Liputan6.com, Jakarta - Meski vaksin kanker payudara belum disetujui untuk digunakan secara luas, terdapat beberapa uji coba yang tengah berlangsung, salah satunya di Cleveland Clinic, di mana Jennifer Davis yang berusia 46 tahun dari Ohio menjadi orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin pada tahun 2021 silam.
Davis yang mrupakan seorang perawat dengan tiga orang anak awalnya didiagnosis menderita kanker payudara triple-negative pada 2018.
Advertisement
Triple-negative merupakan jenis kanker payudara yang lebih agresif yang tidak memiliki salah satu dari tiga "reseptor" umum dalam sel, yang berarti tidak menanggapi terapi hormonal yang biasanya digunakan untuk melawan penyakit.
Sekitar 15 persen dari semua penderita kanker payudara termasuk dalam kategori ini.
Selama menderita kanker, Davis menjalani serangkaian perawatan ketat yang mencakup kemoterapi, operasi, dan 26 kali radiasi.
Meski pengobatannya berhasil dan dia dinyatakan bebas kanker, dia masih khawatir akan kemungkinan kankernya kembali lagi.
"Kanker triple-negative sangat agresif dan potensi kambuhannya sangat, sangat tinggi—prognosisnya bukan yang terbaik," akunya kepada Fox News Digital.
"Dan tidak ada yang bisa saya dikonsumsi setelah perawatan. Tidak ada pil atau apa pun yang memberi Anda ketenangan pikiran bahwa itu tidak akan kembali."
Oleh sebab itu, ketika Davis mendengar tentang uji coba vaksin di Cleveland Clinic, dia mengajukan diri dan sangat senang ketika terpilih.
"Ada pedoman yang sangat spesifik dan banyak pengujian yang harus saya lalui," katanya dikutip dari New York Post. "Saya hampir tidak bisa mendapatkannya."
Davis menerima dosis vaksin pertamanya pada 19 Oktober 2021. Setelah itu, dia menerima dua dosis tambahan dengan jarak dua minggu. Kemudian dia harus menunggu lama untuk mengetahui apakah vaksin itu manjur.
Perkembangan Vaksin Kanker Payudara
Vaksin kanker payudara ini telah dikembangkan di Cleveland Clinic selama lebih dari 20 tahun sebelum akhirnya mencapai tahap uji coba pada manusia.
Sekarang, para peneliti berharap ini bisa tersedia untuk para penyintas kanker tertentu dalam beberapa tahun.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox News Digital, Davis mengatakan bahwa suntikan vaksin yang didapatkannya memberinya ketenangan pikiran bahwa dia sudah bebas dari penyakit tersebut untuk selamanya.
"Semuanya bekerja dengan sempurna," katanya, meskipun perjalanannya belum berakhir.
Vaksin kanker payudara telah dilisensikan ke Anixa Biosciences, yang bekerja sama dengan Cleveland Clinic dalam peluncurannya. Dr. Amit Kumar, CEO Anixa, menjelaskan bahwa Dr. Vince Tuohy, seorang ahli imunologi di Cleveland Clinic, menemukan vaksin yang saat ini sedang diuji.
"Vince menjalankan kelompok penelitian yang melakukan penelitian tentang vaksin ini selama dua dekade," ujar Kumar.
"Dia adalah seorang ilmuwan hebat dan kami menjadi teman baik setelah bekerja bersama. Sayangnya, dia meninggal beberapa minggu yang lalu di usia 74 tahun."
Advertisement
Uji Coba Vaksin
Sekarang, rekan-rekan peneliti Tuohy–termasuk Dr. G. Thomas Budd dan Dr. Justin Johnson–terus berusaha mengembangkan vaksin sambil bekerja sama dengan Kumar dan timnya.
Vaksin telah diberikan kepada 14 pasien sejauh ini, kata Dr. Kumar.
Pada pertemuan tahunan American Association of Cancer Research mendatang, tim peneliti akan mempresentasikan data ilmiah untuk kelompok pasien pertama.
"Datanya terlihat sangat bagus sejauh ini," kata dokter.
Seperti yang dijelaskan Davis, dia melakukan uji laboratorium sebelum dan sesudah setiap dosis vaksin.
"Saya sangat, sangat bersemangat," katanya. "Apa yang saya tunggu-tunggu, apa yang semua orang ingin lihat, adalah apakah saya membangun respons kekebalan terhadap kanker payudara."
Jika hasilnya positif seperti yang diharapkan, Davis menantikan saat ketika lebih banyak wanita akan memiliki akses ke vaksin–tidak hanya mereka yang dirawat karena kanker triple-negative sepertinya, tetapi juga wanita sehat yang ingin mencegah terkena kanker.
"Pada skala yang lebih besar, ini bisa menghilangkan kanker payudara triple-negative," tuturnya.
Vaksin Jadi Harapan untuk Masa Mendatang
Hingga saat ini, Davis terhitung sudah bebas kanker selama 4,5 tahun. Dia mengatakan menerima vaksin telah memberinya harapan yang sulit didapatkannya.
"Dulu setiap sakit kepala, saya akan berpikir saya mungkin menderita tumor otak, dan jika lengan saya mulai sakit, saya akan berpikir saya menderita kanker tulang," akunya.
"Kekhawatiran bahwa suatu hal telah berubah menjadi sesuatu yang lain terus muncul. Akan tetapi setelah vaksin, meskipun saya belum tahu hasilnya, menakjubkannya, saya tidak memiliki kekhawatiran seperti itu lagi."
Kumar mengatakan dia juga berharap vaksin dapat menghilangkan kecemasan semua wanita.
"Kami harap bisa memberi semua wanita suntikan vaksin sehingga mereka tidak perlu khawatir tentang kambuhan kanker."
Ini sangat penting untuk kanker triple-negative, yang biasanya jauh lebih agresif jika kembali, jelasnya.
"Setelah kami menyelesaikan semua studi klinis yang sesuai, setiap wanita di dunia berpotensi menjadi kandidat untuk vaksin ini," katanya.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement