Liputan6.com, Jakarta Ekonomi maju Kelompok Tujuh (G7) akan mempertimbangkan cara terbaik untuk membantu negara-negara berkembang memperkenalkan mata uang digital bank sentral (CBDC) yang konsisten dengan standar internasional yang sesuai, kata diplomat mata uang utama Jepang Masato Kanda pada Selasa, 11 April 2023.
Langkah tersebut akan menjadi salah satu tema utama diskusi G7 yang dipimpin Jepang tahun ini, sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi komunitas global dari teknologi digital yang bergerak cepat.
Advertisement
"Kita harus mengatasi risiko dari pengembangan CBDC dengan memastikan faktor-faktor seperti transparansi yang tepat dan tata kelola yang baik," kata Kanda, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (14/4/2023).
Kanda menambahkan, sebagai prioritas tahun ini, G7 akan mempertimbangkan cara terbaik untuk membantu negara berkembang memperkenalkan CBDC sesuai dengan standar yang sesuai, termasuk prinsip kebijakan publik G7 untuk CBDC ritel
Di luar G7, China telah memimpin paket dalam mengeluarkan mata uang digital. Bank sentral G7 telah menetapkan standar umum untuk menerbitkan CBDC karena beberapa melanjutkan eksperimen.
Inovasi Digital Berikan Manfaat dan Tantangan
Kanda mengatakan pesatnya inovasi teknologi digital memberikan berbagai manfaat tetapi juga tantangan baru seperti keamanan dunia maya, penyebaran informasi yang salah, kesenjangan sosial dan politik, serta risiko destabilisasi pasar keuangan.
“Runtuhnya crypto exchange FTX tahun lalu merupakan peringatan serius" bagi pembuat kebijakan untuk membuat peraturan lintas batas,” katanya.
Sedangkan untuk aset kripto, Kanda menyebut ada sedikit perbedaan pandangan antar negara. Tapi konsensus jelas G7 membutuhkan lebih banyak regulasi, terutama setelah guncangan FTX.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.