Berkah Ramadan, Pengrajin Peci Bambu di Banyuwangi Banjir Pesanan

Menjelang lebaran, permintaan songkok khususnya peci rajut buatan warga Dusun Krajan, Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, mengalami peningkatan.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 16 Apr 2023, 16:00 WIB
Samlawi Hadisuparnato sedang mengerjakan pesanan songkok bambu pelangganya (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Menjelang lebaran, permintaan songkok khususnya peci rajut buatan warga Dusun Krajan, Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi meningkat drastis dibanding hari-hari biasa.

Bahkan, permintaan peci rajut yang terbuat dari bahan dasar bambu tersebut tembus ke luar daerah bahkan luar provinsi. Di antaranya, penjualan sampai ke Surabaya, Semarang hingga Aceh.

Pengrajin Peci Bambu Gintangan, Samlawi Hadisuparnato mengatakan, peningkatan penjualan sudah dirasakan sejak awal Ramadan.

"Awal Ramadan sampai sekarang, alhamdulilah pemesanan sudah tembus 20 kodi. Satu kodi itu berisi 20 biji peci," ujar Awi, sapaan akrabnya, Sabtu (15/4/2023).

Menurutnya, ada perbandingan tingkat penjualan yang terpaut jauh ketimbang sebelum Ramadan. Di hari biasa, Alwi sapaan akrabnya, terkadang hanya mendapat order 3 sampai 4 kodi.

Berbeda saat Ramadan, ada peningkatan penjualan sekitar 80 persen yang dirasakan Awi. Tentu saja kenaikan ini memberikan berkah tersendiri baginya.

"Patut disyukuri, karena kerajinan seperti ini memang musiman, beda dengan produk kerajinan bambu lainya seperti tempeh, keranjang dan crafting lainya," ujarnya.

Ia menyebut untuk harganya sendiri bergam. Dibanderol mulai Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu tergantung motif peci.

"Motif biasa harga per kodinya Rp 400 ribu atau per bijinya Rp 25 ribu. Sedangkan motifnya agak susah itu berkisar di Rp 35 ribu - Rp 50 ribu per bijinya," jelas Awi.

Karena kebanjiran order di bulan Ramadan ini, Awi mengaku bisa mengantongi omzet sekitar Rp 3,5 juta. Itu pun omzet yang didapat saat pertengahan puasa.

"Biasanya dalam sebulan, selama bulan Ramadan pendapatan dalam penjualan produk kerajinan songkok atau peci bambu ini mencapai kurang lebih dari Rp 5 juta," ungkapnya.

 


Sehari Produksi 24 Songkok Bambu

Hasil Produksi songkok bambu yang siap diantar ke pelanganya (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Di rumah produksinya, Awi menekuni kerajinan songkok anyaman bambu terhitung dari tahun 2017. Awi memproduksinya seorang diri, dalam sehari ia bisa memproduksi kurang lebih 24 songkok bambu. 

Namun, bukan hanya songkok saja yang ia kerjakan. Kerajinan lain juga ia sempatkan untuk digarap. Seperti parsel buat atau minuman yang juga sedang banyak permintaan selama bulan suci Ramadan ini.

Keuntungan memakai peci bambu ini adalah awet dan tahan air atau keringat, karena memang terbuat dari bambu. Selain itu rongga-rongga songkok anyaman bambu itu membuat kepala tetap terasa dingin karena udara bebas keluar dan masuk.

Model peci juga bervariasi. Ada 6 motif serta beraneka warna yang dikerjakan. Diantatanya model standar, dadung, asatufa dan lainya.

"Tersedia mulai dari ukuran 2 sampai ukuran 10. Cocok untuk segala usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa," jelas Awi.

 

Infografis Macam-Macam Kue Kering Khas Lebaran. (Liputan6.com/Abdillah)
Sawi Putih Kuah Santan. (Dok: Cookpad Vivi Febriani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya