Moody's Memangkas Peringkat Israel dari Positif menjadi Stabil

Penurunan peringkat juga mencegah sejumlah dana untuk berinvestasi di obligasi pemerintah suatu negara.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 15 Apr 2023, 15:41 WIB
Bendera Israel berkibar di dekat Gerbang Jaffa di Kota Tua Yerusalem (20/3). Gerbang Jaffa adalah sebuah portal yang dibuat dari batu yang berada dalam deret tembok bersejarah Kota Lama Yerusalem. (AFP Photo/Thomas Coex)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan peringkat Moody's menurunkan prospek Israel dari positif menjadi stabil. Ini adalah kemunduran lain bagi ekonomi Israel sejak protes besar-besaran pecah di seluruh negeri bulan lalu, karena usulan perubahan dalam sistem peradilan yang sangat tidak populer di kalangan warga.

Melansir CNBC, Sabtu (15/4/2023), untuk saat ini Moody's menyematkan peringkat A1 untuk Israel. Namun saat peringkat merosot, sebuah negara menghadapi bahaya karena harus membayar tarif yang lebih tinggi kepada calon peminjam.

Penurunan peringkat juga mencegah sejumlah dana untuk berinvestasi di obligasi pemerintah suatu negara. Terlebih lagi, investasi luar dari AS dan Eropa sangat penting untuk kesehatan ekonomi Israel.

"Perubahan prospek menjadi stabil dari positif mencerminkan kemerosotan pemerintahan Israel, seperti yang diilustrasikan oleh peristiwa baru-baru ini seputar proposal pemerintah untuk merombak peradilan negara," mengutip catatan Moody's yang dikeluarkan Jumat, 14 April 2023.

Bursa Efek Tel Aviv turun 14 persen dalam sebulan terakhir, dan sampai saat ini indeks telah kehilangan seperempat nilainya karena investor khawatir tentang kemungkinan perubahan pada sistem hukum yang membuang ekuitas Israel.

Di sisi lain, pemerintah menangguhkan rencana untuk membuat perubahan pada sistem hukum pada akhir Maret di tengah protes yang meluas dan langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh anggota tentara cadangan Israel yang menolak melapor untuk bertugas. Perubahan tersebut, yang masih diharapkan untuk bergerak maju dalam beberapa bentuk, akan memberi pemerintah kendali penuh atas penunjukan yudisial dan sangat melemahkan mahkamah agung negara.

Banyak ekonom terkemuka dan pemimpin bisnis di Israel telah memperingatkan langkah-langkah ini akan sangat merugikan ekonomi, termasuk kepala Bank Israel dan kepala ekonom Kementerian Keuangan Israel, Shira Greenberg, yang memprediksi bulan lalu bahwa lembaga kredit kemungkinan besar akan bereaksi untuk perubahan dalam peradilan Israel. Sementara ketakutan yang meluas di kalangan investor adalah bahwa undang-undang baru itu dikhawatirkan akan membuat investasi di Israel semakin tidak pasti.

Lebih lanjut, peringkat A1 juga mencerminkan pertumbuhan ekonomi Israel yang kuat dan diharapkan akan terus berlanjut. Catatan itu menambahkan, ekonomi Israel telah terbukti tangguh terhadap banyak guncangan ekonomi dan geopolitik selama beberapa dekade terakhir dan telah tumbuh dengan cepat, dibantu oleh industri teknologi tinggi Israel yang kompetitif secara global.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya