Inovasi Susu Kambing Etawa Diperkaya Bahan Jamu untuk Bantu Rawat Kesehatan Tulang dan Sendi

Rempah-rempah yang biasa digunakan dalam jamu, kini dikombinasikan dengan susu etawa yang kaya nutrisi untuk membantu merawat kesehatan tulang dan sendi.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 15 Apr 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi susu kambing etawa diperkaya bahan jamu. (dok. Ethos)
Ilustrasi susu kambing etawa diperkaya bahan jamu. (dok. Ethos)

Liputan6.com, Jakarta - Kesehatan tulang dan sendi mungkin bukan prioritas untuk sebagian orang. Padahal, organ tubuh ini juga perlu dirawat karena perannya penting untuk menunjang pergerakan kita sehari-hari. Salah satu yang direkomendasikan adalah dengan mengasup nutrisi yang tepat, seperti susu.

"Kepadatan massa tulang paling tinggi umumnya pada usia 30 tahun. Jika kita tidak menjaga tulang dan otot sejak muda, risiko penyakit tulang dan otot semakin besar," kata praktisi kesehatan dr. Inggar B.W, S.Ked, A.P, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 12 April 2023.

Susu direkomendasikan untuk membantu merawat kesehatan tulang, otot, dan sendi karena kaya akan kalsum, protein, vitamin D, selenium, antioksidan, dan asam lemak Omega 3. Ia juga menyarakan untuk mengonsumsi biji-bijian utuh, ikan, sayur, minyak zaitun, dan kacang-kacangan dalam memenuhi gizi.

Selain susu sapi yang populer, ada pula susu kambing yang bisa jadi opsi. Terinspirasi dari manfaat yang ada, Ethos memproduksi susu berbahan susu kambing etawa. Menurut Reza Yazdi selaku VP Marketing Ethos, kambing etawa mampu menghasilkan susu yang lebih baik dibandingkan kambing lokal. 

Ia mengutip keterangan American Dairy Goat Association yang terbit pada 2002 yang menyebutkan bahwa nilai gizi susu kambing secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan dari susu sapi, kecuali nilai kandungan kolesterolnya. Kandungan vitamin A dan B1 lebih tinggi pada susu kambing, sedangkan kandungan vitamin C dan D hampir sama.

"Dengan kandungan kalsium yang tinggi, mampu mempercepat regenerasi hemoglobin yang kemudian membuatnya lebih cepat atasi masalah pengeroposan tulang," kata Reza. Produk susu kambing tersebut juga diperkaya dengan beragam jenis rempah yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan jamu.

 


Efek Bahan Jamu untuk Kualitas Susu Kambing

Bupati Banyuwangi ipuk Fiestiandani memeras susu kambing etawa (Istimewa)

Produk susu bernama Etawalin itu diperkaya dengan sejumlah rempah, yakni jahe, temulawak, kayu manis, daun salam, dan sereh. "Kami melihat bahwa kesadaran masyarakat mengenai kesehatan sudah mulai meningkat, sehingga mereka cenderung mengonsumsi produk-produk berbahan alami untuk mendukung kesehatan," kata Reza.

Penambahan ekstrak rempah dirancang untuk membantu meredakan pegal linu dan nyeri pada persendian. Merujuk studi Formularium Asli Indonesia pda 2016, disebutkan bahwa 28 pasien rematoid astritis, 18 pasien aosteoartritis, dan 10 pengidap gangguan muskular diberi serbuk jahe. Lebih dari 3/4 pasien artritis yang menjadi sampel mengaku berkurang nyeri dan pembengkakannya setelah diberi serbuk jahe.

"Pengujian anti-inflamasi, analgesik, dan atipiretik pada tikus dengan pemberian oral dan atau intraeritonial ektrak jahe dengan dosis 500 mg/kg dan pengamatan prostaglandin selama empat minggu secara signifikan dapat menggurangi serum prostaglandin E2," imbuh Reza.

Efek serupa ditunjukkan lewat pemberian ekstrak etanol daun salam. Ia merujuk penelitian Agustina pada 2015 yang menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun salam dengan dosis 50 mg/kgBB, 150 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB memiliki aktivitas antiinflamasi. "Di mana volume radang yang terjadi mengalami penurunan pada jam keempat," kutipnya.

Sementara, dalam Formularium Asli Indonesia (2016), sereh menunjukkan efek inhibisi edema. Pengujian ekstrak air panas dosis 15 mL/kg BB pada 20 tikus yang diinduksi edema oleh karagenan menunjukkan inhibisi edema sebesar 18,6 persen. Pada pemberian dekokta 20 persen menggunakan pembanding indometasin menunjukkan efek inhibisi 58,6 persen.


Rekomendasi Olahraga untuk Bantu Rawat Kesehatan Tulang

Ilustrasi Susu Kambing Etawa Credit: unsplash.com/Engin

Selain memperhatian nutrisi, merawat kesehatan tulang juga harus dilakukan dengan beraktivitas fisik alias berolahraga secara rutin. Namun, situasi pandemi yang berlangsung lebih dari tiga tahun membuat tubuh cenderung jarang bergerak dan hal tersebut dapat menimbulkan masalah pada tulang.

"Pola bekerja dari rumah atau work from home, sedikit banyak membuat kita relatif inaktif, cenderung sedenter, dan jarang melakukan aktivitas fisik. Selain menambah berat badan, gaya hidup demikian membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan sistem muskuloskeletal: tulang bisa menjadi lebih keropos, sendi bisa menjadi lebih kaku, dan otot menjadi atrofik," jelas Nicolaas Budhiparama MD., PhD., SpOT (K), FICS sebagai Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi sekaligus dokter dari atlet Indonesia, dikutip dari kanal Health Liputan6.com.

Nicolaas pun merekomendasikan olahraga paling mudah untuk dilakukan, terutama selama di rumah. Publik disarankan melakukan stretching atau peregangan otot apabila sudah terlalu lama duduk dan mulai pegal.

Di kondisi ini, pekerjaan sebaiknya dihentikan sejenak untuk berdiri, jalan-jalan, dan senam ringan untuk melemaskan otot, terutama jika bekerja pada posisi sama dalam waktu lama. Dengan melakukan hal sederhana tersebut, beberapa penyakit seperti nyeri bahu, nyeri punggung bawah, nyeri pinggang atau panggul dapat dihindari.

Aktivitas fisik lain yang dianjurkan adalah yang bersifat aerobik, seperti jalan atau bersepeda. Jika tidak sempat ke luar rumah, bisa dilakukan di atas treadmill atau sepeda statis. Namun, aktivitas fisik akan lebih baik dilakukan di luar rumah sembari menghirup udara segar.


Bisa Lakukan Yoga

Ilustrasi Olahraga Credit: freepik.com

Sementara itu, penyakit radang sendi seringkali muncul pada bagian lutut sehingga para penderita kerap kebingungan untuk memilih olahraga yang aman. Ternyata, olahraga yoga bisa dijadikan salah satu pilihan yang tepat.

"Berdasarkan data, memang radang sendi sering muncul di lutut. Itu yang membuat olahraga yoga dianggap cocok bagi penderita radang sendiri. Karena prinsip dasarnya adalah kita harus menghindari gerakan yang membuat rasa sakit semakin bertambah,” jelas dokter spesialis kedokteran olahraga, Angelica Anggunadi, Selasa, 2 Agustus 2021, dikutip dari kanal Health Liputan6.com.

Angelica menjelaskan, yoga merupakan olahraga yang masuk dalam kategori low impact karena tidak memerlukan berlompat ataupun berlari. Gerakannya terbilang lambat dan tetap nyaman bagi penderita radang sendi.

"Kita harus menghindari menghindari gerakan menggunakan bagian tubuh yang sedang sakit, terutama ketika masih nyeri sekali atau bengkak. Perlu latihan-latihan khusus untuk pinggang ke bawah sesuai dengan kondisi saat itu," jelasnya.

 

Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya