Salah Satu PLTS Terbesar di RI Kini Dukung Operasional Tambang Amman Mineral Lebih Hijau

Pemanfaatan PLTS ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memastikan proses produksi yang lebih hijau.

oleh Nurmayanti diperbarui 14 Apr 2023, 16:28 WIB
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mulai mengintegrasikan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS atau Solar PV) untuk mendukung aktivitas operasional tambang.

Liputan6.com, Jakarta PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mulai mengintegrasikan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS atau Solar PV) untuk mendukung aktivitas operasional tambang.

Pengoperasian Solar PV dengan kapasitas 26,8 Megawatt-peak ini telah dimulai sejak sembilan bulan lalu, tepatnya Juni 2022.

Pembangkit listrik ini merupakan fasilitas ground-mounted Solar PV terbesar di Indonesia hingga saat ini, yang digunakan untuk operasional pertambangan. Rachmat menyatakan bahwa inisiatif tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi CO2 hingga 40.000 ton/tahun.

Transisi energi bukan sekadar basa-basi. Aksi nyata harus mulai dilakukan oleh masyarakat dunia untuk mengurangi efek gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan dunia (global warming). Sebagai salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, 

“Kegiatan operasional AMNT kini disuplai oleh energi hibrida, dengan pengintegrasian PLTS berkapasitas 26,8 MW. Kami pun bersyukur bahwa wilayah operasional AMNT berada di Kabupaten Sumbawa Barat, yang memiliki tingkat iradiasi paling tinggi di Indonesia, sehingga menunjang produksi listrik dari PLTS tersebut,” jelas Presiden Direktur AMNT, Rachmat Makkasau, Kamis (13/4/2023).

Rachmat menambahkan bahwa pemanfaatan PLTS ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memastikan proses produksi yang lebih hijau.

 


Upaya Kurangi Emisi Karbon

PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) mulai mengintegrasikan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS atau Solar PV) untuk mendukung aktivitas operasional tambang.

Praktik pertambangan berkelanjutan ini penting untuk dimulai segera, mengingat produk tembaga yang dihasilkan AMNT merupakan komoditas yang strategis dalam transisi menuju energi berkelanjutan. “Sebagai pelaku industri hulu, kami terus berupaya untuk mengurangi emisi karbon dengan PLTS,” jelas Rachmat.

Inisiatif ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk mendorong penurunan efek GRK. Dalam pemaparan di forum UNDP – G20 Energy Transition Working Group (ETWG) 2022, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana memaparkan sejumlah langkah utama yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi efek GRK.

Langkah tersebut antara lain pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), penerapan efisiensi energi, pemanfaatan bahan bakar rendah karbon dan reklamasi pasca-tambang.

“Semoga upaya penurunan emisi karbon di tambang kami turut mendukung upaya Indonesia dalam bertransisi ke energi berkelanjutan yang berkelanjutan,” tutup Rachmat yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesian Mining Association (IMA).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya