Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kedapatan tengah menutup kolom komentar yang ada di media sosial Instagram-nya. Ini terpantau sejak beberapa waktu lalu.
Terlihat, sejumlah unggahan terbaru Sri Mulyani, maupun yang sebelumnya, tidak lagi bisa diisi komentar. Diketahui, Menkeu Sri Mulyani adalah satu orang yang cukup rajin mengunggah kegiatannya di Instragram.
Advertisement
Biasanya, dalam unggahan Sri Mulyani, dipenuhi dengab komentar-komentar dari warganet yang turut menanggapi kegiatannya. Tapi, belakangan, fitur tersebut nampaknya ditutup oleh Bendahara Negara.
Belum diketahui jelas apa yang jadi penyebab Menkeu Sri Mulyani menutup fitur komentar di Instagram-nya itu.
Beberapa unggahan terakhirnya sendiri memuat kegiatannya melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara. Sebut saja, ke Washington D.C, Amerika Serikat.
Disana, Menkeu bertemu dengan pejabat dari Dana Moneter Internasional atau IMF dan pejabat Bank Dunia. Disana juga tengah digelar IMF-World Bank Spring Meetings 2023.
Kemudian, Sri Mulyani juga bertemu dengan Menkeu Amerika Serikat, Janet Yellen. Kegiatannya dilanjutkan dengan turur serta dalam pertemuan tingkat menteri antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral daa rnagkaian G20 dibawah presidensi India.
Tak lupa, Sri Mulyani juga menyambangi pejabat Bank Dunia, yang kemudian dia melanjutkan dengan bertemu pejabat lainnya.
Wanti-Wanti Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dalam pertemuan G20 di Amerika Serikat, negara-negara sepakat kondisi perekonomian tahun 2023 kian memburuk. Forum Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) yang dihadiri Sri Mulyani dibawah kepemimpinan India ini menilai ekonomi dunia jauh melemah tahun ini.
"Perekonomian dunia tahun ini diperkirakan jauh melemah dan juga inflasi masih menjadi tantangan di berbagai negara," kata Sri Mulyani di Washington DC, Amerika Serikat, dikutip dari akun instagramnya, @smindrawati, Kamis (13/4/2023).
Kondisi demikian kata Sri Mulyani menyebabkan setiap negara merespon dengan kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas. Hal ini pun membuat pertumbuhan ekonomi terancam.
"Kenaikan suku bunga dan juga pengetatan likuiditas ini akan mengancam pertumbuhan ekonomi," kata Sri Mulyani.
Advertisement
Stabilitas Keuangan Global
Dalam pertemuan tersebut negara G20 juga membahas stabilitas sistem keuangan yang juga terpengaruh kondisi pelemahan pertumbuhan ekonomi dunia. Termasuk terdampak kenaikan suku bunga di berbagai negara.
"Jadi kondisi perekonomian dunia memang perlu untuk diwaspadai sampai dengan akhir tahun dan diharapkan tahun depan akan menjadi lebih baik," kata dia.
Untuk itu Indonesia bersama negara-negara lain fokus untuk menjaga ketahanan pangan dan energi. Meningkatkan kerjasama di tingkat global untuk membantu berbagai negara yang mengalami dampak dari krisis dunia.
"Kami sepakat, dunia perlu waspada namun tetap optimis bahwa tahun depan kondisi akan membaik," kata dia.
Dapat Hibah
Dalam kunjungannya ke Washington D.C, Amerika Serikat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berkesempatan bertemu dengan Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
Agenda pertemuan itu adalah penandatanganan Compact II Millennium Challenge Corporation (MCC) -- sebuah program hibah dari Pemerintah Amerika Serikat untuk Indonesia.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Sri Mulyani membagikan momen penandatanganan MCC bersama Janet Yellen.
"Mengawali hari kedua rangkaian agenda di Washington D.C, saya menghadiri penandatanganan Compact II Millennium Challenge Corporation (MCC) -- sebuah program hibah dari Pemerintah Amerika Serikat untuk Indonesia senilai 649 juta US Dollar," tulis Sri Mulyani di Instagram, dikutip Jumat (14/4/2023).
Ini merupakan yang kedua kalinya Indonesia mendapatkan kepercayaan tersebut. Sejak 2013-2018 lalu, Indonesia telah diberikan komitmen hibah program Compact I MCC dengan total mencapai USD 600 juta.
"Melalui program ini, Pemerintah Amerika Serikat terus berkomitmen untuk tidak hanya mengambil peran dalam pemulihan ekonomi global, tetapi juga mengentaskan kemiskinan dunia melalui pemberian hibah dan bantuan kepada berbagai negara," jelasnya.
Dalam program Compact II MCC, Sri Mulyani mengungkapkan, ada 3 tujuan utama yang akan diakselerasi selama periode 5 tahun ke depan yaitu :
• Pengembangan transportasi dan logistik di sejumlah wilayah seperti Riau, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, dan Bali
• Pengembangan pasar keuangan
• Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Advertisement