani setiap hari mereka belajar kalau level tidak berenti. Intensitas juga demikian. Mereka belajar bahwa belajar dari Yotube saja tidak cukup. Kini mereka sudah sadar akan proses untuk menjadi atlet MMA profesional.
Fiore menambahkan, saat pertama kali tiba di akademi, para petarung Indonesia tidak berbeda dengan atlet MMA pada umumnya. Mereka lemah di ground game.
“Tidak hanya Indonesia, tapi Asia pada umumnya. Mereka lembah di wrestling dan grapling. Dan seperti saya katakan, kami juga bekerja membuat mereka lebih profesional sebagai atlet MMA. Menaruh kekuatan mereka untuk menutupi kelemahannya. Dan kami juga bekerja berdasarkan kelemahan mereka,” beber Fiore.
Hal senada juga disampaikan Buracker. Dia juga menyoroti kemampuan awal para pemain Indonesia dalam bermain lantai yang sangat mendasar. “Mereka datang dengan kemampuan dasar grapling mendasar dengan level berbeda. Tapi di mana kami saat ini? kami berada di posisi yang jauh lebih baik,” kata Buracker.
“Mereka mengalami kemajuan pesat sehingga saya dan coach Mark, maupun Graham Boyln sangat senang melihat progres yang ada. Kami sangat antusas mereka arah perjalan mereka saat ini,” beber Buracker menambahkan.