Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengaku prihatin atas ditangkapnya Wali Kota Bandung Yana Mulyana dalam operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (14/4/2023).
"Sebagai Gubernur, saya sangat prihatin. Sebagai mantan Wali Kota Bandung saya sangat sedih, susah diceritakan perasaannya. Sebagai kedinasan sangat prihatin. Sebagai pribadi yang dulu ngurusin Bandung mereformasi begitu rupa, sangat sedih," katanya Ridwan Kamil di Bandung, Sabtu (15/4/2023).
Ridwan Kamil mengaku sudah menitip pesan pada Sekretaris Daerah Kota Bandung agar Pemerintah Kota Bandung tetap menjaga pelayanan publik supaya tidak terganggu kasus yang tengah terjadi.
Baca Juga
Advertisement
"Saya tadi ke sana (Balai Kota Bandung) juga menitipkan pelayanan publik. Warga Bandung, insya Allah tidak akan terganggu karena sudah saya arahkan Sekda Kota Bandung, Pak Sumarna untuk segera mengambil keputusan apalagi menjelang mudik dan lebaran. Butuh koordinasi lapangan yang luar biasa jadi Insyaallah tidak terganggu," jelas Ridwan Kamil.
Pria yang biasa disapa Kang Emil ini turut menitip amanat untuk seluruh kepala daerah di Jawa Barat supaya mengedepankan integritas. Niat memimpin itu, katanya, harus demi masyarakat bukan yang lain atau keuntungan pribadi.
"Jadikan benteng integritas sebagai yang utama, termasuk terunannya ke SKPD-SKPD. Saya berharap ini yang terakhir. Betul-betul doa dari saya semoga ini yang terakhir," jelas Emil.
Ridwan Kamil mengklaim bahwa sebetulnya Jawa Barat sudah memiliki dan menerapkan strategi pencegahan korupsi. Namun, persoalan itu kerap timbul dari dorongan individu maka hal itu disebut sulit untuk dibereskan secara sistematis.
"Kalau bertanya apa strateginya? Strategi sudah ada. Pemprov Jabar sudah ada penghargaan dalam program penangkalan, tapi ada sifat individu yang tidak selalu bisa dibereskan secara sistematis. Sebagus apapun (strateginya), karena itu menyangkut motivasi pribadi manusia," tandas Emil.